Hai!
Selamat datang di cerita Rasta dan RowenaSemoga enjoy sama kisah cinta mereka ya
^_^
--------------------------------------------------------------
Malam itu aku terkejut saat tiba tiba beberapa orang berjas hitam memaksaku pergi setelah aku membukakan pintu rumah, bahkan aku masih menggunakan piama biru malamku dengan wajah buruk rupa. Bagaimana tidak?! Mata sembab, hidung memerah serta bibir bawahku yang sedikit terluka karna terlalu banyak kugigit saat meredam tangisku, belum lagi keadaan rambutku, ahh ... sialan memang.
Saat masuk ke dalam mobil aku langsung ditarik masuk kedalam oleh seorang pria berkemeja putih. Aku tidak begitu jelas dengan bentuk rupanya, aku masih sibuk membetulkan kondisi bajuku yang tertarik kesana kemari saat melakukan perlawanan tadi. Jangan mengira aku hanya diam saja, aku melawan, meski tidak dengan ekstra kekuatanku, aku kelelahan saat itu.
Lamanya perjalanan membuatku tertidur dan entah bagaimana -lebih tepatnya aku tidak peduli- saat bangun aku sudah berada di atas tempat tidur di dalam kamar bernuansa hitam dan abu abu, jangan lupakan wewangiannya yang begitu maskulin. Aku terkejut? Tidak, sebab yang kupikirkan adalah kemalangan yang baru saja menimpaku dan bagaimana aku akan melanjutkan kehidupanku yang kini sebatang kara.
Aku terlonjak saat seorang pria masuk dengan membawakan nampan dengan gelas berisikan susu, mataku seketika membimbing otak untuk menganalisa, apakah dia orang baik atau malah sebaliknya. Ini bentuk pertahanan diri yang paling utama dilakukan.
Dia mendekat lalu membelai kepalaku dengan lembut, menyuruhku untuk memakan makanan yang pria ini bawa. Aku sedikit tertegun, memangnya ada pria yang notabennya adalah sebagai pelaku penculikan bersikap semanis ini terhadap korbannya? Ada. Psikopat misalnya. Lalu Ia menatap diriku sedang aku hanya menatap jemariku yang tertaut, dan disaat itulah kalimat yang masih belum masuk di akalku terucap.
"Aku tidak akan meminta pendapatmu tentang ini, kau harus menikah denganku. Tidak peduli kau akan melakukan apa, entah itu kabur atau bahkan melukai dirimu sendiri, yang harus kau tau aku berada disisimu, menjagamu tetap berada dalam pengawasanku dan pastinya akan melindungimu. Selalu dan setiap saat"
"Cerita fiksi menjadi nyata huh? sure..lakukan sesuai maumu"
Aku bodoh, lalu pikiranku sedang kacau dan jiwaku sedang lemah. Ya Tuhan! Mengapa Engkau memadupadankan semua perasaan buruk itu sekarang?!."Bagus. Sekarang persiapkan dirimu, lusa kita akan menikah"
Entah ini bisa disebut sial atau malah keberuntunganku, yang pasti aku tak begitu peduli dengan yang akan terjadi. Aku masih berselimut duka, bahkan tertawa adalah hal mustahil yang dapat kulakukan saat ini.
Belum genap seminggu Ibuku meninggalkanku dan lusa aku akan menikah, begitu ajaib cara Tuhan mengatur hidupku.
--
Malam ini Rasta-kini aku sudah tau namanya- mengajakku makan malam di rumah sang Ayah, saat tiba, kami disambut oleh Ayahnya yang sudah menunggu di meja makan. Aku sedikit gugup serta cemas, entah bagaimana aku harus bersikap.
"Dia yang akan saya nikahi Pah"
"Ee..perkenalkan, saya Rowena"
"Kapan kalian akan menikah?"
"Besok Pah, lebih cepat lebih baik"
"Baik, saya harap kamu bisa menerima anak saya, bagaimanapun saya sangat paham dengan kepribadian yang dia punya, cukup maklumi dan terima, atau tinggalkan dia dan jangan pernah memberikannya kesempatan untuk menerima kehadirannya lagi dikehidupanmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Rasa dan Percaya
RomanceDia seorang perasa, namun sulit untuk mengungkapkannya. Terkadang, entah sengaja atau tidak dia membiarkan apapun itu terjadi begitu saja, khususnya tentang percintaan. Sebab menurutnya, dalam hal ini jika dia memutuskan untuk terjun ke dalam sana...