WYBM || BAGIAN 19

4.5K 397 45
                                    

"Haha sumpah si Panji kalau tidur ngorok?"

Tawa terdengar dari meja dimana Velibra, Vero, dan Agus berada. Menggosipi Panji adalah penyebab tawa dari mereka berdua.

"Lo nggak tahu?" Tanya Agus.

Velibra menggeleng disela tawanya. "Gue nggak tahu, padahal kamar gue sama kamar dia berhadapan," balasnya.

"Parah lo," kekeh Vero.

"Kalau Petrick?" Tanya Vero.

"Dia makin ancur," balas Agus.

"Gimana?" Tanya Vero penasaran.

"Udah ngorok, ngiler, tidur kepala di bawah kaki diatas. Satu kasur cuma muat dia sendiri," balas Agus mengadu.

Tawa kembali terdengar. Bahkan mereka bertiga mengabaikan bel masuk.

"Anjir gilak, nggak bisa bayangin gue kalau sampe nikah sama Petrick," kata Vero.

"Nggak usah bayangin, bayangin aja nikahnya sama Agus," kata Agus.

Vero berhenti tertawa. "Jangan, yang ada nambah ancur kalau sama lo," katanya.

"Nggak Vero, gue cuma mangap aja kalau tidur," balas Agus yang diakhiri gelak tawa.

"Kalian bertiga ngapain masih disini?" Tanya seorang guru yang mampu menghentikan tawa mereka.

"Mampus," ucap mereka pelan.

"Anu Pak tadi itu kita--"

"Bapak nggak mau dengar alasan apapun dari kalian. Cepat berdiri di halaman, hormat bendera sampai jam ketiga selesai!!" Katanya tanpa diskusi.

Parah.

"Ha? Ya Allah Pak, jangan dong," kata Vero memohon.

"Tidak ada, cepat laksanain atau mau hukumannya Bapak tambah?" Mereka menggeleng kuat.

Cukup ini saja, mereka tidak ingin tambah hukuman, kalau tambah uang jajan tidak masalah.

Ini nih kalau terlalu asyik bergosip, bisa kena hukum.

###

"Ini semua gara-gara lo! Coba kalau tadi lo nggak ngelawak, pasti kita nggak dihukum sekarang. Mana panas banget lagi," kata Vero terus menggerutu.

"Udah Ver, jangan salahin Agus ah. Toh dia juga ngehibur kita kok tadi," kata Velibra.

"Bener tuh apa kata Vey, lo nggak seharusnya nyalahin gue. Gue juga yang bikin lo ketawa kan tadi," kata Agus.

"Iya deh iya, tapi habis ini lo jajanin kita minuman ya?" Kata Vero.

"Oke deh," balas Agus.

Panas terik matahari membuat Velibra mulai merasa pusing, tidak biasanya ia dijemur seperti ini. Hal ini membuat pandangannya kabur.

"Vey? Lo gapapa?" Tanya Vero begitu melihat Velibra yang tengah memegangi kepalanya.

"Gue rada pusing Ver," balas Velibra.

"Lo nepi aja deh mendingan Vey, ntar lo pingsan yang ada," kata Agus.

"Iya, lo nepi aja," kata Vero menyetujui.

"Nggak, gue gapapa kok," balas Velibra.

"Yakin lo gapapa? Muka lo pucet gini loh," kata Vero.

"Iya, udah. Nggak usah lebay deh," kekeh Velibra.

"Pala lo lebay, ntar kalau lo kenapa-kenapa. Gue bisa dicincang sama Rayi kalau dia tahu gue ngebiarin lo aja," kata Vero.

"Ntar kalau Rayi marah biar gue yang adepin," kata Velibra.

Will You Be Mine?? (Completed ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang