Tatapan kosongnya terpaku ke arah cermin di kamarnya. Juyeon baru selesai membersihkan dirinya dan sekarang ia hanya menggunakan bagian celana dari seragam sekolahnya semata. Fokusnya kali ini ke arah bagian atas tubuhnya yang tidak terbalut satupun kain penutup. Memperlihatkan beberapa bagian tubuhnya yang penuh akan bercak kemerahan yang nyaris sudah membiru.
"Lo masih lama nggak, Ju? Udah hampir telat, nih," Panggil Younghoon dari luar.
Namun, Juyeon seakan menulikan telinganya. Concealer yang biasanya ia gunakan sebagai alat untuk menutupi bekas tersebut telah habis semalam dan Juyeon terlalu sibuk untuk mengingat agar membeli itu saat pulang sekolah kemarin.
Satu-satunya cara yang terlintas dipikirannya saat ini adalah memakai kembali hoodie abu-abu yang sering ia gunakan saat sedang musim dingin. Tapi, untuk sekarang, apa itu tidak membuatnya menjadi objek perhatian nanti saat di sekolah?
"Ju, cepetan, woi!"
Juyeon langsung tersentak. Buru-buru ia meraih dan memakai seragam sekolahnya dan tak lupa untuk memakai tas punggungnya serta mengenakan hoodie seperti yang tadi sudah ia rencanakan.
Awalnya Younghoon ingin kembali mengetuk pintu kamar Juyeon sebelum telinganya mendengar bunyi knop pintu yang terbuka dan menemukan sosok sang adik tiri yang dibenaknya terlihat lebih mencolok dari biasanya.
"Ayo, kak! Kita pergi sekarang—" Juyeon baru saja ingin melangkah pergi mendahului sang kakak, namun Younghoon sudah terlebih dahulu menahannya dengan mencengkram kuat pergelangan tangannya.
Di tatap sedemikian rupa oleh Younghoon tentu saja membuat Juyeon merasa gugup. Terutama kakaknya itu memandanginya dengan tatapan menelisik seakan merasa ragu akan tingkah Juyeon.
"Di luar tuh lagi panas banget, ngapain lo pakai hoodie setebal ini ke sekolah?" Tanya Younghoon heran.
"Aku lagi nggak enak badan, kak." Juyeon mengalihkan pandangannya ke lain arah. Akan tetapi, obsidiannya dibuat melebar ketika tangan Younghoon saat ini berada tepat di atas dahinya. "Suhu lo normal gini sakit dari mananya?"
Juyeon menggembungkan pipinya sendiri mendengar Younghoon yang sedari tadi terus mengelak semua yang ia ucapkan. "Terserah kalau nggak mau percaya!"
Yang lebih tua menggelengkan kepalanya berulang kali ketika melihat Juyeon yang saat ini melangkah pergi mendahuluinya. Ia sempat melihat ekspresi apa yang Juyeon keluarkan sebelum pergi.
"Ngambek lo?" Kemudian, menggaruk lehernya sendiri dengan canggung ketika Juyeon sama sekali tidak menggubris pertanyaan darinya. "Bocah," Gumamnya nyaris tanpa suara.
.
[Limerence]
."Unik banget adek lo musim panas gini pakai hoodie," Celetuk Kevin seraya tertawa nyaring. "Mana mencolok banget pula," ujarnya sambil menggelengkan kepalanya berulang kali.
Younghoon menaruh tasnya di atas meja. Kemudian, beralih menatap ke luar jendela dimana Juyeon tengah berjalan dengan langkah gontai ke kelasnya tanpa menghiraukan beberapa siswa lain yang tengah melihatnya dengan berbagai macam ekspresi.
Kedua bahunya terangkat, memilih acuh akan apa yang terjadi kepada adiknya. "Tugas udah lo kerjain belum? Gue nyontek punya lo, ya?" Pinta Younghoon yang perlahan mulai tersenyum begitu Kevin memberikan bukunya.
"Lah, itu Juyeon gimana?" Tanya Kevin yang masih belum percaya jika Younghoon tengah mengabaikan itu semua. Tidak seperti biasanya, tentu saja. Dimana Younghoon pasti akan bertindak semaunya untuk membela adik tirinya meskipun kesalahan itu ada pada Juyeon.
"Urusan dia," Gumam Younghoon seadanya. Lelaki itu memutuskan untuk kembali fokus menyalin tugas milik Kevin sebelum bel masuk berbunyi.
"Tumben."
.
[Tbc]
.Chap sebelumnya alur mundur ya, yang ini udah maju, oke?
Jan lupa tidur. See ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence +Sangju
Fanfiction#1 - sangyeon (29/10/2024) Semuanya bermula dari Sangyeon yang menikahi Eunseo. [Lee Sangyeon - Lee Juyeon]