[56] Taruhan

5.7K 1.1K 55
                                    

"Anak keluarga Cai itu kembali dan memukuli temanmu?"

"Hm." Lin SuYin mengangguk dengan muram. Dia melanjutkan. "Cai Tong menyimpan dendam padaku dan kini dia menargetkan temanku."

"Kamu ingin membalas?" Xu Ze bertanya.

"Jika tidak, aku yakin dia tidak akan berhenti. Sampai dia berhasil membalasku, dia akan menyakiti orang-orang di sekelilingku. Mau tidak mau, aku harus menghadapinya." Lin SuYin teringat sesuatu, menggeser tubuhnya untuk melihat Xu Ze di ranjang bawah. "Xu Ze, apa kamu pernah menggunakan ramuan peningkat kultivasi?"

Alis Xu Ze terajut, dia terlihat tidak senang. "Kenapa kamu bertanya? Kamu pikir aku seorang pecundang sehingga harus menggunakan ramuan peningkat kultivasi?"

"Bukan itu." Jawab Lin SuYin. "Ini soal Cai Tong."

"Ada apa dengannya?"

"Menurutmu apakah mungkin seseorang yang berada di level empat naik ke level enam hanya dalam waktu dua bulan?" Lin SuYin bertanya.

Xu Ze melebarkan mata. Dia berseru. "Tentu saja mustahil. Semakin tinggi level maka semakin sulit untuk menerobos. Kecuali jika Cai Tong seorang jenius surga seperti Zhang Junqing, namun aku rasa dia bukan orang seperti itu."

"Benar, kan?" Lin SuYin setuju dengan Xu Ze. "Apa menurutmu dia menggunakan ramuan peningkat kultivasi?"

Xu Ze memiringkan kepalanya, berpikir keras. "Bahkan ramuan kultivasi tidak akan bisa menaikkan ranah seseorang sebesar itu. Kecuali jika dia meminum ramuan level sembilan keatas. Itu mungkin saja. Tapi, darimana Cai Tong mendapatkannya."

Lin SuYin memejamkan matanya. "Aku tidak peduli darimana dia mendapatkannya. Menurutmu apa aku bisa mengalahkannya?"

Xu Ze tersenyum. "Kamu harus bertanya? Tentu saja kamu bisa. Kamu sudah berada di level enam lebih dulu darinya, ditambah lagi jika dia memang benar-benar meminum ramuan. Maka kekuatannya tidak akan stabil. Tidak ada hal baik meningkatkan kultivasi secara instan. Kamu lebih kuat darinya, aku yakin."

Lin SuYin ditenangkan.

"Tapi.." Xu Ze bersuara lagi. "Kamu harus berhati-hati dengan runenya. Jika dia ingin melawanmu, dia pasti akan membawa rune yang lebih kuat dari sebelumnya. Tapi aku punya ide untuk itu."

Mata Lin SuYin terbuka lagi, alisnya terangkat. "Ide?"

"Hm." Xu Ze mengangguk antusias. "Jika dia mengajakmu bertarung lebih dulu. Maka kamu adalah pihak yang diperbolehkan mengajukan syarat. Dan syaratnya adalah..." Xu Ze menjelaskan dan Lin SuYin mendengarkan.

Mereka berbincang-bincang setengah jam lamanya hingga akhirnya tertidur. Pagi berikutnya, Lin SuYin baru saja bangun ketika pintu kamar di gedor dengan kasar dari depan. Mengerutkan kening dengan marah, Lin SuYin turun dari ranjang tingkatnya, berjalan membuka pintu dan berakhir tidak menemukan seorangpun di luar.

Ketika dia akan menutup pintu kembali. Matanya melihat surat dengan segel khusus di bawah pintunya. Lin SuYin tiba-tiba merasakan hal buruk, dia mengambil surat melihat membaca isinya. Wajah Lin SuYin berubah suram.

Xu Ze juga bangun karena gedoran pintu dan memperhatikan apa yang di lakukan Lin SuYin. Melihat wajah temannya tidak terlalu baik, dia sudah menebak isi surat itu. "Dari Cai Tong?"

Lin SuYin mengangguk. "Dia menantangku untuk bertarung."

"Dia punya keberanian!" Xu Ze mendengus. "Lalu apa taruhannya?"

"Jika aku menang, dia rela di lemparkan ke kelas merah dan menjadi budak selama satu tahun dan berjanji tidak akan menyentuh Huo Yi lagi." Lin SuYin meremas kertas surat dan melemparkannya keatas meja.

Alis Xu Ze terangkat. "Lalu, jika kamu menang?"

Lin SuYin menatapnya. "Aku harus keluar dari akademi."

Xu Ze mencemooh. "Dia hanya akan mempermalukan dirinya sendiri. Xiao Yin, tidak perlu membawa pertandingan itu ke kepalamu. Kamu akan menang, itu sudah pasti."

Lin SuYin mengerutkan kening. "Aku hanya merasa hal ini sedikit mencurigakan. Dia bahkan membebaskanku mengajukan syarat sebelum bertanding dan memberiku keuntungan. Seolah-olah dia sangat percaya diri bahwa dia akan menang."

"Bukankah dia selalu menjadi orang yang terlalu percaya diri?" Xu Ze melambaikan tangan. "Sudahlah, membicarakannya hanya membuatku kesal. Kapan pertandingannya?"

"Satu minggu lagi."

"Itu waktu yang singkat." Xu Ze berkomentar. "Cai Tong ini tampaknya sudah tidak waras, dia benar-benar tidak sabar untuk mengalahkanmu."

Lin SuYin mengangguk namun pikirannya sedikit terganggu. Cai Tong ini terlalu percaya diri sampai membuatnya tidak nyaman.

"Xiao Yin, kamu jangan memikirkannya lagi. Yang harus kamu pikirkan sekarang meningkatkan kultivasimu, akan baik jika kamu bisa menerobos sebelum pertandingan."

Lin SuYin memikirkan ucapan Xu Ze dan mengangguk. Dia terlalu fokus di kebun tanaman spiritual dan belajar sehingga jarang berkultivasi. Dia harus meningkatkan tenaganya agar bisa memberi Cai Tong pukulan yang layak.

"Ngomong-ngomong, soal ujian periode. Apa kamu sudah bertanya ke Zhang Junqing?"

Tubuh Lin SuYin menegang. Dia tersenyum canggung. "Aku benar-benar lupa."

Xu Ze ingin memarahinya tapi mengingat temannya sedang dalam masalah dengan Cai Tong. Dia hanya bisa memaklumi. "Kamu harus menemuinya, jangan sampai Pangeran Wang mendahuluimu."

Lin SuYin melirik Xu Ze dengan kesal. "Lantas, kenapa tidak kamu saja yang pergi menemuinya?"

"Aku?" Xu Ze menunjuk dirinya sendiri dan tertawa. "Mana mungkin, aku tidak begitu dekat dengannya."

Lin SuYin merasa Xu Ze seorang pecundang dan hanya bisa memutar matanya.

Di asrama Ksatria. Zhang Junqing duduk di jendela sembari membaca gulungan dari gurunya. Kakinya yang panjang terlipat dan wajahnya yang tampan bersinar keemasan tertimpa cahaya matahari. Pangeran Wang duduk di kursi, menyesap teh hitamnya dengan anggun. Melirik pria lain yang tenggelam dalam buku, bulu mata Pangeran Wang berkibar.

Dia bertanya, "Junqing, kamu sudah dengar tentang ujian periode?"

Zhang Junqing meliriknya sekilas, menjawab. "Sedikit."

"Kamu sudah membentuk tim?" Pangeran Wang tersenyum lembut. "Aku sudah membentuk tim, ada banyak orang berbakat di dalamnya. Kami membutuhkan dua orang lagi. Kamu bisa mengajak Ye Gege untuk bergabung."

Zhang Junqing menatap permukaan kertas dengan tenang. Dia merenung lalu bertanya. "Kamu sudah menemukan penyihir?"

Pangeran Wang mengangguk. "Aku sudah, dia si bungsu Xu bersaudara. Aku sudah melihatnya, dia sedikit canggung namun benar-benar berbakat."

Zhang Junqing menutup bukunya dan menghela napas. "Tidak."

Tubuh Pangeran Wang menegang. "Apa?"

Zhang Junqing menjawab. "Aku tidak akan bergabung."

Wajah cantik Pangeran Wang memucat, tangannya yang memegang cangkir mengepal erat. Matanya berkilat tajam namun mulutnya mengeluarkan tawa lembut. "Kenapa? Tim yang aku bentuk sangat kuat, kamu cocok berada di dalamnya."

Zhang Junqing menggeleng. Wajah yang biasanya tanpa ekspresi kini melembut. "Aku sedang menunggu seseorang."

Mata Pangeran Wang melebar, dia menggertakan giginya ketika bertanya. Nada suaranya terdengar alami. "Oh, apa dia orang yang kuat sehingga kamu menolak tawaranku demi dia?"

Zhang Junqing menoleh kearah Pangeran Wang. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman tipis. Jantung Pangeran Wang berdebar kencang tapi hatinya sakit dan tidak nyaman.

Zhang Junqing tersenyum!

Namun senyuman ini jelas bukan untuknya.

Zhang Junqing menjawab lembut. "Dia kuat, sangat kuat."

Bersambung....

Last update: 25/07/2020

[BL] Guardian of Forest [Original Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang