part 20

352 22 0
                                    


Ku harap ini bukan akhir

Giselle termenung disamping makam yang berselimut rumput hijau nan asri.

"Jika ada satu-satunya hantu yang ingin aku temui di dunia ini, aku harap itu kamu" Giselle menaruh sebuket bunga mawar putih ditengah pusara Azriel.

Azriel adalah satu-satunya teman Giselle sewaktu kecil, dia meninggal akibat kecelakaan. Sejauh ini Giselle tak pernah bertemu dengan hantu Azriel, mungkin Azriel tidak terlalu banyak dosa hingga arwahnya langsung ke langit, Giselle tidak paham akan hal itu.

-

Malam ini ada perjanjian bertemu, akhirnya orang-orang dewasa yang terlalu besar ego bisa dipersatukan.

Jhonson, Feranic, Desi berkumpul menjadi satu.

Di sebuah restoran mereka akhirnya mau bertemu untuk membahas keluarga Adhitama.

"Maaf saya telat" Giselle menarik kursinya dan duduk.

"Jika bukan karena mu, keluarga ini tidak akan berkumpul kembali"sambut Feranic pada Giselle.

"Mungkin ini sudah takdir, Tuhan memberiku berkat yang luar biasa sehingga aku bisa berkomunikasi dengan Dylan"

"Lalu apa yang kamu inginkan?"Desi to the point.

Dylan datang dan langsung masuk ke tubuh Giselle.

"Saya ingin keluarga ini tetap ada, saya ingin keluarga ini tidak menghilang, saya mencintaimu Feranic, Tante Desi dan semuanya. Saya mohon berkumpulah seperti dulu. Tidak ada keluarga yang hilang lagi... Dan untukmu Jhonson saya senang bertemu denganmu, saya senang bisa mengetahui siapa ayah saya sebenarnya. Terima kasih Giselle saya mencintaimu dan tidak akan melupakanmu..... Hheerrrkkkkkkkk" tubuh Giselle mendongak ke atas matanya melotot dengan mulutnya yang menganga seolah ingin mengeluarkan sesuatu "hheerrrrrrkkkkkkkk" semua orang memegang Giselle. Giselle melemah air matanya turun.

"Aku pergi..." Lambaian tangan itu terlihat begitu indah menuju terang bersama dengan sosok wanita menyeramkan yang menjadi cantik mungkin itu ibunya Dylan. Dylan tersenyum ke arah Giselle.

Setelah pertemuan itu....
Semua sudah saling memaafkan satu sama lain, Desi sudah meluruhkan egonya dan menerima Feranic sebagai saudara angkatnya. Jhonson pun sudah mengakui keberadaan anaknya Dylan dan sering mengunjungi makamnya untuk berdoa.

"Dy, terima kasih pernah hadir." Giselle mengusap batu nisan bertuliskan Dylan Adhitama yang ditunjukkan Desi padanya. Makam yang tadinya hampir tak terawat sekarang kembali kami rawat, semua keluarga Adhitama kini berkumpul untuk merawat makam keluarga Adhitama.

Sebulan setelah kejadian itu semuanya damai, ada rasa yang tenang namun kosong. Ini belum selesai masih ada kisah Laura yang belum terpecahkan.

Dan Giselle masih mencurigai Aldo, kisah Debora juga masih menjadi misteri.

Walau keluarga ini kembali hangat, Aldo tidak pernah sekalipun terlihat dirumah Desi. Feranic dan Desi menjadi akrab mereka sudah seperti saudara saling melengkapi satu sama lain karena mereka berdua lah satu-satunya keluarga Adhitama yang tersisa.

Ketika kami sedang berkumpul, segerombolan polisi mendatangi rumah Desi.

"Saudara Aldo"

Samar Giselle mendengar suara polisi dari teras rumah.

Suara menjerit tangis Desi ikut menggema.

Aku berlari ke depan, aku temui Desi yang melemah dipapah oleh Feranic disampingnya.

Dipersidangan Bu Angel menjelaskan kronologinya sebagai saksi.

Aldo terbukti bersalah atas pembunuhan Debora.

Laura hamil dan Aldo tidak mau bertanggungjawab, Laura memilih untuk bunuh diri. Saksi dari kejadian itu adalah Debora. Debora teman satu bangku Laura pasti tahu permasalahan Laura dan Aldo. Aldo sering membentak dan menghindari Laura, semenjak tau Laura hamil.

Setelah kejadian bunuh diri itu, Debora diteror Aldo untuk tidak memberitahu siapapun tentang motivasi Laura bunuh diri. Debora tretekan dengan teror yang sering diberikan Aldo, Debora menjadi sering melamun sampai kesurupan, melihat Debora menjadi akrab dengan Giselle, Aldo menjadi was-was. Karena itu, Aldo merencanakan pembunuhan Debora yang terlihat seperti bunuh diri. Aldo memaksa Debora untuk bunuh diri.

Tepat tengah malam disekolah, Aldo menyekap Debora.

"Sumpah Aldo, aku tidak akan memberitahu siapapun termasuk Giselle!"

Aldo menjambak rambutnya gusar, Aldo kalang kabut.

Aldo menarik Debora memaksa Debora menaiki tangga dan mengikat tali dilehernya. Setelah itu, tangga yang Debora naiki Aldo singkirkan Aldo melihat Debora kejang kehabisan nafas tergantung di ring basket sekolah.

"Aaaaaaaaa..... !!!!" Suara seseorang berteriak histeris melihat kejadian itu.

"Bu Angel?" Ucap Aldo lirih. Bu Angel yang sedang lembur disekolah melihat kejadian itu.

Bu Angel langsung dikejar Aldo dan mengancamnya.

"Salahkan Giselle! Giselle pelakunya!" Gertak Aldo pada Bu Angel. Giselle dikambing hitamkan pada masalah ini.

Aldo menulis secarik kertas seolah-olah kertas terakhir sebelum Debora bunuh diri. Bu Angel masih syok dan menuruti kemauan Aldo untuk menyalahkan Giselle.

-

"Maafkan saya Giselle, begitulah ceritanya yang saya tau. Tapi saya tidak bisa terus berdiam membungkam kebenaran ini"jelas Bu Angel pada Giselle.

"Saya bahkan dianggap gila oleh sebagian orang karena tuduhan Aldo, tapi saya bisa membuktikan dari hasil tes kejiwaan bahwa saya baik-baik saja. Hingga akhirnya saya bisa mengungkap kebenaran ini"

Angin berhembus begitu kencang, dua wanita cantik tersenyum ke arah Giselle.

"kami sudah ikhlas, kebenaran sudah terbuka. Terima kasih Giselle"

Keduanya menghilang bersama-sama, ya Debora dan Laura.

-

Aldo dijebloskan ke dalam penjara. Desi sempat syok dan tak mau menengok Aldo. Sampai akhirnya semua sudah pasrah dan ikhlas.

Sekarang saya tau kunci dari kebahagiaan dan ketenangan hanya dengan ikhlas

Tamat

My boyfriend is ghost ! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang