🌺🌺🌺______________________________
Perjumpaan yang sederhana.Kota ini sedang dilanda gerimis tatkala jalan hidupku ditakdirkan untuk berubah selamanya. Adalah matamu yang pertama kali berbicara menembus pertahanan ku secara membabi buta.Kau diamkan tanganmu di dalam jabatanku selama beberapa detik. Aku idamkan tanganku didalam genggamanmu untuk selamanya. Segala keteraturan yang dibangun selama ini, contoh dalam sekejap. Padahal, perjumpaan kita begitu sederhana tidak sedramatis kisah-kisah yang di dongengkan para pujangga. Meski begitu bahagia kau istimewa, melebihi apa yang mampu digambarkan susatra. Bahkan aku yakin kau bukan manusia biasa. Mungkin aku adalah malaikat yang sedang menyamar, diturunkan bersama lusinan bon atom yang meledakan dimensiku Dan aku hanya bisa pasrah membiarkan perkenalkan kita dimulai.
Hey! Jangan dulu pergi.Aku tidak ingin pulang ke rumah lalu berlama-lama menatapmu membeku di layar ponsel. Kau terlalu indah untuk kubiarkan berkeliaran dilinimasa. Sudah duduk saja di sebelahku, hingga di penghujung zaman bila perlu. Aku takkan keberatan, jangan tanya kenapa. Logika telah mati. Masukkan saja pertanyaan muluk itu pada jantungku yang berdebar saat tenggelam dalam senyumanmu (meski ku tahu senyumanmu untuk saat ini hanya basa-basi normatif). Tumbuh harapan dalam hatiku; berharap kelak dapat ketemui senyumanmu yang sesungguhnya. Dan jika tidak berlebihan, akulah orang yang membuatmu tersenyum.
Kau pun pamit undur menyisakan wangi yang pekat mewarnai udara. Tanpa mau bertanggung jawab, kau narkotik maka kau adalah bandarnya. Jika kasmaran adalah pecandu yang rela menggadaikan jiwa demi menatap matamu sekali lagi.