Jadi Artis

91 12 1
                                    

Aku mengusap peluh di kening setelah berjalan cukup jauh dari tempat metromini menurunkanku, lalu memandang takjub gedung pencakar langit yang megah bertuliskan 'Dream Entertainment' di depanku.

Sempat gemetar dengan perasaan campur aduk ketika memasukinya dan melihat orang-orang berlalu lalang dengan pakaian modis mereka.

"Jangan takut! Buktiin kamu bisa," bisik seorang wanita berkerudung di sampingku.

Aku tersenyum. Keyakinan dan kekuatan yang diberikan wanita yang tidak lain adalah ibuku sudah cukup membuatku percaya bahwa aku mampu.

"Permisi, Bu. Maaf, kalau mau casting di mana, ya?" tanyaku pada resepsionis.

"Di lantai 17 ruangan E," jawabnya.

Setelah mengucapkan terima kasih, aku dan Ibu bergegas ke tempat yang dimaksud. Namun, kami menyempatkan ke toilet terlebih dahulu untuk mengganti baju sederhanaku dengan baju kasual yang simpel, tetapi menarik, dan menambah riasan sedikit di wajah.

Aku melihat Ibu tersenyum. "Kamu cantik. Jangan pernah takut, kamu harus percaya dengan bakat yang kamu miliki. Yang lebih cantik memang banyak, tapi yang mau berusaha dan selalu berdoa tidak semuanya. Mama selalu mendoakanmu, Nak."

Dengan mata berkaca-kaca aku memeluknya—wanita yang tidak pernah mengenal kata lelah dalam menemaniku menggapai mimpi.

•••

Satu tetes air mata lolos. Mengenang sedikit usaha dalam meraih sebuah impian yang sekarang aku dapatkan adalah salah satu bagian terindah.

Mewujudkan impian sedari kecil bukanlah hal mudah, tetapi aku sadar jika ada usaha dan doa yang selalu menyertai, semuanya akan dapat diraih karena tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.

Aku dulu hanyalah gadis biasa yang selalu diremehkan karena mempunyai mimpi terlalu tinggi, bahkan oleh diriku sendiri, tetapi kini sudah menjadi seseorang yang mungkin banyak orang ingin berada di posisiku tanpa melihat perjuangan di baliknya.

"Putri, ada panggilan dari Pak Produser. Kamu diminta buat jadi pemeran utama di film barunya," kata Sita—manajerku.

Aku mengangguk. Inilah aku sekarang. Aku dengan profesi impianku—publik figur.

•••

Sebuah drabble dari grup kepenulisan Dreamlights_

Tugas Dream LightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang