I. Dinamis

7 0 0
                                    

Lampu mulai menyala dan menyorot ke arah mereka. Kamera yang telah disiapkan sejak sore tadipun mulai menyala satu-persatu. Rentetan kamera itu menyorot beberapa bagian dalam ruangan tersebut, dari kursi penonton, pemain musik, hingga kursi yang berada tepat ditengah studio tersebut. Para pemain musik mulai bersiap ditempat mereka masing-masing. Para tim yang betugaspun mulai menempati posisi masing-masing.

"One, two, three, action," sang sutradara memberikan komando. Lalu seorang laki-laki muncul dari sudut panggung dengan senyuman yang begitu menawan.

"Selamat malam semua," sapanya dengan mengedarkan pandangan keseluruh penonton. Tepuk tangan mulai ramai memenuhi studio kecil tersebut, membuat sang pembawa acara mulai terhanyut dalam hiruk pikuk studio malam itu.

Ia bekerja disalah satu rumah produksi yang berkembang dalam industri digital. Salah satunya adalah akun Youtube yang ia pimpin ini. Talk show ini menjadi salah satu agenda yang telah mereka jalankan. Tak puas hanya mengisi chanel Youtubenya dengan beberapa konten, mereka juga menjalankan talk show keliling kota ini. Tak hanya untuk memberikan informasi kepada para penonton saja, namun juga upaya mendekatkan diri mereka kepada para penikmatnya.

Industri yang telah ia geluti selama hampir sepuluh tahun ini membuat namanya mulai terkenal dibeberapa kalangan. Gebrakan yang telah ia buat beberapa tahun lalu membuatnya memutuskan untuk mendirikan rumah produksi bersama beberapa kawannya. Tak ingin berkerja dikantoran yang membuat jiwanya merasa terkekang dengan segala aturan dan tuntutan yang menurtnya tak sesuai dengan idealismenya, membuatnya keluar dari zona nyaman tersebut.

Sebuah rumah bertingkat yang kini disulap menjadi kantor yang epic membuktikan hasil jerih payahnya bersama kawan-kawan. Pekerjaan yang menurutnya lebih manusiawi dari pada kantor tempatnya dulu bekerja kini memiliki lebih kurang 50 orang pekerja. Tempat ini dibagi menjadi dua gawang besar, yang satu dibidang periklanan dan satu bagian lagi yaitu chanel Youtube yang ia pimpin ini.

Dibagi menjadi dua gawang bukan berarti berjalan sendiri-sendiri. Keduanya tetap berada dalam satu nanguan besar dengan nama "Ice Sorbet." Awalnya Ice Sorbet hanya berjalan dengan satu gawang, yakni pada periklanan. Lama kelamaan sang pemimpin Ice Sorbet memintanya untuk membuat cabang baru dengan nama "Susu Fermentasi" yang dikembangkan melalui platform Youtube. Caraka, sang bos yang juga kawannya ini meminta hal demikian bukan tanpa sebab. Melihat keahlian kawan-kawannya itu membuat ia merasa tertantang untuk membuat gebrakan dalam platform yang menurutnya akan berkembang pesat.

Benar saja, ide-ide yang tercetus dalam rapat perdana Susu Fermentasi membuat Caraka merasa puas dengan gagasan tersebut. Ari, biasa ia dipanggil ditunjuk untuk memimpin sub cabang dari Ice Sorbet itu merintis segalanya bersama tim dari titik nol. Dengan hanya diisi oleh empat orang, timnya mulai membuat tema-tema yang nantinya akan mereka sajikan di akun Youtubenya.

Salah satunya segmen yang dinamai dengan "Susu Fermentasi Memanggil." Segmen ini menyuguhkan wawancara terdapat orang-orang yang mereka anggap memiliki keunikan dan gebrakan atau inovasi dalam kehidupan ini. Tak terbatas jenisnya, mulai dari kpopers, pegiat seni, atau ibu rumah tangga yang membuat sekolah sendiri. Mengulik dengan cara yang berbeda adalah ciri khas dari mereka. Hingga hampir sepuluh tahun segemen Susu Fermentasi Memanggil masih diminati para penonton. Inovasi yang terus mereka hadirkan tentunya yang buat penonton betah dengan segmen yang satu ini.

Kilasan balik akan perjuangannya dan teman-teman membuat semangar dalam jiwanya makin berkobar saat memandu acara pada hari tersebut. Ia mulai memperkenalkan dirinya kepada penonton yang hadir malam itu, walau ia rasa para penonton yang hadir tentu sebagian besar dari mereka telah mengenal dirinya tapi tentu saja mengenalkan diri menjadi hal wajib.

Ah iya, Ari tak hanya sendirian memandu acara ini. Ia ditemani dengan sang rekan yang sama-sama merintis Susu Fermentasi sejak awal. Dua orang ini memiliki keunikan tersendiri dalam memandu segmen ini. Ari dengan gayanya yang tengil namun pandai mencari sela saat mengulik informasi dari sang narasumber, dan Mahes dengan gaya yang selengekan yang membuat suana sering kali terlihat konyol

"Surabaya panas ya," itulah kalimat pertama yang diucapkan oleh Mahes. "Sebelum hari ini gue gak percaya kalau matahari di Surabaya itu ada dua. Tapi setelah kemarin gue sampek di Junda tengah hari bolong, akhirnya gue percaya. Panasnya gilak banget, ini mah bukan mataharinya yang ada dua tapi neraka bocor dan kebetulan bocornya tepat di Surabaya."

Mendengar jokes yang dilembarkan Mahes membuat menonton tertawa dan meledeknya. Ari yang melihat kawannya begitu hanya terkekeh kebudian memukul kepala sang kawan. "Itu mulut ati-ati ya, jangan bawa-bawa neraka dicekal baru tau rasa. Lagian lebay banget sih kayak gak pernah ke Surabaya ajak. Udik banget lu," timpal Ari.

"Beda kali, udah lama nih gak main ke Surabaya dan lo tenang aja. Gue tau kok penonton dan pendengar kita dirumah udah apal banget dengan jokes ini, iya gak?" Mahes melemparkan pertanyaan kepada penonton yang ada dihadapannya dan disambuat dengan jawaban yang beragam, tepuk tangan riuh, dan tawa dari penonton.

"Lo tau gak Ri, di Surabaya bukan cuma udaranya aja yang hot."

Ari mengerutkan keningnya sembari mengangkat pundak, dan raut wajah bertanya kepad penonton. Penontonpun dibuat penasaran dengan jawaban dari pertanyaan yang dilempar oleh Mahes.

"Ah payah semua nih, Surabaya itu bukan Cuma udaranya aja yang hot, tapi ceweknya juga hot bro."

Lalu gelak tawa penonton dan siulan terdengar. Ari menggelenkan kepalanya, "Astaghfirullah, inget istri di rumah bro." Mendengar respon Ari membuat Mahes mengelus dadanya sambil mengucapkan Istighfar, namun tetap dengan wajah jenakanya.

"Udah ah jangan bercanda mulu, gue tau penonton disini bukan cuma mau denger bercandaan dari lo doang, yak gak?" tanya Ari pada para penonton, dan disambut dengan jawaban yang beragam ari para penonton. "Gue tau mereka disini juga penasaran banget dengan siapa bintang tamu yang akan kita kulik kali ini. Kira-kira Fermen, tau gak siapa yang akan hadir malam ini?" tanya Ari pada Fermen, sebutan untuk menikmat setia Susu Fermentasi.

Penonton tentunya menjawab dengan beragam jawaban. Dari setiap kota yang mereka kunjungi Susu Fermentasi selalu mempersembahkan bintang tamu yang berbeda. Tentunya selalu menjadi kejutan, karena mereka selalu merahasiakan siapa bintang tamu tersebut.

"Kayak yang gue sebutin tadi, yang hot hot dari Surabaya." Penonton tentunya langsung bersiul mengetahui fakta bahwa bintang tamu Susu Fermentasi kali ini adalah peremuan yang berasal dari Surabaya.

"Mulut lo, Astaghfirullah Hes," jawab Ari sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Santai Ri, Mbakku yang satu ini aja santai kok."

"Siapa woy!" seru salah satu penonton mereka.

"Santai mas ku, jangan ngegas gitu dong," imbal Mahes dengan gawa centil, disambut dengan tawa dari penonton dan acungan jempol dari sang laki-laki yang meneriaki mereka tadi.

"Oke, oke. Ayo hes, panggil."

"Mbakku sini dong," ucapnya dengan senyuman genit dan nada begitu menggoda, kemudian lampu penyorot kearah sisi panggung, membuat perhatian penonton menuju sisi yang menampilkan seorang yang tengah tersenyum dan hendak berjalan. Tepuk tangan riuh memenuhi studio malam itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KulminasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang