Dari kejauhan, tampak kedua sosok yang berada di ruang perpustakaan masih senantiasa duduk pada posisinya dengan tangan yang saling terjalin.
Krist, si hantu berparas manis itu adalah orang pertama yang segera menarik tangan nya dari genggaman seorang pria yang kini menatapnya. Ini terasa aneh bagi Krist, pria di depan nya ternyata bisa melihatnya, terlebih pria itu juga bisa memegang nya dimana tidak ada satu orangpun yang bisa melakukan itu, bahkan Gun sekalipun.
"Kau.. kau bisa melihatku, Sing?" Tanya Krist setelah berhasil mencerna situasi yang terjadi, pria yang ada di depan nya sekarang adalah Singto, sahabat Gun. Selama ini Krist pikir Singto tidak bisa melihatnya, karena setiap kali Krist menampakkan diri di depan Singto, pria itu seperti terlihat acuh tak acuh. Apakah ini sebabnya mengapa pria berkulit Tan itu selalu menganggu Gun ketika pria mungil itu sedang bersama nya?
Singto tersenyum simpul, ia memainkan jari jemari nya di atas meja, punggung nya menyender di kursi tanpa melepaskan tatapan nya dari sosok hantu tersebut.
Sebenarnya, bukan hanya Gun yang bisa melihat hantu setelah kejadian dimana mereka melakukan permainan pemanggil arwah. Tapi Singto juga bisa merasakan kehadiran sosok-sosok tak kasat mata. Jika Gun hanya bisa melihat arwah Krist, berbeda dengan Singto yang bisa melihat berbagai macam arwah baik di dalam sekolah ini maupun di luar lingkungan sekolah. Pada awalnya, Singto merasa frustasi, namun pada akhirnya ia bisa mengontrol semua rasa takutnya. Ia bisa sepenuhnya mengabaikan hantu-hantu yang sengaja ataupun tak sengaja menampakkan diri di depan nya. Karena Singto tahu, satu kali saja ia ketakutan melihat hantu-hantu itu, maka akan di pastikan mereka akan mengikuti dan meminta bantuan atau lebih parahnya meneror Singto. Itu sebabnya, selama ini ia berpura-pura tidak melihat hal seperti itu.
Sebenarnya pula, Singto adalah orang pertama yang di ikuti Krist pada malam pemanggilan arwah itu saat ia ingin kembali ke rumah. Namun Singto berhasil menghindari Krist dengan berpura-pura tidak melihat kehadiran sosok tersebut dan mengacuhkannya. Hingga beberapa hari kemudian, Singto sadar jika Krist berhasil memaksa Gun untuk membalaskan dendamnya.
Awalnya, Singto hanya mengawasi keduanya dari kejauhan dan sesekali menganggu interaksi keduanya, tetapi ketika Singto tak sengaja mendengar percakapan antara Gun dan Krist di dalam perpustakaan ini, lebih tepatnya Krist memerintah Gun untuk membunuh. Disana lah Singto tahu, jika semuanya sudah di luar batas kendalinya.
Itu sebabnya mengapa Singto akhirnya memutuskan untuk menemui Krist dan menggenggam tangan Krist secara tiba-tiba. Karena dengan cara itu lah, Singto bisa melihat masa lalu Krist, karena kilas balik kehidupan pria manis itu pula lah, Singto tahu alasan Krist begitu membenci Off.
"Off tak sepenuhnya salah, Krist. Kau tahu itu."
"Kau tidak tahu apapun!"
"Aku tahu, aku bisa melihat masa lalu mu saat aku menggenggam tangan mu."
Krist menggeleng, Isak tangis pelan kembali terdengar diruangan itu. "Dia bersalah, dia menyakitiku. Dia adalah pembunuh yang sebenarnya."
"Krist, lupakan dendam mu dan berhenti menganggu Gun." Pinta Singto.
"Tidak, aku sudah membunuh orang itu. Maka akan ku pastikan, jika Off juga akan mati."
Usai mengatakan hal itu, sosok Krist tiba-tiba menghilang dari pandangan Singto. Namun Singto tahu, jika Krist masih ada di ruangan perpustakaan tersebut, karena arwah itu tidak bisa pergi terlalu lama dari ruangan ini.
"Krist, tunjukkan dirimu." Teriak Singto hingga menggema ke sudut-sudut ruangan.
"Berhenti mencampuri urusanku, Singto. Atau kau akan merasakan akibatnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
☑️ Love Destiny
Fanfic[COMPLETED] CHAPTERED || Cast : Gun Atthaphan • Off Jumpol • Krist Perawat • Singto Pracahya. ➖ ➖ ➖ Gun adalah seorang siswa di Bangkok High School, awal nya kehidupan Gun disekolah berjalan normal. Hingga kehadiran sosok pria manis bernama Krist, m...