Continue...
Gadis itu menerima uluran tangan pemuda didepannya sembari berkata,
"Vanilla, panggil Nila saja."
Lalu mereka saling melepas genggaman tangan tersebut.
"Kenapa kau bisa ada disana?" Tanya gadis itu menggunakan bahasa yang mudah pemuda itu pahami.
"Di pembelokan sebelum jalan itu, aku kecelakaan dan mobilku rusak sangat parah disana jadi aku meninggalkannya dan mencari pertolongan kepada orang-orang tapi tak ada siapapun yang berada disana." Jelasnya.
"Dan tadi...aku menemukanmu berdiri ditengah jalan itu jadi aku menghampirimu." Tambahnya lagi.
Raut wajah gadis itu sedikit terkejut dengan penuturan pemuda itu.
"Ka-kau...habis kecelakaan?" Pemuda itu mengangguk.
Lantas gadis itu langsung saja mengecek setiap tubuh pemuda itu dan ia mendapatkan kepala, lengan dan lutut pemuda itu berdarah.
Kenapa ia baru sadar sekarang.
"Kau terluka sangat banyak dan darah terus keluar dari sana, lebih baik kau kerumah sakit sekarang." Ujarnya sembari menunjuk luka-luka yang berada ditubuh pemuda itu.
Pemuda itu meringis kesakitan, lalu ia menggeleng.
"Aku tidak akan diterima dirumah sakit karena aku tidak memiliki identitas dinegara ini." Balasnya.
"Kau kan punya pasport?"
"Aku tidak memilikinya, pasport ku ketinggalan dihotel."
"Kalau begitu kita kita ke hotelmu sekarang juga, dimana alamatnya? Aku akan menghubungi taksi."
Lagi lagi pemuda itu menggeleng, "itu yang aku tidak tahu, aku lupa alamat hotelku dan...nama hotelnya." Jawabnya lirih sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Gadis itu menganga tak percaya, lalu bagaimana ia bisa mengantarnya pulang?!, Pikirnya.
"Lalu bagaimana?!" Tanyanya sedikit membentak.
Pemuda itu diam, takut salah bicara jika ia menjawab. Tatapan gadis itu kembali pada luka yang berada di tubuh pemuda itu. Lalu ia pun bangkit dari duduknya dan masuk ke dalam supermarket.
"Mau keman-
Belum sempat ucapannya terlontar, gadis itu sudah lebih dulu meninggalkan pemuda itu disana. Dikursi dan meja yang memang disediakan oleh supermarket tersebut.
Disisi lain, gadis itu mengeliling didalam supermarket untuk mencari obat merah, plester dan alkohol untuk membersihkan luka pemuda itu. Setelah mendapatkannya, ia pun berjalan ke arah kasir.
Penjaga kasir itu menatap gadis itu dengan tatapan yang aneh dari semenjak ia baru saja masuk kedalam, mencari obat-obatan, dan membayarnya ke kasir.
Gadis itu pun tau jika ia sedang ditatap, yang mrmbuatnya bingung mengapa penjaga kasir itu menatapnya dengan tatapan yang aneh.
Apa ada sesuatu yang aneh darinya?
Memutar bola matanya malas, gadis itu bertanya, "berapa?" Karena sedari tadi penjaga kasir itu hanya terus menatapnya saja tanpa melakukan pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who U Are? | Jjk
Fanfiction[SHORT FF AREA] Pertemuan aneh dalam jangka waktu yang panjang. Moment sementara tapi begitu berharga. ✓typo bertebaran ✓tulisan sulit dipahami ✓tiap part berakhir ngegantungin:) don't like? don't read it and make it easy. Enjoy my story!