#4

62 25 9
                                    

Banyak orang yang bilang peduli padamu,padahal kenyataannya mereka hanya peduli dengan uangmu.

~~~~~~~~~~~~~~

Hidup adalah tantangan dari keberhasilan.
.
.
"Oke, Sekarang Kita Pilih Calon ketua kelas dulu, YANG BERMINAT MENJADI KERUA KELAS SILAHKAN ANGKAT TANGAN!" Seru Bu Erna.
.
Tak lama kemudian terlihat seorang murid laki-laki dengan rasa kepercayaan yang tinggi diharapkan mampu menjadi pusat tanggung jawab kelas, dengan keberaniannya ia mengangkat tangan.

"SAYA BU!." Jawab seseorang murid laki-laki.

"Oke, Sekarang kamu maju ke depan."

Lalu ia pun bergegas maju ke depan.
.
"Silahkan perkenalkan Nama mu, dan sampaikan visi-misi mu untuk menjadi ketua kelas di sini." Perintah ibu Erna dengan nada yang tegas.

Dizon pun menghela nafas dan ia pun mulai memperkenalkan diri,
"Halo semuanya. Perkenalkan Nama Saya Dzulfikar Dizon, kalian bisa panggil saya Zul, Kar, Atau Zon terserah kalian. Jadi Visi saya mencalonkan diri sebagai ketua kelas adalah: Ingin memajukan nama kelas, membangun kelas untuk menjadi siswa/i, berkualitas, disiplin, berperstasi melalui kegiatan akademik ataupun non akademik, taat akan ibadah dan peraturan sekolah, berintegrasi dan bertanggung jawab dalam hal baik tugas dan hal lainnya. Misi saya yaitu: Mengadakan kegiatan kelas bersih setiap harinya dengan menyusun jadwal piket dan sanksi bagi siapa pun yang melanggar termasuk saya sendiri, melaksanakan perintah dari guru, dan akan membuat siswa lebih aktif, disiplin dengan mengikuti ekstrakurikuler tepat waktu dengan sesuai minat dan bakat mereka, membantu teman-teman yang kesulitan untuk sekolah, serta berperan aktif atas nama kelas untuk mengikuti lomba bagi kelas 11.2. Itu saja Visi dan Misi dari saya, Sekian Terima kasih."

Seluruh siswa menatapnya dengan perasaan yakin, Dan seisi kelas pun penuh dengan suara tepuk tangan.

"LEH UGHA LU ZON!!." Salah satu murid berteriak dengan kencang untuk memberi semangat kepada Dizon.

Dengan tersenyum bangga Ibu Erna pun menyuruh Dizon kembali ke tempat duduknya,
"Dizon, kamu silahkan duduk."

"Sekarang tidak ada lagi yang mau mencalonkan diri sebagai ketua kelas?." Tanya Ibu Erna kepada kami.
.
Tidak ada yang menjawab pertanyaan Ibu Erna tersebut
Lalu.......
.
"Biar ibu yang pilih, itu kamu yang duduk di sudut paling belakang, kamu tidak ingin ikut mencalonkan diri sebagai ketua kelas?, Sepertinya ibu lihat di kelas 10 kamu mempimpin kelas 10.8 ya?." Tanya yakin Ibu Erna kepada Vero.

Yap memang benar,Vero adalah pemimpin di kelas 10.8 Dulu,Dan memang dia terkenal Pintar dan tegas

"S-Saya Bu?." Tanya Vero dengan kebingungan.

"Iya kamu, memang siapa lagi yang pernah memimpin kelas 10.8 selain kamu?."

"E-Engga mau ah Bu, udah kapok aku jadi ketua kelas di kelas 10 dulu hehe." Jawab Vero dengan tertawa kecil.

"Ya sudah, kalau begitu Ibu memilih Dizon menjadi ketua kelas, Selamat Dizon!." Puji Ibu Erna terhadap Dizon.

Dizon pun mulai tersenyum bangga.

"Oke baiklah anak-anak, selanjutnya kita akan memilih Perangkat kelas lainnya." Ucap Bu Erna.
.
.
Setelah kurang lebih 4 menit merundingkan akhirnya kami menemukan orang yang pas.
.
"Kita telah memilih perangkatnya, akan ibu bacakan satu persatu, Ketua kelas kita adalah Dzulfikar Dizon, Untuk wakilnya ibu pilih Salsabila Caryna saja ya, Untuk sekretaris kita pilih Alexa Bellinda dan Davika Antumn, Dan untuk bendahara Kita pilih Claristha Kirana dan Farah Eunnika ."

"Bagaimana?, Ada yang tidak setuju?" Tanya Ibu Erna untuk memastikan kembali.

"Tidak ada Bu" Kami menjawab serentak.

"Oke, semoga kalian para perangkat kelas bisa menjalankan tugas dengan baik dan benar, kalian sudah diberi kepercayaan oleh Ibu, Selamat bertugas." Harap Bu Erna terhadap perangkat kelas.

"SIAP BU!." Jawab mereka dengan semangat.
.
.
"Baiklah,Kalau begitu kegiatan selanjutnya adalah Ibu akan membagi tempat duduk kalian secara acak." Perintah Ibu Erna.
.
"HAAAA!." Kaget kami dengan perasaan ragu.

'Eebuset, Pindah tempat duduk nih?' Tanya ku dalam hati.

"Rolling semua. Kelas dirolling tempat duduk pun dirolling, hadehhh." Aku menyeletuk disaat riuh nya kelas.

"Yahhhh, Laaaa kita bakalan pisahh." Ucap Naya dengan wajah memelas.

"Apaan sih Naya?, Orang masih 1 kelas juga lebay lu." Ucapku dengan tertawa kecil.

"DIAM KALIAN SEMUA!." Bentak Ibu itu agar seisi kelas bisa diam.

Naya POV

"Baiklah,Kalau begitu kegiatan selanjutnya adalah Ibu akan membagi tempat duduk kalian secara acak."

'Hah?, Pindah tempat duduk? Yang serius aja, gua mau main sama siapa coba?, Duhhh ntar kalo gua ada masalah mau bilang ke siapa?, Ntar kalo ada tugas gua mau nyotek kemana?, Ya masa gua langsung nyontek ke manusia dalem kelas ini aneh-aneh aja sih' Ucapku dalam hati.

'Ckkkk, kesel ih kalo misalnya Si Ella punya temen baru gimana?,Ntar gue ditinggalin,Gimana nih' ucapku dalam hati dengan cemas.

"Rolling semua,Kelas dirolling tempat duduk pun dirolling,hadehhh." Terdengar Ella menyeletuk disaat riuh nya kelas.

"Yahhhh, Laaaa kita bakalan pisahh." Ucapku dengan wajah memelas.

"Apaan sih Naya?,Orang masih 1 kelas juga lebay lu." Ucap Ella dengan tertawa kecil.

'Dihh bacot siapa juga yang lebay,Risih kali yang ada.' ucapku dalam hati.

Naya POV end.
.
.
Tak lama kemudian kelas pun menjadi hening.

"SAAT NYA IBU BAGI!." Teriak Ibu Erna dengan wajah yang masih kesal.
.
.
Penantian yang cukup lama dan membosankan, dan akhirnya nama ku disebut

"GABRIELLA!, kamu berdiri, kamu ibu pindahkan ke barisan kiri paling belakang."

Aku pun sedikit terkejut.

"S-Saya, oh oke Bu baiklah." Ucapku menuruti perkataan Bu Erna.

"Yahhh, Ella kita pisahhh." Bisik Naya dengan nada yang sedih.

"Yaudah Naya, toh kita kan masih sekelas." Ucapku.

Aku pun mulai berjalan ke bangku tersebut.

Lalu.....

"Itu yang paling depan,Ibu pindahkan kamu ke barisan kiri paling belakang bersama Gabriella."

"Baiklah Bu." Jawab seorang siswa.

"Akhirnya aku punya temen." Teriak girang seorang Siswa yang duduk sebangku dengan ku.

Ah aku baru ingat!,Dia Grizlle Anastasia,Anak 10.2 Temennya Vania Sefina,Dengar-dengar dia lumayan Pinter,Semoga kami bisa Akrab untung-untung bisa nambah pertemanan.
.
.
"VERO SEBASTIAN,kamu tegak!." Perintah Ibu Erna.

'Loh si Vero?, Ah dia duduk mana ya penasaran gue.'

"Vero, kamu silahkan duduk di barisan kanan paling belakang bersama Abby." Perintah Ibu Erna.

'Oh dia duduk sama si Abby-Abby itu, waduh banyak tikungan nih, serem juga ye'. Ucapku dalam hati.

"H-Hai." Sapa seorang Cewek

"LOH?!."........
                                               -Bersambung

SENANDIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang