SEE ME - 5

95 27 15
                                    

SEE ME – 5

Taehyun tergelak beberapa saat. "Hyung, kau tidak bercanda kan?"

"Ada apa?"

Beomgyu turut mendekat bersama dengan Yeonjun dan Kai yang ikut bergabung. Baru saja mereka hendak menyantap sarapan, Taehyun sudah membuat gaduh."Ada apa?"

Taehyun menyodorkan buku usang tersebut dengan ekspresi gusarnya. Di hadapan mereka, sontak buku itu justru mengejutkan; hanya ada lembaran kertas yang hampir lapuk, tanpa kata, tanpa kalimat dan hanya berlembar-lembar kekosongan. Soobin terkesiap. "Apa ini?" tanyanya kemudian merebut buku itu.

"Apakah bukunya rusak?"

"Mungkin ... karena kehujanan?" pekika Beomgyu kemudian mengerucutkan bibirnya.

Bagaimana ini?

Mengapa... kosong?

Apakah mantranya hancur?

Taehyun mengembuskan napas kasar. Dia bangkit dari sana kemudian menarik tasnya. "Kita harus berangkat. Aku mendapatkan firasat buruk." Nampak raut kalut menghiasi wajahnya. Tentu saja, keempatnya pun merasakan hal serupa—siapa yang tidak kalut? Sudah jauh-jauh mereka menempuh perjalanan panjang menuju Ilsan-naik kereta-naik bus-kehujanan-bermalam di tempat asing.

Soobin menggeleng, masih dengan ekspresi kebingungan tercetak di wajahnya. "Apakah benar rusak?" tanyanya kepada dirinya sendiri. "Apa aku membawa buku yang salah?"

"Soobin­-ah! Yang benar saja," rengek Yeonjun. "Sudah jauh-jauh kemari. Apakah semua ini lelucon?" Sementara Yeonjun dan Soobin terus mengecek buku dan tas Soobin—memastikan bahwa hanya buku itu yang diangkut oleh Soobin dari rumah, Beomgyu sudah berbisik rendah kepada Kai yang ikut terdiam.

"Aneh ya?'

"Apa yang aneh, Hyung?" tanya Kai dengan nada pelan.

"Taehyun. Aku melihat dia agak aneh akhir-akhir ini, lupakan soal mimpi buruknya semalam. Aku melihat dia ingin membuka tas Soobin Hyung, aneh juga. Biasanya dia kan tidak tertarik dengan banyak hal, tapi sejak kedatangan kita kemari, dia jadi banyak bicara dan jadi begitu aktif. Kau lihat kan sendiri kan?"

Kai mengarahkan perhatiannya kepada Taehyun yang sudah berdiri dengan wajah dingin kemudian memperhatikan pertikaian kecil antara Yeonjun dan Soobin. Jika Yeonjun menyalahkan Soobin karena kemungkinan sudah ceroboh—siapapun tahu betapa Soobin kadang serampahan dalam menyimpan barang—serta menyalahkan karena tidak mengecek untuk dua kali sebelum mereka berangkat. Berbeda halnya dengan Soobin yang terus membela diri dan menegaskan bahwa dia sudah membawa buku yang sama. "Toh, aku juga tidak punya banyak buku di rumah. Kemungkinan aku membawa buku yang salah itu teramat kecil, kalian tahu aku kan? Ini aneh. Sangat aneh," cerocosnya.

"Bagaimana?"

"Apakah mungkin ... bukunya hanya dapat terbaca jika kita sampai di sana?" tebak Kai, mengejutkan Beomgyu yang tadi menatapnya serius. "Maksudku, kita kan masih di luar jalur Hutan Sunyi. Mungkinkan saja kan bukunya benar, Soobin Hyung benar, hanya saja kita tidak di sana."

Beomgyu mendengus. "Apa yang aku bicarakan?'

"Mungkinkah?" Soobin bertanya-tanya sendiri. "Hm, kalau begitu memang harus kesana."

"Kalau sampai tetap tidak bisa ..." Di sisinya, Yeonjun masih cemberut. "Bagaimana?"

*

*

Berkat bantuan bapak penjaga hotel, akhirnya mereka pun dapat tumpangan mobil tersebut. Menurutnya, bus akan tiba menjelang siang hari karena ada kabar bahwa terminal sempat rubuh akibat terpaan badai semalam, membuat bus lamban beroperasi kembali apalagi jalanan masih berlubang dan penuh lumpur serta genangan air. Soobin dan Kai duduk di kursi tengah sedangkan Taehyun dan Beomgyu duduk di kursi terbelakang. Yeonjun duduk di sisi supir tua itu.

CAN'T YOU SEE ME? | txt ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang