Prolog

116 2 0
                                    

Sudah sekitar satu jam  ia duduk di kursi ini. Setiap lonceng pintu berbunyi, pandangannya akan mengarah pintu tersebut, berharap yang ia tunggu membuka pintu tersebut. Pandangannya mengarah ke minuman yang tinggal sedikit, haruskah ia memesan kembali atau meninggalkan tempat ini?. Akankah dia datang? Atau ada yang lebih penting dari pertemuan ini?. Menempati kursi tepat di samping jendela sangatlah menyenangkan, ia dapat melihat berbagai macam orang lalu lalang. Mulai dari orang tua, anak muda yang sedang di mabuk asmara, serta keluarga kecil  yang tampak bahagia. Perhatiannya pada luar jendela tersebut teralihkan dengan suara bariton tepat di depannya, seorang lelaki dengan setelan kemeja yang lengan  digulung hingga siku tak lupa jam tangan yang menghiasi pergelangan tangannya. Lelaki tersebut menyapa dengan senyuman dan berkata,

"Hai." suara ini lah yang dia rindukan.

Fansign Online Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang