Titik Lampau (Part 1)

2 0 0
                                    

"INTANNN...."
Teriak ku dan terbangun dari mimpi, rupanya Aku bermimpi lagi tentang Intan, dia sahabat ku saat kami menduduki bangku SMA , teman sebangku ku yang saat ini telah lama meninggalkanku, sudah sebulan ini Aku beberapa kali memipikannya, ada apa? Apakah ada sesuatu yang ingin dia sampaikan padaku? Ya memang pada saat kejadian itu Aku masih teringat jelas bagaimana Aku kehilangannya didepan mataku dan sekarang dengan rasa bersalah dan rindu Aku ingin bertemu denganmu, walaupun hanya sehari, sekali ataupun sesaat , Aku ingin bertemu.

"Intan..." Ucapku pelan dengan berkeringat dingin dibadan, nafasku begitu terengah-engah seperti telah berlari mengililingi lapangan bola satu putaran tanpa henti, jantungku berdegup cepat. Aku melihat jam di dinding ternyata masih pukul 1 pagi, Aku merasa sudah melakukan perjalanan sangat jauh sedangkan Aku tidur sekitar 3 Jam yang lalu.
Aku mencari Ponsel ku dan berniat menelfon Nayla Sahabatku. Aku, Nayla , Gea dan Intan , kami sahabatan sejak kelas 1 SMA sampai sekarang. Aku cari nama Nayla terlebih dahulu karena dia sering begadang nonton drama korea , Aku harap jam segini Nayla belum tidur, Aku tekan tombol memanggil, berdering dan benar Nayla belum tidur gak lama telfon ku langsung dijawab oleh Nayla
"Iya Del...kenapa?"
"Nay..." Jawabku terengah - engah
"Lo kenapa , Del. Kok ngos-ngosan gitu?"
"Intan Nay..." Aku masih belum bisa mengatur napasku dan masih sibuk mengelap keringat di leherku
"Hah, Intan. Lo mimpiin dia lagi?"
"Iya" Jawabku lemas
"Ya ampun, Del. Apa yang Lo pikirin sih sampai-sampai Lo mimpiin Intan terus, Ikhlasin, Del. Intan udah lama gak ada, dia bahkan mungkin udah bahagia jadi Lo jangan nyiksa diri Lo terus dengan mikirin dia, Lo juga punya kehidupan sendiri"
Aku tak menjawab karena Aku merasa benar-benar lemas, mimpi yang barusan Aku alami seperti nyata.
Pada saat itu 8 Tahun lalu di hari sabtu Aku dan Intan pergi ke Pusat Kota untuk mencari Novel dan selalu ditemani Intan karena Nayla dan Gea lebih suka nongkrong di Cafe dan karaoke ketimbang baca Novel atau Buku, cuma Intan yang sedikit memahami ku walaupun sebenarnya dia juga tidak begitu suka membaca tapi dia lebih tidak suka lagi sama nongkrong-nongkrong di Cafe sehingga Intan lebih memilih menamani Aku mencari Buku.
Desa kami berdekatan namun jauh dari pusat kota sehingga kami harus naik Angkot selama 1 jam 30 menit namun Intan mengendarai sepeda motor sehingga Aku bersama Intan pergi ke pusat kota dengan menggunakan sepeda motor.
" Del, kali ini Lo mau nyari buku apa? " Tanya Intan setelah sampai di toko buku
"Gue mau nyari Novel karyanya Esti Kinasih judulnya Jingga dan Senja "
"Ooohh" Jawab Intan seolah mengerti. "Kemaren Gue liat Reno ngasih Lo Novel di Kelas?"
" Iya tapi yang dia kasih bukan Novel yang Gue maksud yang ini, tapi udah Gue baca kok semalam orang halamannya sedikit, seru juga sih ceritanya"
"Eeummm begitu bagus dong " Intan mamggut-manggut sambili membaca majalah Ramalan Zodiak
Gak lama dari itu ponsel Ku berdering dan ku lihat nama yang memanggil "Reno"
"Siapa , Del" Tanya Intan sambil menengok ke arah layar ponselku yang masih berukuran 2 Inchi
"Panjang Umur, baru kita omongin orangnya eh dia telfon, Reno"
"Ooh ya udah Jawab"
Aku meletakan kembali buku yang tadi kupegang saat memilih Novel lalu langsung ku Jawab telfon Reno agak jauh dari Intan
"Hallo , Ren. Ada apa?"
"Emang harus ada apanya dulu kalau mau telfon Lo?" Terdengar suara berat Reno dari sebrang
Oh iya Reno juga teman sekelas kami sejak kelas 1 SMA sebenarnya dia cowok yang di taksir Intan. Lah kok bisa? Penasaran kan hehe nih singkat cerita aja ya. Jadi pas kelas 2 SMA Intan curhat kalau dia naksir Reno soalnya Reno nolongin Intan pas dia diganggu kaka kelas nakal dari situ Intan diam-diam suka (kayak judul lagu, hihi) nah pas itu seminggu setelah Intan curhat Ehh taunya Reno nembak Aku, Aku kaget dan begitupun Intan dia malah syok sampai muntaber 3 hari gak masuk sekolah tapi setelah Reno mengaku kalau Dia udah suka duluan ke Aku pada saat MOS hari ke 2 karena pada saat itu Aku udah punya cowok dan Aku juga gak ada rasa sama Reno ditambah gak enak hati sama Intan jadi auto tolak, cuma Intan masih canggung sama Aku selama beberapa minggu dan akhirnya menerima ikhlas bahkan Intan dan Reno sekarang udah makin deket bertemannya, hehe.
Yuk lanjut ke laptop
"Ya engga gitu Ren, Gue gak enak aja lagi sama Intan lo nelfon, kemaren aja dia liat Lo kasih gue Novel"
"Heumm kita gak pacaran malah berasa backstreet, apa kita pacaran beneran aja yuk!?" Terdengar ketawa kecil dari sebrang suara.
"Apaan si Lo"
"Wahhh kejam 5 kali Lo nolak Gue"
"Ish perhitungan, udah cepet mau ngomong apa, Ren"
"Gak ada apa-apa pengen jailin Lo aja"
"Geblek ya Lo, kurang gawean, udah ya, bye" langsung ku tekan kencang tombol merah panggilan, gak enak hati dan empedu tau gak sama Intan, emang Reno gitu orangnya.
"Udah , Del?" Tanya Intan singkat tapi padat saking padatnya dada Aku sesak nahan ketidakenakan perasaan.
"Oh udah, Ntan. Hehe" Tawa ku garing
"Kenapa dia telfon , Del" Selidik Intan lagi
Eh sumpah ya kalau bukan sahabat sendiri pengen Aku jawab "Banyak nanya Lo, apa urusan Lo, pacar Lo bukan" wkwkwk ketawa dalam hati cuma untung Intan sahabatku jadi Aku bakal jawab semua pertanyaan dia toh juga Reno bukan pacarku jadi gak ada privasi
"Iseng " jawab ku singkat setelah berkontra dengan diri sendiri hihi
" Iseng apaan maksudnya" Tanya lagi Intan sambil mengrinyitkan dahi
"Iseng aja pokoknya, gue nanya ada apa telfon dia jawab gak ada apa-apa ya langsung gue matiin"
"Eeumm gitu "
Hadeuhh perasaan ku udah kaya ketauan selingkuh aja.
Akhirnya Aku menemukan Novel yang ku cari, Aku dan Intan berniat makan bakso langganan , sementara Aku membayar Novel , Intan mengatakan padaku bahwa dia ingin ketoilet dulu.
Sudah 20 menit setelah Aku membayar Novel tapi Intan gak balik- balik, ini anak muntabernya kumat lagi atau gimana. Karena cuaca begitu panas Aku melihat Es Dawet Ireng di warung sebrang depan toko buku begitu menggiurkan tenggorakn yang kering, sambil menunggu Intan kayanya enak minum Es Dawet Ireng. Ku tengok kanan kiri sebelum nyebrang, oke aman. Aku bergegas menyebrang dengan bantuan Bapak tukang parkir karena disini selalu ramai mobil dan motor lalu lalang. Akhirnya Aku sampai di warung Es Dawet Ireng, Aku pesan satu, Aku memeriksa ponselku tidak ada kabar dari Yoga.
Betewe Aku belum cerita ya tentang Yoga pacar seorang Mahasiswa, Aku dan Yoga sudah 2 tahun lebih pacaran Dia bersekolah di Pusat kota jurusan Teknik sipil, sehingga Aku dan Yoga hanya bisa bertemu di hari Minggu atau hari libur, harusnya mumpung sekarang Aku ada di Kota kenapa Yoga tidak menemui ku, malah Dia beralasan mau main Band dengan temannya. Cukup segitu aja ya cerita tentang Yoga kalau diceritain detailnya nanti malah pada naksir, hihihi.
Pesanan Es Dawet Ireng ku sudah siap, Aku menyeruput dan berasa adem ditenggorakan saat Aku hendak duduk Aku melihat Intan di sebrang jalan dengan terburu-buru, apakah sedang mencariku,
"Intann..." Teriaku sambil melambaikan tangan , yang nengok malah orang disekitar hehe maaf maaf suara cempreng ku udah mengganggu. Intan ternyata melihat ku, Aku perhatikan Intan seperti terburu-buru karena berjalan sambil terus menengok ke belakang seperti dikejar oleh seseorang namun Aku tidak terlalu menggubrisnya mungkin ini hanya perasaanku saja, kemudian Intan melangkah untuk menyebrang dengan setengah berlari, terdengar suara klakson kencang seketika Aku mencari arah suara klakson itu dan ternyata...
Brukkkk..... Intan tertabrak minibus pengirim paket dan badan nya terlempar hingga beberapa meter
"Intaaaannn....." Teriakku histeris, gelas Dawet Ireng yang tadi ku genggam erat Aku jatuhkan dan bergegas berlari kearah Intan betapa terkejutnya Aku , Intan sudah terbaring bersimbah darah di tengah jalan, badanku seketika lemas dan gemetar , Aku gemetar dan jantung terasa berdebar sampai susah bernafas... Intan... Intan... Teriakku lagi.
" Del... Adel..." suara disebrang ponsel mengagetkan lamunanku ternyata Aku masih tersambung dengan Nayla
" Lo ngelamun" tanya Nayla lagi
"Iya , sorry ,Nay. Barusan gue keinget kejadian di mimpi Gue, sama persis sama kejadian 8 tahun lalu..."
"Del... udah ya... udah malam, jangan inget yang sudah berlalu, sekarang tidur jangan lupa berdoa bila perlu shalat malam , yah"
"Iya, Nay".
Ucapan Nayla ada benarnya mending Aku shalat malam meminta perlindungan dan ketenangan hati.
********

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TITIK LAMPUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang