Ch.9-Meratapi Nasib

1K 97 2
                                    

"Apa! Gue di peringkat 50? Beneran?!" kagum Cris sangat bersemangat melihat papan mading.

"Kena prank!"

Dengan segera Yana merenggut kebahagiaan itu dari Cris. Pria itu mendadak bungkam setelah gadis itu menyambarkan petir di siang bolong. Raut wajahnya seketika berubah masam. Apalagi dengan temuan nama lain di urutan 50 yang ternyata bukan namanya yang melegenda—Crisian Ferdina Putra, melainkan temannya sendiri, Almahendra(?)

Oka yang tak kuasa menahan luapan tawanya hampir membuat mading di sampingnya roboh. Kanya dan Alma yang jarang mengungkapkan ekspresinya juga terlihat ikut tertawa. Sedangkan Keyra, gadis itulah yang paling menikmati momen memalukan itu. Ia menepuk iba pundak Cris sambil memberinya dukungan moral. Namun, pria itu terlanjur merajuk, sehingga membuat lima sahabatnya kerepotan hingga beberapa hari ke depan.

***

Di mulai dari insiden di mana Cris ditipu oleh Yana, pria itu menjadi pendiam dan menghindari kelima temannya. Hal itu tentunya merepotkan karena merajuknya pria itu seperti anak kecil.

Cris sering menghabiskan waktunya di rumah Keyra. Bukan bermain dengan gadis itu, melainkan mengasikkan diri dengan bersenda-gurau bersama Tante Mika dan Om Kira. Dan anehnya, ketiga makhluk hidup yang disebut manusia itu sangat cocok disandingkan. Bahkan, Keyra dkk. yang berada di satu tempat itu tidak bisa masuk ke dalam obrolan mereka.

"Key, tolong ambilkan camilan yang tadi siang Tante buat. Di lemari bawah yang tengah," suruh Tante Mika di sela-sela obrolannya dengan suaminya dan Cris.

Mereka bertiga terlihat seperti keluarga harmonis. Obrolan yang hanya bisa dimengerti oleh pengagum "Detective Conan" di era milenial ini, seperti Cris yang mengagumi Profesor Agasa; Tante Mika yang mengagumi Kaito Kid (salah satu tokoh yang paling tampan); dan Om Kira yang entah mengapa mengagumi sosok Kagoro Mouri.

Keyra hanya diam dengan langsung berdiri untuk pergi ke dapur. Sementara Yana menemani Alma dan Kanya yang bermain catur, Oka ikut berdiri menyusul gadis itu. Cris yang menyadarinya hanya diam memperhatikan.

"Gimana ke depannya?" tanya Oka yang tiba-tiba sudah berdiri di samping Keyra.

Gadis itu sedikit terkejut, lalu segera menyesuaikan diri. Ia menyiapkan beberapa camilan yang sudah disiapkan di dalam toples sambil menjawabnya, "Kayanya sih sedikit berubah. Karena Crisnya masih ngambek, mau ngga mau nurutin maunya tu cowok."

Selesai mempersiapkan apa yang diperintahkan tantenya, Keyra segera mengambil nampan di hadapannya dan menyuruh Oka untuk membawa sisanya.

"Kamu bawa yang itu," suruhnya.

Setelah menghidangkannya, Keyra segera menarik kerah belakang Cris untuk pergi dari perbincangan mengenai detektif itu. Ia membawa pria itu ke hadapan tiga temannya yang sudah siap menginterogasinya di ruang tamu.

"Apaan sih Lo," ronta Cris karena diperlakukan seperti anak kecil.

"Nah, sekarang waktunya ngerencanain liburan. Ngambeknya ditunda lagi sampe liburan habis, ya?" jelas Keyra mendudukkan Cris di lantai, diikuti ia dan Oka yang juga duduk di sampingnya.

Yana memandang Cris dengan tatapan sangar. Gara-gara pria itu liburannya tertunda. Kulit eksotik yang ia dambakan malah memutihkan dirinya karena banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan.

Sedangkan Alma memandangnya dengan dingin, seakan siap membekukan pria di hadapannya. Liburan gratis yang seharusnya menghasilkan uang, malah membuatnya terjebak di dalam rencana liburan tanpa kepastian.

Berbeda dengan Kanya, gadis itu masih berpedoman pada kebiasaannya, yaitu ikut-ikut saja; tak acuh; dan no comment.

***

Setelah benar-benar gagal pergi ke Bali, akhirnya sudah diputuskan bahwa mereka berenam akan mengunjungi beberapa kebun binatang yang ada di Jakarta dan sekitarnya. Cris sendirilah yang menentukan tempat itu. Lainnya, mereka sengaja tidak memberikan pendapat karena ingin pria itu memilih tempat yang disukainya. Dan tak disangka, tempat yang berisikan binatang-binatanglah yang pria itu inginkan. Padahal mereka sudah khawatir, si pengagum serial "Detective Conan" akan mengajak ke museum-museum bersejarah, di mana mereka sangat tidak menyukai tempat-tempat seperti itu.

"Woah... keren!!" teriak Cris nampak takjub melihat bermacam-macam binatang berkumpul di hadapannya.

Pria itu berlari dari satu kandang ke lain layaknya anak kecil yang baru melihat alam luar. Keyra dkk. bersyukur karena pria itu sepertinya akan mudah diatur di dalam mode cute seperti itu.

"Cris, kalo udah buruan ke sini! Gue laper! Bekalnya gue makan dulu, ya!" teriak Oka.

Cris tidak menghiraukannya dan tetap bermain.

"Kayanya dia salah minum obat penurun syaraf deh," ketus Yana.

"Emang gara-gara siapa tu cowok kaya gitu?" sahut Kanya merebut sandwich di tangan Yana.

Yana hanya pasrah dan mengambilnya lagi. Namun, dengan segera direbut lagi oleh Alma.

"Gara-gara Lo liburan kali ini ngga menghasilkan uang," ketusnya.

Kali ini Yana kesal. Ia pun mengambil nampan berisi potongan-potongan sandwich di hadapannya dan mendekapnya sendiri.

"Key, kalo ntar malem aku kenapa-napa, aku kena santet. Kalo bukan Kanya, ya Alma," tegas Yana menolehkan pandangan pada Keyra dengan serius.

Keyra hanya mengangguk saja. Ia tahu jika hal itu tidak mungkin terjadi. Kalaupun gadis itu sakit atau kenapa-napa, pastinya itu bukan karena santet, melainkan kualat.

Sedikit informasi pemeringkatan:

Arkeyra (5)
Almahendra (50)
Okayama (59)
Kanya (66)
Crisian (88)
Yana (100)

Chapter yang tidak dipublikasikan...

"Ha ha ha.. Gue udah kasih jeda jauh buat Lo!" bangga Oka menepuk-nepuk pundak Kanya.

Kanya hanya tak acuh sambil tetap memainkan ponselnya. Pria itu begitu bangganya dengan keterpautan itu, padahal gadis itu biasa saja. Toh, ada yang lebih menyakitkan daripada peringkatnya yang turun.

.

.

Halo, Guys, kembali lagi dengan Keyra dkk..

Dan sorry ya, Cris, sudah membuatmu kecewa dengan kebohongan Yana.

Jangan lupa like dan komen ya!

Masih diingatkan, "Typo masih menjadi penyakit yang belum ditemukan obatnya!"

I'm a Main Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang