Sederhana saja, Sahabat tidak akan meninggalkan mu jika dirimu sedang jatuh~~~~~~~~~~~
Suasana yang sangat menegangkan ini membuat diriku tak bisa berpikir jernih
.
.
.
"LAH IYA YA, MATI LAH KITA, GIMANA NIH LA?!, MANA BARU MASUK KELAS 11 LAGI, GUE GAMAU YA NTAR MASALAH INI SAMPE DI KASUSIN PAK RAHMAT!.""Tenang aja Naya, kita tunggu sampai bapak itu keluar, sementara itu kita duduk di gazebo belakang kelas, ok?." Jawab ku menenangkan Naya yang sangat panik.
Lalu ternyata!!!...
"La tunggu di sini ya, Aku mau ngintip kelas kita dulu." Perintah Naya.
.
Lalu Naya menghela nafas panjang sembari mengelus dadanya yang berdetak kencang.Ternyata....
"Ella!! Buru masuk buruan cepett, mumpung Pak Rahmat lagi keluar kelas" Ajak Naya.
.
Kami pun masuk kelas dengan tergesa - gesa.
.
Tak lama kemudian beberapa anak mencoba untuk menakut - nakuti kami."Woi Kalian berdua, Kalian udah masuk buku catatan Pak Rahmat, kata Pak Rahmat awas kalau 3 kali terulang kembali, kalian ga boleh masuk ke pelajaran Pak Rahmat!." Ancam salah seorang anak yang bernama Alluna Elvara Putri salah satu anak hits Di SMA ini
.
Setelah itu tiba tiba kelas menjadi bising dengan mencoba menakuti dan mengejek kami.'Lah bodo njing bacot amat masalah gue ugha, mingkem lu.' gerutuku dalam hati.
Naya yang terbungkam pun langsung ku tarik menuju 2 kursi yang kosong.
.
"Ayo lah Naya, gausah diambil pusing ya lain kali gabakal diulangi lagi kok." ajak ku kepada Naya yang rasanya tak berdaya.
.
Setelah diriku dan Naya menuju kursi tempat kami duduk, tidak jauh dari meja guru...
Alluna masih saja mengejek kami."Yeee songong amat mba, bisa diem ga sih mba?." ledek ku kembali.
.
Dan setelah itu suasana menjadi mencekam kembali. Yang awalnya mereka semua pada rusuh kini tiba - tiba menjadi terdiam.Ternyata......
.
.
.
Datanglah wali kelas kami dengan membawa Penggaris Legend yang cukup panjang untuk menenangkan kelas.'PLAAAKK'
Suara bantingan Penggaris tersebut sangat kuat dan mengalahkan suara teriakan Lucinta Luna.
.
Iya, dia Bu Erna a.k.a wali kelas 11.2.
Ia terkenal akan kedisiplinannya mendidik para murid, sehingga dia ditakuti siswa/i.
.
"Siapa tadi yang bolos di pelajaran Pak Rahmat?." Tanya Bu Erna.
"Kenapa pada diam? JAWAB PERTANYAAN IBU!, Ayo mau mengaku tidak? Kalau tidak ada yang mengaku 1 kelas lari keliling lapangan Upacara 7 putaran!." Lanjut Bu Erna dengan nada yang tinggi.
.
Sontak seluruh siswa menoleh ke Aku dan Naya."Udah ngaku aja lu pada." bisik paksa seorang Murid Laki-Laki yang bernama Dzulfikar Dizon. Yang juga tidak jauh dari tempat duduk ku.
.
Sekarang saatnya Aku dan Naya mengaku. Kami mengulurkan tangan ke atas dengan ragu dan takut. Tetapi inilah sebuah tanggung jawab kami.
.
"S-Saya Bu. Sebelumnya saya meminta maaf." ucapku bersamaan dengan Naya."E-Emm maaf Bu tetapi saya yang mengajak Naya." ucap ku untuk menutupi kesalahan Naya.
"Sudah tidak ada tapi - tapian. Kalian tidak tau, nama kalian berdua itu jadi bahan omongan di ruangan guru? Otomatis kelas kita yang dijelekan."
"Padahal baru masuk kelas 11 toh udah bikin masalah. Kalian berdua maju kedepan!." Perintah guru paruh baya tersebut.
.
Saat kami sudah maju ke depan...
Ibu itu bertanya banyak hal terhadap kami, salah satunya..."Siapa nama kalian berdua yang sudah berani buat ulah di hari pertama kelas 11?." Tanya guru tersebut kepada kami.
.
Dan aku pun menjawab, "Nama saya Gabrella Margareth, dari kelas 10.7."
.
Tak lama kemudian Naya pun menjawab."Nama saya Naya Rivera, dari kelas 10.7."
"Ohh pantas saja, ternyata sudah saling kenal sejak lama" jawab Bu Erna dengan santai.
Pantas saja Bu Erna mengenali kami,Dia ternyata pernah mengajar di kelas kami dulu.
.
Tetapi sedang ada sedikit kecurigaan.
Kenapa Ibu Erna tidak memarahi kami dengan kegarangannya?
Malah ia bertanya kepada kami...
.
"Setelah masa SMA terlewati, keinginan kalian mau lanjut apa?." Tanya sang guru dengan tersenyum."Insyaallah saya ingin menjadi arsitek Bu, saya ingin sekali menjadi seseorang yang berpengaruh baik bagi dunia seperti Frank LIyod Wright dan Zaha Hadid."
"Insyaallah kalau saya ingin menjadi insinyur Bu walau belum ada kemajuan yang pasti, tapi insyaallah saya bisa." jelas Naya.
.
"Yasudah kalian hari ini Ibu maafkan dan tidak ibu masukan buku catatan kedisiplinan. Tapi harus berjanji pada diri kalian sendiri! Jangan diulangi sifat yang melanggar aturan sekolah tersebut, sekarang kalian duduk dulu dibangku kalian masing - masing."
.
Sekarang saatnya Bu Erna memperkenalkan diri.
"Oke baiklah anak anak nama Saya Ibu Erna yang akan menjadi wali kelas kalian beserta guru mapel Bahasa Inggris." pernyataan Bu Erna."Pasti kalian sudah tau dong dengan ibu?." Tanya Ibu Erna dengan tersenyum lebar.
"Tau dong Bu." Jawab kami serempak.
"Sekarang Ibu mau Memilih murid yang mau menjadi Perangkat kelas."
Sretttt sretttt.
Bunyi gesekan antara Papan Tulis dan Spidol."Oke, Sekarang Kita Pilih Calon ketua kelas dulu, YANG BERMINAT MENJADI KETUA KELAS SILAHKAN ANGKAT TANGAN!."
"SAYA BU!." Jawab seseorang murid......
-Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
SENANDIKA
Storie d'amoreTerkadang orang yang kita percaya itulah musuh Dan orang yang kita anggap musuh ternyata berbanding terbalik dengan yang dipikirkan Seakan akan dunia ini memang kejam... Dunia ini penuh dengan misteri dan teka teki yang tak usai tuntas Terkadang mem...