#2-

111 28 6
                                    

Tiada hari tanpa masalah tiada hari tanpa makna, kesimpulannya ambil hikmah dari masalah mungkin itu jalan kehidupan yang penuh makna
~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kau tak bisa menyerah begitu saja dengan meninggalkan harapanmu yang gagal, padahal besok kamu mampu bersinar.
.
.

.
"Anj sakit tau, jalan tuh liat liat dulu." Bentak ku kepada seseorang yang menabrak ku.

"Emang kenapa?." Jawab seseorang lelaki.
.
Lalu aku melihat wajahnya,Badannya agak tinggi dan tegap,Oh tidak! Itu Pak Herman salah satu guru yang paling killer di SMA ku.
.
"Eh?!."
Aku kaget setengah mati, rasanya ingin menghilang Saat itu juga.

"Eh Pak Herman, hehe salah aku pak tadi soalnya aku ga liat liat kalo ada bapak." Jawabku.

"HEH! ngomong apa tadi kamu!, punya mulut kok ga pernah di jaga!!, Kamu itu cewek!, Anggun lah sedikit jadi cewek, Siapa yang mau sama kamu kalo bahasa nya seperti ini?!." Bentak Guru tersebut.
.
'Ye pak gausah pake acara ceramah, pasti abis ceramah nama gue dibawa bawa ke guru-guru BK.' gerutu ku dalam hati sambil memegangi kepalaku.
.
"Ah iya deh pak Ella minta maaf ya sekali lagi." ujar Ella sambil sedikit tertawa dan menyesal.
.
'Aaaa sial kenapa sih gue hari ini" gerutu ku.'
Aku sangat tidak menyangka bahwa banyak yang melihat kejadian ini, oh tidak pasti habis ini aku jadi bulan bulanan di kelas, Semoga saja tidak terjadiii, Aamiin.
.
.
Aku duduk di kelas dengan wajah datar, dan masih mengingat kejadian yang sangat memalukan tadi...
.
"DUWARRRR!." Naya mengagetkanku

"Anj." Aku pun terkejut
"Astaghfirullah." ucap ku secara bertahap

"Hehe maap,Eh btw lu tadi kena oceh Pak Herman ya?." Kata Nina sembari tertawa kecil melihat tingkah sahabatnya.

"Iya kenapa?!."
"Kenapa? Lu iri?!."

"Anjir ngapain gua iri cuman kek gitu doang, MAMPUSSSS LU1!1!1!1!1."

"Bangke, diem lu mau gue gampar ha?!." Teriakku Kesal, wajar saja keadaan lagi begini siapa yang tidak kesal?! Baru saja masuk ke kelas 11 sudah begini.

"Ampun Tante, eh daripada kita di kelas ini mending kita keluar aja, sambil main sama Christina dan Nina gimana?." Ajak Naya.

"Yok lah njing, gue bosen di kelas ini, muka nya kek tembok semua alias datar" ledek aku terhadap teman - temanku.
.
Aku pun melihat Christina dan Nina sedang duduk bersama di bawah pohon rimbun dekat lapangan Basket.
.
"Woi." Sapa ku kepada Christina dan Nina.

"Woi slur, apa kabar." Jawab Nina dengan santai.

"Kalian bosen juga ga dikelas? kalo gua sih bosen banget masa disitu cuman si Naya aja yang ngajak ngobrol gua kan ga asik."

"Sama nih la, gua juga bosen dikelas, mereka mending baca buku daripada ngobrol, sumpah pengen balik lagi ke kelas 10.7 aja kalo gini." Balas Christina dengan wajah yang kesal.

"Yaudah lah terima aja, siapa tau kalian bisa akrab sama temen temen di kelas kalian." Jawab Naya sambil tertawa kecil.

"LU MAH ENAK ADA ELLA, LAH GUA SAMA TINA, MAU MAIN SAMA SIAPA, YE KALI GUA MAU NGOBROL SAMA DINDING KELAS?!." Gas Nina dengan penuh emosi.

"Udah udah jangan berantem woi, gua aja pusing, ya walaupun di kelas ada Naya, tapi masa gua cuman temenan sama Naya?, Ntar juga kita ini mulai terbiasa dengan keadaan kelas." Jawabku mengakhiri obrolan mereka yang sangat  tidak berfaedah tersebut.
.
"Jalan-Jalan keliling sekolah yok, kan hari ini ga belajar juga, daripada kita cuman duduk di bawah pohon, kita liat adik kelas lomba yuk." ajak Christina.
Christina pun mengajak kami berkeliling sekolah yang lumayan luas ini.
.
.
.
Saat berjalan, Aku pun mulai merasa haus dan lelah,Ya mungkin faktor cuaca yang sangat panas di hari itu,Lalu aku pun mengajak Naya untuk kembali ke kelas...

"Naya, kita ke kelas yok, gue haus mo ambil minum, uang gue juga ketinggalan di tas, temenin ke kelas yokkkk." ajak ku kepada Naya.

"Ayo lah, gue juga haus, eh gue minta minum lu ye, soalnya gue lupa bawa minum hehe." pinta Naya terhadap ku.

"Iya, iya tenang aja."
.
Sesampainya di dekat kelas, pun melihat sesuatu yang sangat tidak terduga...

"Naya, keknya kelas kita masuk deh." jawab ku terbata-bata.

"Eh La, kek nya iya deh. Soalnya l-liat ada Pak Rahmat."

Pak Rahmat, Seorang guru IPA legend (kalo kata kakel). Kalo lagi ngehukum murid ga pernah ada rasa kasihan

"PAK RAHMAT?!, Serius lu?!." Tanya ku.

"Iya serius ngapain gua boonggg, emang kenapa La?."

"Lu ga tau?! Pak Rahmat yang itu loh, yang pernah marahin si Deann pas kita ujian kelas 10 kemarennnnn." Jawab ku terhadap Nina yang mungkin lupa.
.
Flashback!

"HEH KAMU YANG COWOK, SINI."
.
Dean Tidak mengetahui bahwa sebenarnya dia yang dipanggil Pak Rahmat.
.
'Plakkkkk'
Terdengar bunyi tangan Pak Rahmat yang menampar wajah Dean dengan amat keras.

Dean pun kaget bukan main, Dia tak tahu salah dia apa, sambil memegangi pipinya Dean melihat wajah Pak Rahmat.
.
"KAMU INI SAYA PANGGIL PURA-PURA GA DENGER YA!, TELINGA KAMU DIMANA HAH?!"
"CEPET PEL-IN TERAS INI, JADI COWOK KOK PEMALES BANGET, JOROK BANGET KELAS KALIAN INI YAH MASA BEKAS TANAH DIMANA MANA!, CEPAT PEL!."

Flashback End
.
"LAH IYA YA, MATI LAH KITA, GIMANA NIH LA?!, MANA BARU MASUK KELAS 11 LAGI, GUE GAMAU YA NTAR MASALAH INI SAMPE DI KASUSIN PAK RAHMAT!."

"Tenang aja Naya, kita tunggu sampe bapak itu keluar, sementara itu kita duduk di gazebo belakang kelas, ok?." Jawab ku menenangkan Naya yang sangat panik.

Lalu ternyata!!!...

-Bersambung

SENANDIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang