Budayakan vote setelah membaca. Karena vote kalian adalah pengganti koin. 🤗
"Mas jangan!" pinta Citra sambil menghiba pada suaminya. Namun Kevin tidak peduli. Pria itu tetap melemparkan tas koper berisi pakaian milik istri dan anaknya ke halaman.
"Mulai hari, kamu tidak boleh menginjakkan kakimu di sini!" usirnya tanpa perasaan.
"Tapi aku masih istrimu, Mas." Citra berusaha mengingatkan Kevin.
Meskipun pernikahan mereka terjadi karena perjodohan orang tua, tapi sudah ada anak dari pernikahan keduanya.
"Mulai hari ini kamu bukan lagi istriku!"
Sementara itu di belakang Kevin, seorang wanita tampak menyunggingkan senyum culasnya. Citra mengetahui wanita itu dari selentingan gosip hangat yang ditayangkan infotaintment.
Wanita itu adalah Inge, salah satu member girlband Indonesia yang sedang naik daun. Dibalik penampilan manisnya, ternyata Inge adalah seorang perempuan yang telah membuat Kevin berubah.
"Aku tidak akan pergi dari sini." Citra berusaha mempertahankan haknya. Pernikahan mereka telah direstui oleh mendiang ayah mertuanya. Dan rumah tangga mereka masih baik - baik saja sebelum ibu mertuanya berpulang menyusul suaminya.
"Kamu sudah tidak berhak tinggal di sini."
"Tapi aku istrimu," bantah Citra sambil berusaha menahan tangisnya. Ia akan tetap berjuang mempertahankan apa yang menjadi hak nya hingga titik darah penghabisan.
"Kamu jangan bermimpi, Citra. Aku tidak mencintaimu. Pernikahan kita hanya karena dijidohkan. Ayah dan ibuku sudah meninggal. Dan sekarang aku berhak mengatur hidupku."
"Bagaimana dengan Putri? Dia darah dagingmu, Mas." Kali ini ia berusaha mempertahankan hak Puteri. Citra akan bertahan hidup bersama dengan pelakor asalkan kesejahteraan anaknya terjamin. Citra bisa membutakan mata dan menulikan telinga melihat Kevin dan Inge berbahagia. Citra rela menderita demi Putrinya.
"Dia masih terlalu kecil dan membutuhkan tempat berlindung," Citra menyentuh tangan Kevin berharap sentuhannya mampu mencairkan kebekuan hati pria itu. Namun Kevin menepis tangan Citra.
"Bagiku, Puteri adalah sebuah kesalahan."
******
Citra berjalan meninggalkan rumah besar itu dengan perasaan hancur. Tangan kirinya memeluk tubuh Puteri yang terlelap di dalam gendongannya, sedangkan tangan kanannya menarik koper trolinya.
Jujur saja, Citra tidak tahu arah mana yang harus ia tuju. Ia sama sekali tidak mempunyai bekal hidup yang cukup. Saat itu ia hanyalah seorang gadis yatim piatu yang diterima bekerja di kediaman orang tua Kevin. Entah ada angin apa, Pak Prasojo ayah Kevin memintanya untuk menjadi menantu keluarga itu.
Beberapa bulan setelah mereka menikah, pak Prasojo meninggal dunia. Semua masih berjalan dengan baik ketika bu Prasojo masih hidup. Namun semenjak beliau menyusul kepergian suaminya, sifat Kevin pun berubah.
Citra berdiri di tepi jalan. Dilepasnya pegangan troli untuk membelai wajah mungil Puteri.
"Maafkan Mama ya, Nak. Mama benar - benar wanita yang tidak berguna. Cuma ini jalan yang bisa mama pilih untuk mengakhiri penderitaan kita. Semoga kita dipertemukan di surga," ucap Citra sambil terisak.
Di iringi Isak tangis, Citra menciumi wajah Puteri sebelum akhirnya ia melempakan tubuhnya di depan kendaraan yang melintas.
*******
Janu baru saja berbelanja piranti menjahit dari sebuah toko yang menjadi langganannya. Ia mengemudikan motornya dengan kecepatan sedang. Namun mobil di depannya yang tiba - tiba saja berhenti membuatnya terkejut.
Janu berusaha membelokkan motornya. Tapi karena jarak yang terlalu dekat membuat tubuhnya bersenggolan dengan body mobil yang menyebabkan ia jatuh dari motor.
"Anjing..." umpat Janu saat tubuhnya terbentur ke aspal dan tertindih motornya sendiri.
Salah seorang penumpang mobil turun untuk menolong Janu. "Maaf, Mas."
"Fucek, kalau berhenti jangan mendadak, dong!" umpat Janu sambil memegang bahu kirinya yang terasa ngilu.
"Maaf, Mas. Tadi tiba - tiba ada orang melompat di depan mobil kami yang melaju."
Mata Janu semakin melotot. Dengan langkah pincang dan tangan kanan menahan lengan kirinya, Janu menghampiri seorang wanita yang menggendong bayinya. Wanita itu mirip seperti orang gila karena berdiri mematung di depan mobil tanpa merasa bersalah sedikitpun.
"Heh goblok! Kalau mau bunuh diri jangan bikin repot orang. Sana nyebur ke sungai aja!"
Bentakkan Janu seolah menyadarkan Citra, dan setelah itu tangis histeris lolos dari bibirnya.
*******
Orang - orang berusaha menenangkan Citra. Seorang ibu penjual minuman mengulurkan sebotol air mineral.
"Istighfar, Nduk. Kalau sedang memiliki masalah jangan pendek akal. Ingat sama Gusti Allah," ucapnya sambil menepuk bahu Citra.
Puteri yang berada di gendongan Citra mulai menangis karena merasakan kebingungan yang dialami oleh ibunya.
Janu yang mengalami keseleo duduk tak jauh dari Citra dan bayinya. Tanpa sengaja Citra menoleh dan melihat Janu tengah menatapnya.
Citra menggigit bibir bawahnya, kemudian berucap lirih, "Maaf!"
Janu berdecih sambil meludah. "Tidak semudah itu Maria Mercedes!" dengus Janu sambil membuang arah pandangnya.
Citra kembali menunduk dalam dan menyesali perbuatannya. Jika benar ia dan anaknya mati, bagaimana nasib si pemilik mobil?
Setelah terjadi kesepakatan antara si pemilik mobil dan Janu, keramaian itu pun bubar. Kini tinggal Citra dan bayinya.
Janu menatap Citra dengan tatapan kesal. "Karena kamu penyebab kekacauan tadi, kamu harus bertanggung jawab," ucap Janu.
Citra menghela nafas berat. "Tapi aku nggak punya uang untuk menggantinya, Mas."
Setelah itu Citra kembali menunduk dalam. Jangankan mengganti rugi. Saat ini pun ia tidak memiliki uang untuk membeli makan. Wajar kan jika kondisi tersebut membuatnya gelap mata dan ingin mengakhiri hidup?
Janu berdecak, "Kalau nggak bisa ganti rugi dengan uang, kamu bisa mengganti rugi dengan tubuhmu,"
Ucapan Janu membuat Citra kalap, "Daripada aku harus menjual diri, lebih baik aku mati saja."
Citra berdiri dari duduknya dan Janu segera menahannya. Bisa berabe jika wanita kacau itu benar - benar ingin mengulangi aksinya untuk bunuh diri.
"Maksudku, kamu harus menggantinya dengan menjadi asistenku!"
Tbc
Cerita ini sudah tidak utuh di Wattpad. Jika ingin membaca, Readers bisa membeli ebooknya.
Terima Kasih. 🤗😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Panggung Untukmu (Sudah tersedia ebook di Playstore)
General Fiction"Aku bersedia membantumu untuk membalas dendam pada suamimu" Januar Pribadi "Aku bersedia melakukan apapun asalkan keinginanku tercapai." Citra Larasati Simbiosis Mutualisme yang membuat Citra galau antara memilih untuk membalas dendam terhadap mant...