Kala itu disaat Jaehyun tau akan kutukan yang terjadi pada keluarganya, ia menangis dan memohon pada istrinya Bae Joohyun untuk menggugurkan kandungannya.
Namun Joohyun adalah wanita keras kepala dengan hati selembut kapas. Ia menolak dengan keras keinginan sang suami hingga ia berakhir tak bernyawa diatas meja operasi saat akan melahirkan anaknya.
Dan sayang beribu sayang, sang anak pun mengikuti jejak sang ibunda untuk turut kepangkuan sang kuasa. Malam itu Jaehyun merasakan kehancuran hidupnya. Ia rasa ia takkan bisa melanjutkan hidupnya lagi.
Dikala mati menjadi pilihannya, Tuhan mengirimkannya sosok Lee Taeyong. Pria yang dengan perlahan mengambil alih atensi Jaehyun hingga Jaehyun kembali berani mengambil keputusan untuk menikah.
Kehamilan Taeyong juga di warnai sandungan-sandungan besar. Terutama dari Jaehyun. Rasa trauma itu belumlah sembuh sepenuhnya. Ketakutan itu masihlah ada.
Jadi tidak mengherankan ketika Taeyong berhasil selamat setelah melahirkan putra mereka, Jaehyun merasa bersyukur tetapi disisi lain ia merasa bersalah.
Putranya itu kelak akan membawa kembali kutukan keluarganya untuk terakhir kalinya.
.
.
.
"Haechan-ahh?"
"Ya hyung?"
Haechan yang tengah melipat baju menoleh pada Mark yang kini berdiri di depannya dengan senyum tipis. Lelaki tampan itu menyodorkan segelas susu pada Haechan membuat Haechan tersenyum manis.
"Terimakasih."
Mark membalas dengan memberikan satu kecupan manis pada pucuk kepala Haechan. Ia melihat dalam diam bagaimana Haechan menghabiskan satu gelas susu coklat yang tadi ia buat dengan nikmat.
Haechan menyudahi acara minum susunya lalu tersenyum pada Mark yang masih setia menatapnya. Haechan tersenyum tipis lalu memajukkan wajahnya.
"Kemari, biarkan aku memberikan satu ciuman pada Papa yang sudah baik hati membuatkan Mama susu malam ini."
Hati Mark menghangat mendengarnya. Ia dengan cepat memajukan wajahnya kearah Haechan dan memejamkan matanya. Ia tersenyum lebar ketika merasakan lembut bibir Haechan mampir pada pipi kiri dan kanannya.
"Sudah~"
Mark membuka mata lalu tangannya terulur mengacak rambut Haechan, "Terimakasih ya Mama. Sekarang ayo istirahat."
Haechan mengangguk lalu menyelesaikan lipatan terakhir kainnya. Ia menatap suaminya lalu menyerahkan tumpukan kain itu saat Mark menengadahkan tangannya.
Mereka bertukar senyum lalu Mark maju dan memberikan satu kecupan manis pada bibir Haechan. Haechan tertawa kecil. Tawa manis yang menjadi salah satu alasan Mark jatuh pada pesonanya.
Mark segera meletakkan kain-kain tadi pada lemari. Setelahnya ia menaruh gelas susu tadi ke dapur lalu segera kembali ke kamar dengan sebotol air mineral.
Ia tersenyum saat mendapati Haechan telah berbaring diatas ranjang dengan kaki yang telah masuk ke dalam selimut. Meletakkan botol yang dibawanya diatas nakas, Mark mengikuti jejak Haechan dan berbaring disebelah sang istri.
Haechan segera menyamankan posisinya dan bersandar nyaman pada dada Mark. Mark sendiri kini melingkarkan lengannya pada tubuh Haechan dan mereka kini tenggelam dalam keheningan yang mereka ciptakan.
Haechan memainkan jemari Mark lalu mendongak menatap suaminya itu, "Mark hyung?"
"Iya sayang?"
Mark menatap Haechan lembut yang di balas Haechan dengan kecupan ringan pada sudut rahang Mark.
"Aku akan mengundurkan diri besok, mau menemani?"
Mark tanpa ragu mengangguk, "Tentu saja."
Haechan tersenyum lebar, "Terimakasih!"
"Kembali kasih sayangku. Sekarang tidur ya, sudah malam. Kau harus banyak istirahat."
Haechan mengangguk pelan lalu memejamkan matanya. Mark mengusap lembut punggung Haechan dalam diam. Tak berapa lama Mark bisa merasakan hembusan nafas teratur Haechan.
Mark menatap wajah tertidur Haechan dalam hening lalu mengeratkan pelukannya pada tubuh sang istri. Ia turut memejamkan matanya setelah memberikan satu kecupan manis pada kening Haechan.
Disudut kamar, cahaya putih berpendar samar saat terkena cahaya rembulan. Menghilang dengan perlahan bersama angin malam yang terhembus melewati celah jendela.
Menghantarkan satu harapan dan doa untuk kebahagian sepasang manusia yang baru saja mendapatkan berkah dari Tuhan.
.
.
.
"Kandungannya sehat?"
"Iya, dia dalam kondisi yang sangat baik dan siap untuk mengandung."
Jaehyun menganggukan kepala dengan bibir yang tersenyum penuh kelegaan.
"Setidaknya Haechan memiliki kondisi yang sama sepertimu kala itu."
Taeyong tersenyum lebar, "Kau harus lihat sendiri betapa bahagianya mereka saat tadi mampir dan memberikan kabar ini."
Jaehyun tertawa, "Mereka sudah menelfon dan memberitahu kabar ini kemarin sayang."
"Tetap saja! Sangat berbeda rasanya saat mereka mengatakannya secara langsung. Aku bahkan hampir menangis tadi."
Jaehyun memeluk Taeyong erat, "Baiklah, akhir pekan ini kita akan berkunjung kerumah mereka. Bagaimana?"
Taeyong menganggukkan kepalanya antusias, "Aku setuju."
Jaehyun tersenyum tipis lalu menatap dinding putih di depannya, "Bagaimana kabar Doyoung dan Johnny?"
"Doyoung dan aku masih mencari cara agar kutukan itu tidak bekerja pada Mark dan Haechan."
Jaehyun menghela nafas, "Johnny?"
Taeyong menggelengkan kepalanya, "Kau tau bukan apa yang di lakukan Johnny ketika kita mengingatkan ia tentang perjodohan ini?"
Jaehyun tertawa pelan, "Bagaimana aku lupa? Dia sampai membuatku babak belur saat aku mengucapkan nama Haechan."
Taeyonh tertawa lirih, "Kau taukan? Ia hanya terlalu menyayangi Haechan. Tapi sayang caranya salah. Ia melindungi perasaannya tanpa sadar telah membuat Doyoung salah memahami maksudnya."
Jaehyun mengusap wajahnya kasar, "Hutang masa lalu keluarganya pada keluargaku membuat mereka terjebak kekacauan yang terjadi pada keluargaku. Bahkan pada Haechan."
"Sebenarnya akan terjadi pada siapapun yang akan menjadi istri Mark. Tapi seperti yang kita tau, hutang keluarga Kim membuat mereka terikat dengan kita."
Mereka berdua terdiam. Hening mengisi diantara mereka membuat suasana menjadi dingin. Mereka berdua terlalu larut dalam fikiran mereka masing-masing hingga melupakan satu hal penting.
Satu hal penting yang terjadi di masa lalu.
******
Hallo💚
Bagaimana chapter ini?Aku tau kok ini ceritanya masih bolong sana sini, nanti bakalan kutambal seiring berjalannya cerita.
Btw, ada yg punya prediksi(?) akhir cerita ini gak?😂 Ayo tulis prediksi kalian, siapa tau ada yang bener😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Aku Menutup Mata [MarkHyuck]
Short StoryJudul lain: "Takdirku" Kau adalah bulan dan bumiku disaat aku menjadi langit dan mataharimu. Maka biarlah untain takdir menuntun kita pada benang merah kehidupan cinta abadi. MarkHyuck [Mark X Donghyuck/Haechan] BxB AU Inspirasi: Drama Korea "Bride...