Jangan lupa vote sebelum/sesudah membaca cerita ini, usahakan untuk komen dan follow akun author eca_saf
Terim kasih
&
Selamat membacaPagi ini aku berencana membuat kejutan istimewa untuk mas Jafran, tapi dibalik istimewanya itu aku akan sedikit memainkan emosinya terlebih dahulu agar suasana semakin mendukung jalannya kejutan yang telah aku persiapkan.
"Mas bangun"
"Eunghhhh..." Hanya suara lenguhan yang terdengar seperti biasa setiap kali aku membangunkannya.
Tapi maaf mas, kali ini istrimu akan sedikit menyebalkan dengan drama murahan yang aku buat hehehe.
"Cepat bangun!"
Ku tarik-tarik selimut yang ia pakai untuk menutupi seluruh tubuhnya secara paksa. Jika biasanya aku akan menepuk-nepuk pelan pipinya maka pagi ini dengan sedikit kekuatan bumil yang aku punya dengan tega aku menimpuknya dengan bantal.
"Aduh.. kenapa si dek? Pagi-pagi kok sudah marah-marah aja! Biasanya juga kalau aku pulang tugas kamu biarin aku tidur seharian" protesnya.
"Ada paket tuh dari my darling"
"Hah?!"
"Ada paket dari ayang bep!" Ucapku sedikit berteriak agar nyawanya segara kumpul.
Aku keluar dari kamar sembari membanting pintu yang membuatnya bergumam mengucap asma Allah.
Paket? Iya paket yang aku buat semalaman, saat mas Jafran dan Faza sudah terlelap tidur. Kalian mau tahu isinya? Adalah, nanti juga tahu.
Diatas paket yang aku bungkus dengan plastik berwarna hitam tertera nama dari sang pengirim "my love" aku membuatnya sendiri. Ada rasa geli saat aku menulisnya, tapi tak apalah sekali-kali aku mencoba membuat kejutan istimewa berbalut kekejaman istri kepada suaminya. Hehehe maafkan Ammera teman-teman.
Mas Jafran menghampiriku ke dapur yang sedang memotong wortel, dan menarik paksa tanganku. Sampai diruang tamu, ia menyodorkan ku paket yang tadi aku maksud.
"Dari siapa?" Tanyanya dingin.
"Ya engga tau, yang dapat paket kan mas ngapain tanya aku" jawabku jutek.
"Hahh... jawab siapa yang kirim paket ini?"
"Kurir"
Bohong! Demi sebuah kejutan aku rela menabung dosa.
"Kapan kurirnya datang?"
"Tadi pagi"
"La..."
"Buka aja si mas ngapain tanya-tanya. Kurang jelas apa disitu tertulis my love berarti seseorang yang menurutmu istimewa kan mas!"
"Ya. tapi aku engga tau ini siapa yang kirim dek. Bahkan aku engga ada hubungan apa-apa lagi sama Rini, semenjak kejadian itu aku engga pernah denger kabarnya lagi"
Mendengar nama Rini, seketika emosiku dibuat naik. Kenapa harus nama itu yang dia sebut, kenapa tidak nama mantannya yang lain? Kan masih banyak!!!
"Kenapa bawa-bawa perempuan itu? Mas masih ngarep kalau dia datang mengucapkan happy anniversary lewat paket seperti sebelumnya?!"
"Bukan begitu, maksud aku terkahir yang ngirim paket seperti ini kan dia, sampai hubungan kita renggang bisa jadikan saat ini dia lagi yang kirim?"
"Tapi kenapa harus nuduh Rini?"
"Aku hanya menebak-nebak sayang, aku hanya ingin memastikan dari siapa paket ini"
"Coba saja mas pikir dari mantan yang mana yang berani kirim paket itu!"
Aku berniat pergi dan berjingkat, tapi sebelum itu mas Jafran malah lebih dulu menarikku kedalam pelukannya. Bahkan posisi kami saat ini adalah aku duduk dipangkuannya sambil ia dengan rusuh membuka paket itu.
Terdapat sebuah beberapa foto hasil USG ku kemarin, dan surat keterangan dokter yang menyatakan aku hamil serta buku KIA (yang berwarna pink).
Dapat aku rasakan tangan besar itu bergetar, saat mas Jafran mencoba membaca dengan seksama surat keterangan dokter sambil terus menahanku agar tidak beranjak dari pangkuannya.
"Ap-apa? Apa ini?"
Mas Jafran memandangku dengan tatapan penuh tanya, tangannya semakin mencengkram erat tanganku.
"Mas pikir itu apa?" Ucapku dengan wajah polos.
"Ini punya kamu kan? Yang hamil kamu kan?"
"Mas pikir siapa?"
"Jangan bercanda Ammera!"
Ia membentakku dengan jarak yang sangat dekat. Apakah ia tak suka mendengar kehamilanku? Seketika air mataku terjun bebas tanpa aku minta.
"Jawab!"
Aku semakin terisak dibuatnya, niat hati ingin memberinyankejugan manis tapi mengapa malah aku yang dibuat menangis? Padahal aku pikir dia akan tersenyum binar tapi ekspetasi tak sesuai dengan rencanaku.
Elusan tangannya dikepalaku semakin membuat aku menangis tersedu-sedu.
"Sayang..." Panggilnya melembut.
"Aku butuh jawaban dari mulutmu, katakan ini punya siapa? Kamu? Kamu hamil lagi? Anak kita?"
Aku tak dapat berkata-kata, aku hanya mengangguk memberi jawabannya.
Spontan dia memelukku erat, dan mengucapkan rasa syukur. Dahiku terasa basah oleh air yang semakin banyak. Mas Jafran menangis sambil terus menciumku dan mengucap syukur.
Bahkan Faza yang baru datang pulang main pun seketika menggelegar menangis membuat aku dan mas Jafran dibuat kalang kabut.
"Za kenapa sayang?"
"Ayah nan Nda apa? Ayah nan Nda angis (ayah dan bunda kenapa? Ayah dan bunda nangis)"
Aku dan mas Jafran saling bertukar pandang, dan seketika senyum dari terbit yang membuat Faza semakin dibuat bingung.
"Anak ayah pinter ya merusak suasana, dan buat ayah bundanya kaget" ucap mas Jafran sambil mencubit hidung mungil Faza.
"Ayah akalin nda ya? (Ayah nakalin bunda ya?)" Tuding Faza.
"Engga, malah bunda yang nakalin ayah. Faza tahu engga tadi ayah dipukul sama bunda pakai bantal dikamar, terus ayah dimarah-marahin"
"Bunda!" Bentak Faza sambil melotot dan menatap ku horor.
Sedangkan mas Jafran merasa puas melihat aku dimarahi Faza karena sudah berhasil mengerjainya. Senjata makan tuan!
"Engga boleh bentak-bentak bunda! Nanti bundanya sedih, dedek yang didalam perutnya bunda sedih" peringatan mas Jafran kepada Faza.
"Dede na anti angis? Maaf ya (dedek nya nanti nangis?)" Ucapnya sambil berusaha menggapai perut rataku.
Aku mengangguk singkat dan melempar senyum kepada si calon kakak.
Aku dan mas Jafran berpelukan, dan Faza dan calon bayi yang hadir diantara kami. Rasanya sangat membahagiakan, bukan hanya mas Jafran saja yang terpancing emosi tapi aku juga dan si kakak Faza.
TBC
Terima kasih sudah membaca, maaf jika ada kesalahan kata² atau penyebutan istilah dalam penulisan karya. Salam hangat dari author ✌️
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And You Future ~ Sah Bersama Mu?? 2 (Completed)
RomansaJafran family kembali hadir membuka lembaran baru nya dengan berbagai coretan tinta warna-warni. berbagai lika-liku perjalanan cinta mereka sudah mereda seiring berjalan nya waktu, kini Jafran dan Ammera bukan lagi seorang mahasiswi dan tentara buja...