Super Hero

346 6 0
                                    

We are all super heroes
We are all super heroes
We are all super heroes
It's our choices in our hand
To be or not to be
* Momo dan Parabiru, Superhero

***

"Dani cacat ... Dani nggak punya kaki ... Dani pincang ... Dani nggak bisa jalan." Begitu, ejekan yang sering terdengar. Memang, ia mendengarnya, tapi, tak dimasukkan hati. Memang, pernah cacian itu melemahkan hati, namun, ibunya selalu menguatkannya, menyemangatinya agar tetap berjalan seperti biasa, walau harus memakai tongkat.

Dani kehilangan kaki kanannya ketika ia berusia sepuluh tahun. Kala itu, ia melihat seorang anak perempuan yang nyaris tertabrak truk. Ia menyeret perempuan itu, tapi sayang, karena kurang keseimbangan, ia jatuh, dan ban truk itu melindas kaki mungilnya.

Karena kecelakaan itu, ia harus kehilangan kakinya. Ia sempat memutuskan berhenti sekolah karena temannya selalu menertawai. Demikian juga aktivitas lain di luar rumah. Latihan break dance, sepak bola, silat, semua terhenti. Bahkan, bermain dengan teman pun tak ia lakukan.

Dani kecil sibuk mengurung diri di rumah. Ia sering menyesali perbuatannya menolong anak perempuan itu. Berpikir jika ia membiarkan anak itu tertabrak, pasti kakinya masih utuh. Ia tak akan diejek. Sekarang, anak perempuan itu pun tak ada kabarnya. Tak mengucapkan terima kasih, atau apa pun. Memang, anak ituikut mengantarkannya ke rumah sakit, namun, langsung menghilang. Biaya administrasi sudah dibayar orang asing. Mungkin, keluarga anak itu.

"Memang, orang kaya selalu menyelesaikan apa pun dengan uang," pikirnya. Tapi, Dani meyakini, di dunia ini, tak semua bisa dibayar dengan uang, termasuk kakinya.

"Sudahlah, Nak, tak perlu kau sesali! Kebaikanmu menolong anak itu pasti sudah dicatat oleh Yang Kuasa. Jika kau menyesal, berarti kau tak ikhlas. Pahalamu akan dikurangi," kata ibunya suatu saat.

"Tapi, kakiku jadi pincang, Bu."

"Mungkin, ini ujian buat kita, Nak. Tuhan menguji seberapa kuat niat kita untuk terus berbuat baik. Apakah kita akan tetap baik jika Dia mengambil yang kita sukai? Kalau kau menyerah, berarti kau gagal, Nak. Banyak yang tak punya kaki sejak lahir, tapi, tetap berjuang. Banyak yang tak mampu melihat, tapi, tetap semangat. Mereka tak menyerah. Jika kau dihina, buktikan kau bisa! Tuhan cuma mengambil kaki kananmu, kau masih punya kaki kiri dan tangan untuk melakukan kebaikan. Setidaknya, ibu tak akan membiarkan senyum yang selalu menyemangati ibu hilang begitu saja," kata ibunya sambil mengusap rambut, lalu mencium pipinya.

***

Dani sudah bertekat untuk melanjutkan sekolah, ia juga mulai membiasakan diri dengan tongkat kruknya. Termasuk melakukan hobinya break dance, sepak bola, dan silat. Mungkin, susah melakukan gerakan dengan satu kaki, tapi, ia tetap berusaha. Walau ia terjatuh, ia tak menyerah. Ia terus berdiri, dan mencoba lagi.

"Boleh gabung, nggak?" tanya Dani kepada teman-teman yang sedang berlatih break dance.

"Kamu tu udah pincang. Mending, kamu duduk manis aja, meratapi nasib!" Hari meledeknya. Dulu, anak tersebut yang sering minta tolong Dani untuk mengajari. Dani hanya menarik napas panjang untuk menenangkan hatinya.

Kumpulan Cerita AnakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang