1🥀

46 5 2
                                    

Arabella Zanna, gadis mungil itu tanpa takut berurusan dengan kakak tingkatnya. Ia menatap malas ke arah Sarah, orang yang mengajaknya berduel hari ini.

"Ada masalah apa ya kak?" Ara berusaha menetralkan amarahnya kali ini. Api tidak baik jika di siram dengan minyak, bisa-bisa kebakaran nanti.

"Lo nggak usah kegatelan deh sama pak Aksa, udah tampang burik begini lagi sok-sokan deketin pak Aksa." Sarah meneliti Arabella dari ujung rambut hingga ujung kaki dengan tatapan sinisnya.

Ara mendengus sebal, ya walaupun Sarah itu memiliki tubuh tinggi semampai dan body mirip gitar spanyol. Tetapi dia tidak berhak kan menghinanya seperti itu.

Lagipula sepertinya mata Sarah sudah agak rabun, walaupun Ara itu tidak terlalu tinggi di tetapi wajahnya yang menggemaskan mempunyai daya tarik tersendiri. Kulitnya juga sudah sangat putih tanpa perawatan apapun.

Berbeda dengan Sarah, wajah gadis itu cantik karena buatan bukan alami. Arabella bahkan sangat yakin jika hidung mancung Sarah itu di dapatkan dari hasil operasi plastik. Dan kulit putihnya itu pasti karena skin care mahal saja.

"Maaf ya kak, burik-burik begini masih banyak yang suka kok."

Arabella mengibaskan rambut sebahunya manja. Ia tidak berbohong kok, buktinya banyak kakak tingkatnya yang berulang kali menyatakan perasaan kepadanya, tetapi ia tolak mentah-mentah karena hatinya sudah milik seorang Aksara Narendra, salah satu dosen di kampusnya.

"Songong banget ya lo!"
Sarah berteriak marah kepadanya.

"Kalo udah nggak ada perlu, saya permisi dulu ya kak." Saat Arabella melewati Sarah, tiba-tiba Sarah menarik rambutnya kasar.

Arabella masih mendiamkannya, jika ia mau sudah dia hajar wanita ular ini.

Karena Arabella tidak merespon Sarah bertambah geram sehingga menambah kekuatan untuk menarik rambut Ara.

Arabella langsung berbalik spontan, sehingga jambakan di kepalanya terlepas.

"Kak Sarah kalo mau ngajak berantem jangan tanggung-tanggung dong." ucap Arabella dengan nada menjengkelkan. Kali ini kesabarannya sudah habis.

Arabella menyingsingkan kemejanya hingga siku, mengambil ancang-ancang untuk menghadapi wanita ular di hadapannya.

"Sini maju kak." Tantang Arabella. Koridor yang tadinya sepi kini juga sudah mulai ramai, di penuhi oleh mahasiswa yang ingin menyaksikan mereka berdua berduel.

Adegan jambak-jambakan pun tidak bisa di hindari lagi, entah sudah berapa helai rambut yang sudah terlepas dari kepala mereka. Orang-orang yang menyaksikan mereka pun mendadak menjadi suporter dadakan.

"BERHENTI!"

Suara itu seolah menghentikan waktu. Semua orang di sana menatap takut ke arah orang yang menjadi alasan Ara dan Sarah bertengkar.

"BUBAR SEMUA!"
Perintah bernada tegas itu berhasil membubarkan semua orang yang berada di sana, terdengar bisik-bisik kesal karena kedatangan dosen tersebut adegan jambak-jambakan itu harus terhenti.

"Arabella dan kamu, silahkan ke ruangan saya!" Tunjuk Aksa kepada dua mahasiswinya.

...

Arabella tampak sangat bahagia bisa melihat pujaan hatinya hari ini. Walaupun dengan kejadian yang cukup menjengkelkan dulu.

Berbeda dengan Ara, wajah Sarah tampak pucat saat dosen tampan itu menatap tajam ke arah mereka. Walaupun tampan wajah marah Aksa sangat membuatnya takut.

"Sa..ya nggak salah pak. Ara duluan yang ngajak berantem."

Sarah ingin segera keluar dari kandang macan ini, sehingga ia lebih memilih menumbalkan Arabella yang penting dirinya selamat.

Bagaimana Mas?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang