Bisakah aku sepertimu? Melupakan semua kenangan tentang kita dan berakhir luka?
- Airin
. . . . .
Banyak kegiatan bisa dilakukan di hari minggu salah satu contohnya dengan berolahraga. Seperti Dinda dan Airin yang sudah siap sejak jam 06.10. Mereka akan pergi ke pusat taman kota untuk melepas sejenak beban pekerjaan selalu banyak dan menyewa sepeda di sana.
"Gue lupa bawa minuman mineral kita beli kemarin!" Teriak Dinda menepuk jidadnya sesaat setelah memarkirkan mobil.
Airin yang sibuk mengikat rambut menoleh, "Beli aja lagi. Gue udah biasa sama sifat pelupa akut lo."
Dinda tertawa, "Sialan lo."
Airin keluar duluan dan tidak lama diikuti Dinda yang juga keluar dari mobil.
"Mau jalan ke arah mana dulu kita? Kiri apa kanan?" Tanya Dinda bingung.
"Tujuan kita cari mereka yang bisa sewakan sepeda, kalo udah dapat baru puas keliling."
"Oh, oke."
Sepuluh menit mencari mereka akhirnya mendapatkan dua sepeda terakhir. Karena di hari minggu seperti ini banyak yang menyewa sepeda.
"Lomba, yuk!"
"Elo nantangin gue Rin?"
"Kalo iya napa?"
"Elo nggak ingat? Waktu kita masih remaja, lo selalu kalah lawan gue buat hal ginian?"
"Sombong."
"Itu fakta kesayangan gue. Oke, gue terima tantangan lo kita mulai dari sini dan berakhir di sini juga, deal?"
"Deal!"
Airin mengayuh laju sepedanya duluan meninggalkan Dinda yang tertawa sebelum mengejar. Butuh waktu dua puluh detik untuk Dinda menyamakan laju sepedanya dengan Airin.
"Gue tinggal dulu Rin, bye!"
Airin melongo tak percaya lalu mulai fokus pada tujuan untuk menang. Dia menarik napas sebelum mengayuh sepedanya lebih laju tapi sebelum dia dapat mengejar Dinda suara keras dari sepedanya bertabrakan dengan seseorang ditikungan. Airin tidak dapat seimbang kemudian terjatuh dan meringis memegang siku kanan tangannya.
"Sorry, gue nggak sengaja."
"Elo tuh bisa bawa sepeda -" Teriak Airin sambil mengangkat pandangan tapi dia tidak dapat menyelesaikan perkataannya.
"Elo nggak apa-apa? Apa ada yang luka? Gue bantu berdiri ya?"
Linangan air mata itu tumpah begitu saja karena bertabrakan dengannya tidak lain Adrian. Bertemu dengan seseorang dia cinta lagi setelah kejadian di pantai tiga hari lalu membuat Airin tidak bisa fokus.
"Gue benar nggak sengaja, apa ada yang sakit? Lo jangan buat gue panik karna air mata lo, ayo! Gue bantu berdiri."
Hatiku yang sakit Adrian, batin Airin semakin membuat dirinya tidak kuasa lagi menahan tangis.
Airin mengabaikan uluran tangan itu dia berdiri sendiri dan meraih sepedanya sebelum berlalu pergi.
Sementara itu Adrian yang melihat kejadian tidak terduga menghela napas berat lalu ikut meraih sepedanya. Dia ingin pergi tapi detik itu juga dia baru ingat kalau wajah wanita itu tidak asing, Adrian menoleh ke arah tempat wanita itu sudah berlalu pergi dari hadapannya.
"Wanita itu ... iya! Dia yang mau bunuh diri di tebing! Nggak salah lagi!" Teriaknya setelah mengetahui siapa wanita tersebut.
Adrian mulai mengayuh sepedanya untuk mencari tapi ramainya pengunjung membuat dia kehilangan jejak.
. . . . .
"Minum dulu ya?"
Airin menggeleng masih menutup wajah menggunakan kedua tangan. Saat ini mereka sudah berada di dalam mobil setelah Dinda mengembalikan dua sepeda sendirian.
"Elo jangan buat gue khawatir Rin, please, dikit aja?"
Airin menurunkan kedua tangannya dengan wajah sudah memerah karena menangis. Dan Dinda yang melihat itu seakan hatinya teriris sakit.
Airin meneguk minumannya lalu kembali menangis, "Gue nggak sanggup ketemu dia Din ... hati gue sakit karna rindu dia ..."
Dinda menahan air mata lalu membawa Airin ke dalam pelukan. Kondisi Airin seperti ini sama persis seperti tiga hari lalu saat mereka terakhir di Bali. Dinda dan Lisa yang begitu khawatir mencari keberadaan Airin pada akhirnya wanita itu kembali ke hotel dengan air mata kesedihan.
"Kalo gue tau Adrian ada di taman ini juga, gue nggak bakal bawa lo ke sini Rin semua salah gue ..."
"Elo nggak salah gue yang salah, karna selalu buat lo susah dan kita nggak berakhir olahraga seru tadi."
"Masih ada hari lain buat gue senang Airin. Sekarang gue nggak butuh semua itu. Gue cuma butuh lo berhenti nangis ya? Lo buat gue mau nangis juga ..."
Airin menghapus air mata berusaha tersenyum, "Gue bahagia punya sahabat kayak lo."
. . . . .
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE [END]
RomanceThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia ( Undang - undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 28 Tahun 2014 ) =================================== Adrian Rifainoharl (28th) - Baik, tampan, pintar serta CEO dari Relat...