#6

115 6 0
                                    

"Auwww"~gue.

Astaga... Idung gue sama idung reyhan itungan batu krikil anjir... Deket bangett. Gue kayak gak bisa lepas dari tatapannya dia... Dia ganteng banget kalau di liat dari dekt.

"Ah, maaf, tadi ke pleset"~reyhan sambil bantu gue berdiri.
"I... Iya gak papa"
"Em... Yaudah yuk ke kelas nanti keburu mulai pelajarannya"
"Oh.. Iya"~gue sambil berjalan ke luar uks bareng reyhan.

***
"Anak anak, ada yang bisa bantu ibu gak?"~Buk sumi, guru bahasa indonesia. Nah... Ini nih yang di tunggu tunggu. Ya sekarang gue udah di kelas, gue bosen bangettt.
"Saya buk!"~gue.
"Sini nila"~buk sumi.
"Ambilin ibuk buku pantun sama puisi ya di perpus, kamu minta aja langsung ke penjaga perpus"~buk sumi.
"Baik buk"~gue.
"Reyhan!"teriak buk sumi, buat gue kaget.
"Sini kamu!"~buk sumi.
"Ada apa buk?"~reyhan.
"Kamu nanya ada apa?!"~buk sumi.
"Iya buk, ada apa?"
"Kamu gak tau kamu salah? "
"Gak buk, emang saya salah apa buk?"
"Buka mulut kamu"
"Mau ngapain buk?"
"Mau nyabut lidah kamu!"
"Eh jangan dong buk, kalau saya gak ada lidah, gimana saya bisa ngomong buk, nanti saya gak bisa presentasi ke depan buk"
"Banyak omong kamu! Kamu makan di kelas kan?!"
"Iya buk, heheh saya laper buk, jam istirahatnya lama banget"
"Reyhaaannnn!!!!" teriak buk sumi.
"Iyaaaaa" teriak reyhan, sampai buk sumi jadi kaget.
"Ngapain kamu teriak?!"
"Lah ibuk ngapain tadi manggil nama saya? Teriak lagi... Kan saya ada di samping ibuk, selalu nemenin ibuk sampai tua"~reyhan.
"Kamu ini ya! Dasar playboy cap gajah! Kamu bantu nila bawa buku buku!"
"Eh buk, gak usah, saya bisa sendiri kok buk"~gue.
"Gak! Udah kalian berdua ke perpus sekarang!"~buk sumi.
"Yuk beb"~reyhan.
"Apaan sih beb beb! Gue bukan pacar lo!"
"Oh kalau gitu sekarang lo pacar gue"
"Apaan sih lo! Ogah!"
"Cieee..." teriak 1 kelas.
"Jadi nila ma reyhan jadian nih"~susi temen sekelas gue.
"Gak! Apaan sih lo!"~gue.
"Rey, lo di tolak tuh"~Reno, temen sekelas gue, dan kayaknya reyhan udah masuk geng dia deh, soalnya sering bareng sama dia.
"Bukan di tolak, dia tu cuma malu aja"~reyhan.
"Gue gak mau!"~gue dan langsung jalan ke perpus.
"Hahahah" suara 1 kalas.

***
"Permisi pak, saya mau ngambil buku pantun sama puisi, di suruh sama buk sumi"~gue ke penjaga perpus. Jadi gue udah sampai di perpus ninggalin si brengsek reyhan.
"Itu nak bukunya ada di meja ke lima" kata pak handoko.
"Oh makasi pak"kata gue dan lengsung pergi mencari meja ke lima. Gak lama gue ketemu, dan...
"Astaga... Buku sebanyak dan setebal ini untuk apa? Jangan bilang untuk kita pelajarin, wah puyeng nih pasti otak gue" keluh gue. Gimana gak ngeluh coba! Tebel banget cuy padahal ini itu buku pantu sama puisi lho... Bukan buku sejarah! Kalau buku pantun sama puisi setebel dan sebanyak ini, buku sejarah setebel dan sebanyak apa?!

"Aduhh ini bawanya gimana ya? Banyak banget"~gue.
"Ini lo yang bawa, ini juga, ini, ini, ini, ini, ini, ini, sama ini"~reyhan, tiba² dateng dan langsung bagi buku² yang kita mau bawa ke kelas.
"e... Eh ini ke banyakan, gu gue gak kuat, rey... Reyhan, tolong!!!"

Gdubrakkk

"aduh..."~gue.
"Nila, lo gak papa?"~reyhan.
"Gak papa gimana?! Liat dong! Gue ketimpa buku nih!"
"Kasian..."
"Ihh lo ya! Bantu gak?!"
"Sssttt gak boleh teriak teriak ini perpus bukan hutan"
"Ya makanya bantuin! Bukan ngomong aja!"
"Ya sabar dong"~reyhan sambil ngambil buku² yang berserakan di bawah.
"Makanya yang gede gede itu lo yang bawa!"~gue.
"Lemah lo"
"Apa? Lo bilang gue lemah?"
"Iya. Apa kurang jelas? Harus gue jelasin? L.E.M.A.H"
"REYHANNNN!!!"~gue sambil dorong dia.

Gdubrak Brakk Brakk

"Asataga!"

Cinta di SMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang