18

412 61 16
                                    

" Ini terjadi karena keraguanmu!" ucap Mew kesal

"Prank!" Mew melempar gelas wine yang ada ditangannya

"Semua ini terjadi karena keraguanmu... Akan kupastikan dia menemukan manusia itu.." ucap Mew dengan wajah marah, ia melirik kearah ranjang dimana Perth tertidur dan belum bangun.

##

Saint duduk di ruang guru yang telah sepi, ia mulai membuka map yang berisikan lembaran informasi dan catatan mengenai vampire. Perlahan Ia membaca tulisan dan melihat gambar-gambar yang cukup mengerikan.

' Karakteristik dan poin kelemahan vampir'

'Rupa mereka sama seperti saat mereka mati. Tidak menua dan abadi'

Hal ini mengingatkannya saat-saat terakhir ia bersama dengan Ae di SMA dan kemudian bertemu kembali dengan Perth. Wajah mereka yang sama, senyum mereka, dan bahkan usia mereka, walau sudah 10 tahun berlalu. Tidak ada yang berubah dengan rupa Ae atau Perth saat ini. Semua memori kebersamaannya dengan Ae dan Perth kini berputar kembali. Apakah mungkin?

"Rupa mereka tetap sama" gumam Saint

.

.

"Perth masih belum pulang..." ucap ibu dengan sedih dan khawatir, kini Kao, ibu dan kakek duduk bersama di ruang makan.

"Ya" kakek mengangguk, " Bukannya dia sekolah?" tanyanya

"Itu yang kutahu" sahut Ibu, namun perasaannya tetap saja khawatir, entah karena apa.

"Apakah dia marah dengan kita?" Tanya Kao dengan sedih

"Tidak mungkin. Perth adalah salah satu anggota keluarga kita" ucap kakek menyakinkan

"Ya" sahut ibu mengangguk

"Apa rahasianya sudah diketahui oleh yang lainnya?" Tanya Kao

"Rahasia?" Tanya kakek balik.

"Phi Perth punya kekuatan magis" jawab Kao dengan bangga, membuat ibu dan kakek tertawa mendengarnya.

"Omong kosong apa yang kau katakan... dia pasti sedang ada masalah pribadi. Makanya dia mau sendirian dulu sekarang. . Emm.. contohnya. Dia sedang patah hati.." ucap ibu, ibu pikir itu adalah alasan yang paling mungkin.

"Ya! Pasti itu alasannya. Semua orang juga butuh waktu sendirian untuk saat seperti itu.." sahut kakek

"Ya. Jadi... jangan khawatir" ucap ibu sambil tersenyum, meskipun ibu dan kakek berkata dan tersenyum seperti itu namun raut wajah khawatir tidak bisa dibohongi terlihat disana.

"Oke" ucap Kao, tidak ada pilihan lagi.

"Baiklah. Ayo kita makan malam" ajak ibu memulai makan, sudah ada banyak makanan tersaji di meja, ibu  menyiapkan untuk Perth juga.

"Selamat makan" ucap semuanya dan mulai menyendok nasi dari piring masing-masing, namun saat melihat piring yang tersaji untuk Perth, mereka bertiga terdiam sesaat.

.

.

.

Pond dan ping masih bertahan di sekolah, kini mereka berjalan di lorong yang telah sepi karena hari beranjak sudah malam.

"Dengarkan... jangan lihat matanya. Karena pikiranmu akan dikontrol olehnya" Ping menjelaskan pada Pond.

"Aku mengerti" sahut Pond

"Sekali dia pergi dari sini, semuanya akan kembali seperti semula" ucap Ping

"Aku akan melakukan persiapannya sekarang" sahut Pond, ia berhenti melangkah membuat Ping juga berhenti, mereka saling menatap.

Vampir Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang