If you can dream it, you can do it.
-Walt Disney
So keep doing for something you dream of " "
.......
Dibawah sinar matahari yang menyinar masuk dalam butiran tanah dan dalam dekapan malam. Angin berhembus membawa keheningan yang hampa, menyisir kegundahan hati dari kepenatan siang yang begitu bising. Menyisakan hening yang beralun menyatu dengan hewan malam yang membuka mata lebar tak habis karena siang memilih bersembunyi dari si mentari namun begitu mendamba rembulan. seorang gadis itu juga ikut terhanyut dalam lamunan malam yang seakan menghipnotisnya perlahan tengah duduk bersila menikmati malam yang pikirnya begitu indah. Tak ada hal yang lebih menyentuh hati tak tersentuhnya selain kenikmatan juga keindahan alam yang allah ciptakan untuk keseimbangan makhluk didunia.
"ya allah indahnya ciptaan mu, nikmat mana yang ku dustakan ya allah".
Gumamnya, sebelum seorang memanggilnya di arah dalam.Nelisa Fatma Pradja atau karib disapa dengan nama Lis adalah anak sulung dari dua bersaudara, hidup dengan bertahtakan keluarga pradja yang memiliki taraf hidup layaknya sultan yang bergelimang harta dan juga tahta.
Ia terlahir dari keluarga dengan kasta tinggi namun kehidupannya berbanding dari yang seharusnya dalam artian ia memiliki kerendahan hati yang begitu tinggi. Terlahir dari pasangan Niko putra Pradja dan Nimas Pradja, lis tumbuh dalam keluarga berkecukupan. Sang ayah sendiri yang merupakan pengusaha yang bergerak di bidang bisnis properti, berhasil mendirikan kerajaan bisnisnya sendiri lis dibuat bangga dan termotivasi akan cerita dan perjuangan dibaliknya. Pradja group, perusahaan besar diindonesia yang menjadi kuasa sang ayah menjadikan keluarga pradja cukup diperhitungakan terlebih Nimas pradja sang ibu adalah anak dari seorang konglemerat asal yogyakarta dengan usaha tebu yang berdiri kurang lebih satu abad. Tentu fakta ini juga menambah citra seorang pradja di kalangan masyarakat.
Namun fakta dari sang ayah selalu membuatnya terpacu untuk melangkah lebih dibandingakan pria yang saat ini sudah tak muda lagi, Ayah Lis adalah salah satu orang yang beruntung karena ia terlahir dari keluarga tidak mampu namun dengan kegigihan dan kerja keras ia berhasil membangun kerajaan bisnisnya sendiri yang menjadikannya salah seorang pengusaha terkaya dan paling berpengaruh diindonesia, selain itu kegigihannya pula yang meluluhkan hati keluarga dari Nimas ketika ia meminta istrinya untuk dipinang walaupun ketika itu ia masih menjadi orang biasa dengan usaha kecil yang baru ia rintis. Untuk itu Lis selalu mengidolakan ayahnya dan berharap bisa seperti ayahnya suatu saat nanti berdiri dengan kakinya sendiri untuk menggapai segala ketidakmungkinan yang akan ia hadapi dihari esok.
Keluarga Lis bisa dibilang keluarga yang kaya raya dengan segala fasilitas yang dengan sekali jentikan jari sudah dapat berada dalam genggaman, tetapi walau begitu ia masuk perguruan tinggi karena kepintarannya sehingga mendapatkan beasiswa, ia pikir sudah cukup untuk dirinya menyusahkan orangtua selama sekolah 12 tahun itu, walaupun orang tuanya tidak pernah berpikir direpotkan tetap saja ia memilih masuk universitas lewat jalur beasiswa. Ayah nya menawarkan untuk melanjutkan studi nya di Inggris namun ia tolak karena ia ingin berjuang untuk menyusun masa depannya selepas dari sekolah menengah atas. Orang tuanya pasti mengizinkan karena mereka juga ingin anak-anaknya bisa mandiri tanpa harus bergantung pada harta dan tahta orang tua.
"Lis udah packing nak? "
ayah datang menghampiri, menepuk bahu lis pelan namun berhasil membuyarkan lamunan yang melenggang buana yang dibangun lis entah sampai mana"aduh ayah, lis kan suah prepare dari kemarin, sudah beres kok" deretan gigi ia tunjukkan membentuk senyum lebar, ceria seperti biasanya
"ya sudah ayo masuk ibu udah ngomel aja tuh didalam"
"Baik pak bos"
Seperti hubungan ayah-anak diluaran sana, lis memang begitu lengket dengan sang ayah, pria itu bukan hanya menjadi inspiratornya saja, ayah sudah berperan sebagai pahlawan hebat yang selalu menjadi tempatnya berlindung. Tak ada tempat yang lebih nyaman di banding hangatnya pelukan orang terkasih termasuk pria yang ia panggil sebagai ayah.
Ayah menggenggam tangan kanannya menarik tangan ringakih lis untuk bangkit, Akhirnya dia beranjak dari kenyamanannya beralih merangakul ayah yang lebih tinggi darinya.
Itulah kebiasaannya melamun dimalam hari dan enggan beranjak kala ayahnya belum mengganggu aktivitas malamnya.Besok ia sudah harus pergi dari rumah yang 19 tahun ia tempati. Mengukir mimpinya sebagai awal kehidupan barunya, ia akan meneruskan pendidikan dan belajar untuk hidup mandiri. Kehidupan yang belum ia rasakan sebelumnya akan dimulai besok di kota kembang selama studinya dimana ia tak akan dengan mudahnya memanggil sang ayah ketika ia mendapati tugas yang tak dapat dipahaminya, atau dengan lantangnya menyebut sang ibu ketika perutnya lapar diwaktu tak tentu. Ia akan sendiri walaupun tak pula begitu. Ia harus sedikit bergerak keluar dari zona nyaman yang selama ini menjadi pilihannya bukan? akan ia buktikan ia mampu menutup mulut teman-temannya yang meragukan kemampuannya bahkan sampai detik ini.
......
Hidup membawa kita kemanapun dengan tanpa permisi
Membuat kita merasa pada tempat yang asing penuh dengan misteri
Tanpa pernah tahu ujung dari perjalanan ini
Tanpa pernah tahu apa yang mau ditunjukan dunia iniDetik per detik kita lalui
Namun dunia enggan memberi solusi
Ia justru mrengarahkan kita masuk jauh kedalam lubang misteri
Penuh tanda tanya dan teka-tekiTapi satu yang bisa kita lakukan
Jalani dan nikmati
Pelajaran akan datang ketika kita bisa lalui
Hasil akan kita dapatkan seiring dengan perjuangan dan doa yang tak pernah henti.
.
.
.Republish, 11 November 2021
Enjoy my first story
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dreams And You
SpiritualIni adalah cerita pertama buatku, semua adalah murni hasil imajinasiku jadi kalau ada kesamaan dalam apapun, percayalah itu bukan bentuk dari kesengajaan. . . . . Nelisa fatma pradja karib disapa lis adalah perempuan mandiri, anak dari seorang pen...