Jatuh cinta?
Airin tidak percaya ketika dua kata itu terlintas dipikiran begitu saja.
Dirinya baru mengenal Adrian kurang lebih satu bulan. Tapi perasaan itu terus bermekaran layaknya bunga. Perasaan asing tidak bisa dia jelaskan terlebih saat pria itu mengambil ciuman pertamanya. Dari sekian banyak pria berani mendekatinya kenapa hatinya hanya tertuju pada Adrian?
Apakah cinta itu tumbuh dengan alasan atau tanpa alasan?
Dan apakah cinta bisa datang secepat ini?
"Gue bilang lo lagi fall in love sama Adrian. Lo bilang ke gue kalo setiap dekat dia, hati lo debar kencang merasa nyaman tapi lo terus hindarin."
Airin menatap jengkel Dinda, "Gue nggak mungkin jatuh cinta sama dia."
"Napa nggak mungkin?"
"Karna gue baru kenal dia belum lama ini, Dinda!"
"Sekarang gue mau tanya sama lo, apa perasaan suka diukur dari lamanya lo kenal seseorang? Cinta nggak perlu alasan napa dia bisa datang gitu aja. Bisa satu hari, bisa saat pandangan pertama dan bisa satu bulan atau bisa bertahun-tahun. Dan buat kasus lo nih yang sebulan."
Airin meminum habis jus melonnya sebelum memakan kembali brownies dia pesan di kantin kantornya.
"Itu Adrian, kan?"
"Mana?"
"Itu di pintu masuk. Kok dia sama Rumy? Mereka saling kenal atau gimana?"
Mendengar nama itu disebut membuat Airin merasakan perasaan tidak bisa dia jelaskan. Perasaan tidak suka dan tidak ingin melihat.
"Kok mereka saling kenal gitu sih? Itu apaan lagi Rumy pake cubit pipi Adrian segala mereka -" Perkataan Dinda terhenti melihat Airin beranjak dari tempat duduk dan pergi.
"Mau ke mana?! Makanan lo masih banyak Airin!"
Mendengar suara teriakan dari nama dia kenal mengalihkan perhatian Adrian.
"Gue nggak jadi pesan makanan. Lo sendiri aja bisa?"
"Tapi kita mau makan -"
"Tujuan gue ke sini bukan makan jadi lain kali, bye Rumy."
Adrian mengejar langkah kaki yang berjalan cepat di depannya. Saat dia ingin ikut masuk ke lift yang sama seseorang memanggil namanya.
"Hai." Sapa Adrian.
"Tunggu bentar." Ucap Dinda berusaha mengatur napas, "Gini gue mau tanya lo ada hubungan apa sama Rumy?" Dinda bertanya karena dia memang penasaran sejak tadi.
"Gue sama dia temanan."
"Elo kok bisa temanan sama wanita kayak gitu?"
"Maksudnya?"
"Di kantor ini lo bisa liat, nggak ada satu pun dari pegawai wanita pakaiannya seseksi dia."
Adrian tersenyum, "Emangnya napa kalo dia pakaiannya kayak gitu? Gue nggak bakal tertarik sama dia, gue justru tertarik sama sahabat lo yang super galak."
Dinda tersenyum senang, "Elo benar serius sama Airin?"
"Sejak pertama gue dekatin dia, datang ke rumah dia, ngajakin dia jalan gue emang udah serius sama dia."
"Gue restuin lo buat dapetin dia!"
"Thanks." Adrian tersenyum lalu masuk ke dalam lift.
Sedangkan Dinda tidak jadi menghampiri Airin dia justru memilih melanjutkan lagi santainya di kantin dengan senyum senang, "Kalo nggak ingat dia milik Airin udah gue ambil duluan. Adrian senyum lo tuh bikin semua wanita terpesona termasuk gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE [END]
RomanceThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia ( Undang - undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 28 Tahun 2014 ) =================================== Adrian Rifainoharl (28th) - Baik, tampan, pintar serta CEO dari Relat...