Hari 7 PERTENGKARAN

6 1 0
                                    

Hari 7 DONGENG ITU BERJUDUL MATEMATIKA (PART 3)
Bab 2 Part 3

   
***Sebuah pertengkaran terjadi akibat kesalahpahaman, aku yang begitu labil bahkan egois lebih percaya akan apa yang teman katakan.

  "Azkia, kamu tahu enggak? kemarin sore, Kak Nisa bikin status tentang Kak Ferdian, keknya orang itu dah pacaran."

  "Iya Azkia, bahkan Kak Ferdian dah pacaran entah baru semester ini atau sudah jalan satu tahun," ucap temanku bertubi-tubi memberi kejelasan seakan yang mereka katakan adalah kenyataan. Entah perasaan apa yang sedang kuhadapi saat mendengar itu, hanya saja aku sedikit benci mendengarnya. Oke, tak butuh waktu lama dengan sedikit perselisihan dengan Ferdian, jari-jariku mulai mengetik sebuah kalimat perpisahan kepadanya.

  Air mata tak berhenti mengalir membasahi wajah, aku menangis tapi tak tahu apa sebabnya. Pikiranku kalut, dan rasaku semuanya berakhir ambigu. Berminggu aku pendam perasaan tanya ini, akhirnya ku beranikan diri bertanya kepada Kak Nisa "Dek, waktu itu hape Kak titipkan sama orang karena Kakak mau tampil teater. Ternyata hape Kakak dibajak, dan baru tahu semuanya pas sore menjelang maghrib." Lengkap sudah perasaan bersalahku padanya, ku ketik sebuah pesan permintaan maaf kepadanya, namun, berakhir tak ada balasan.

  "Aku aneh ya? Aku tak punya hubungan apapun dengan Kak Ferdian, tapi berani menuduh dia pacaran. Aku terlalu agresif, untuk sesuatu yang belum terdapati," ujarku tertawa. Az-Zahra hanya menatap iba kepadaku.

  "Sudahlah lupakan dia, kamu tak cocok untuknya," dengan tersenyum jari-jemarinya menghapus air mataku.

  "Syukran ukhti," balasku.

  Aku tersenyum melihat komentar dari seseorang yang selalu ku tunggu dipostingan Facebook [Terdapat dua metode yaitu Eliminasi (menghilangkan) dan Substitusi (menggantikan). Metode yang tepat adalah menggunakan keduanya. Karena jika kita kehilangan maka harus mencari yang lain untuk menggantikan.

  "Ya, kamu benar. Barangkali dengan hadirku bisa membuatmu melupakan dirinya," terkirim kata-kata dari seberang sana. Namun, entah kenapa aku tersenyum membacanya.

  Puluhan hari telah ku lewati, beragam kisah telah ku jalani. Kini aku sebagai tokoh utama, tak menginginkan akhir kisah yang menyedihkan. Rindu ini semakin mempersulitku, rasa bersalahku tak berhenti menghantui. Ketika sebuah tatapan bertemu, ku putar tubuh 180° untuk segera melarikan diri dari sosoknya. Rasa malu untuk sesuatu yang terjadi antara aku dan Ferdian. Aku memilih menghilang dari sosoknya dan corona membantuku bersembunyi untuk beberapa bulan belakangan ini. Kini aku berada di semester 2, dan sedikit-sedikit aku mulai menyukai matematika sesungguhnya.

Matematika Itu RomantisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang