36-Akhir Kisah?

79 11 8
                                    

"Dan bagian yang paling menyedihkan adalah cinta tak harus memiliki bukan?"

36-Akhir Kisah?

Waktu berlalu sangat cepat, setelah semua masalah masa remaja Ana dan Noah menimpa keduanya, sejak saat itu pula, tak ada lagi sapa menyapa. Yaa bisa dibilang kali terakhir mereka bercakap adalah saat Ana bertanya tentang mengapa Noah menghindar. Dan kali terakhir mereka bertatap adalah ketika angkatan Noah, harus melepas statusnya sebagai siswa. Dimana tentu saja, hampir semua pengurus acara pelepasan dan perpisahan itu adalah OSIS kelas 11. Dan, entah bagaimana ceritanya, Ana terpilih mendadak sebagai OSIS menggantikan OSIS lain yang terpaksa dikeluarkan akibat tertangkap basah mencuri kas OSIS.

Dan tentu saja, semenjak saat itu, kehidupan keduanya, berbeda.

"Pagi, Rean."

Perempuan muda berusia 23 tahun yang sedang menyanggul rambutnya itu menatap seseorang yang memanggilnya lewat pantulan kaca. "Rean, Rean. Lo kira gue Trean?!"

"Ya kan biar gak mengingat kenangan buruk lo semasa lo bernama Ana!" Balas perempuan di samping Ana yang mulai mengeluarkan bedak dari tas kecilnya.

"Nama gue Ana juga kali, lo kira nama gue ganti?" Balas Ana menggigit jepitan lidi berwarna hitam lalu memakainya di sanggulan rambutnya.

"Iya deh mantan musuh."

Ana memutar bola matanya sembari merapikan alat-alat make up nya yang sedikit berserakan. Masih dengan menatap kaca besar di hadapannya, Ana memutar keran air dan mencuci tangannya.

"Beneran gak mau denger kabar tentang Noah?" Tanya perempuan di samping Ana lagi.

"Buat apa?"

"Siapa tau ada niatan CLBK," balasnya.

"Gak deh, makasih." Ana bergidik membayangkan.

"Masih dendam sama gue? Kan gue udah jelasin semua, An. Sei aja udah bilang alesan dia deketin gue waktu itu," ujar Becca, perempuan yang sedari tadi di sisinya. Dengan profesi yang sama dengannya.

"Dendam, dendam. Apa lagi ya ampun Becca, udah berapa tahun lalu itu masih inget aja," balas Ana bersandar pada dinding dengan keramik putih tulang itu.

"Beneran kan ini udah gak dendam? Apa lo dendamnya gara-gara sampe sekarang gue masih kontakan sama Noah?" Tanya Becca lagi.

"Enggak ih. Lo nikah sama dia juga gue mah gak kenapa-kenapa kali." Becca melambatkan gerakan tangannya yang sedang memoleskan lipstick pada bibirnya.

Becca tertawa kemudian, "gue udah ada tunangan, ngapain deket-deket Noah?" Kekeh Becca.

"Kayaknya, emamg kisah lo berdua yang harus tuntas dan ya menurut gue, kisah cinta lo emang harus berakhir sama Noah sih," Becca mencoel pipi Ana.

Ana berdecih, tanpa menunggu Becca selesai dengan urusan make up nya, Ana meraih tasnya dan meninggalkan Becca sendiri di toilet khusus pramugari itu.

Pramugari. Walaupun sedikit melenceng dari cita-cita sebenarnya seorang Andreana, pilot-setidaknya ia bersyukur dan cukup bangga atas pencapaian dan prestasi yang ia capai hingga dapat menjadi seorang pramugari.

Kalau Becca, perempuan yang di masa remaja Ana menjadi sosok paling menyebalkan, kini sudah berhenti mendalami perannya, bahkan bisa dibilang ia adalah teman Ana di maskapai yang sama pula.

Secepatnya Becca menyelesaikan make up nya. Lalu kemudian memasukkan kembali semua alat make up nya ke tas kecil dengan warna ungu itu. Selesai dengan urusan make up, Becca menatap kaca di hadapannya persis seperti yang Ana lakukan tadi lalu mencuci tangannya.

Official [SELESAI - REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang