BAB 38 SELENTINGAN

32.1K 4.3K 358
                                    

"Matre banget kayaknya ya? Udah jadi istri dari Big Bos masih maksain kerja. Dia juga kayaknya deketin anaknya. ckckck serakah..."

"Pake pelet apa ya? Bapak ama anak kok bisa kena semua?"

Aku masih bersembunyi di toilet saat mendengar percakapan dua wanita di luar sana. Bukan aku merasa terkenal, tapi mereka itu memang sedang bergosip tentangku. karena...

"Kriwil, pendek gitu, beuuuhh mana cowok-cowok bagian kreatif tuh kayak jatuh cinta sama dia juga. Padahal si Hafidz sama Burhan itu kan tampang udah kayak model-model berjalan gitu. Kok bisa naksir juga ama dia? Ampuh banget."

Aku terduduk di atas toilet. Lemas sudah badanku. Baru saja aku muntah-muntah lagi, eh dengar gosip di luar seperti ini. Yah memang banyak yang iri dan mencibir. Apalagi Tower ini kan di huni ratusan orang, dari berbagai perusahaan dan mereka semua kenal dengan Abyan sebagai pemilik tunggal. Maka tak heran jika ada yang berkata seperti itu. Siapalah aku ini, cewek mungil dan kriwil. Aku malas untuk keluar dari toilet. Aku sudah lemas dan tak punya daya. Kepalaku berdenyut. Belum lagi nanti memergoki para penggosip di luar sana yang membuat aku makin kesal. Akhirnya aku membuka ponsel.

Grup Weka-weka

Ayu Biru : Ada yang sedang di toilet lantai 1 nggak?

Hafidz : Kenapa Bu Bos?

Burhanudin : Lu ngilang di sana?

Miko : Aku...

Angga : Mom ngapain di toliet lantai 1?

Ayu Biru : Miko, jemput aku dong

Mr Aby : Kamu kenapa?

Miko : Siap Bu bos.

Aku langsung memasukkan ponsel di saku celanaku dan kini perlahan membuka pintu. Ah untung saja dua penggosip tadi sudah pergi. Lalu segera keluar dari toilet wanita dan tepat saat Miko juga keluar dari toilet pria. Dia menatapku dengan khawatir.

"Kamu pucat Biru. Ada apa?"

Aku langsung menghembuskan nafas dengan lega. "Ehm nanti aku ceritain, anterin ke ruangan kreatif ya? Kayaknya aku bakal pingsan kalau enggak ada yang nemenin."

Mendengar itu, Miko langsung menganggukkan kepala dengan cepat. Lalu ponselku tiba-tiba berdering. Aku mengambilnya lagi dan kini menjawab panggilan dari Abyan. Kami melangkah keluar dari toilet dan menuju lift.

"Ya Halo.."

"Sayang, kamu kenapa?"

Suara Abyan di ujung sana terdengar khawatir.

"Enggak Bang, cuma agak pusing. Makanya minta temani ini. Biar nggak pingsan."

Abyan tampak mengerang di ujung sana, pasalnya dia sekarang sedang ada di Yogya. Tadi pagi terbang ke sana karena mengurus proyek baru. Aku sendiri tetap ingin bekerja, alih-alih cuma mengekorinya ke sana sini. Apa kabar aku kalau seperti itu?

"Kamu pulang sama Angga. Suruh dia nganterin kamu ke dokter."

"Iya Bang."

Aku menyudahi telepon Abyan karena akan masuk ke dalam lift. Miko sudah memencet tombol lantai ruanganku dan dia. 

"Kamu beneran udah periksa? Nggak jadi hamil?"

Pertanyaan Miko itu membuat aku menoleh ke arahnya. Ada tatapan tulus kepadaku.

"Belum periksa sih, cuma udah aku test gitu. Tapi kok ini masih mual-mual terus."

Miko menatapku penuh perhatian "Periksa Biru. Jangan di sepelein."

JODOH RASA DURENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang