:: Tujuh

1K 153 19
                                    

🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁

⚠️ Tulisan bermodel italic (bercetak miring) adalah sebuah mimpiuntuk part Seohyunatau lamunanuntuk part Kyuhyunyang masih bersangkutan dengan masa lalu masing-masing tokoh.



"Tidak seharusnya kau kembali ke tempat ini. Perjanjian yang kita setujui bersama tidak semudah ini untuk kau ingkari. Bahkan anak dari pengecut sepertimu tidak sepantasnya menerima marga Seo di depan namanya!" Suara tajam itu mampu menusuk pendengaran semua orang. Termasuk dirinya yang masih berumur belasan tahun. Meskipun masih cukup dini untuk mengerti semua perkataan kasar tersebut, namun Seohyun mampu merasakan kesakitan di hatinya.

Mata bening itu menengadah. Menatap raut muka sang ibu yang tetap tegar. Tidak sedikitpun menampakkan bagaimana terlukanya diri itu. Genggaman yang terjadi antara dirinya dan orang yang paling ia sayangi bertambah erat. Seakan mengisyaratkan sebesar apa kekuatan yang harus mereka bangun untuk melewati semuanya.

"Kau dan anakmu... adalah seorang pengecut!"

Seohyun terbangun dari tidurnya. Mimpi yang berhubungan dengan masa lalu kelam itu kembali datang. Ia mencoba mengendalikan deru napas agar kembali normal di tengah keadaan diri sangat buruk. Ingatan itu benar-benar mengganggu.

"Aku bukan pengecut. Aku dan eomma bukan seorang pengecut." Gerakan bibir yang menyuarakan sebuah kalimat terdengar lirih.

Sebatas gumaman yang Seohyun keluarkan untuk menenangkan diri sendiri. Ia alihkan mata itu menuju jam. Pukul sepuluh malam. Tidak mungkin untuknya kembali tidur, terlalu takut memimpikan masa lalunya kembali.

Perlahan dia beranjak. Mendekati lemari dan mengambil sebuah jaket dari dalam sana.

Ingatannya mengulang pertaruhan yang ia buat dengan Kyuhyun. Ia tidak tahu apa yang terjadi saat itu. Kenapa Kyuhyun meninggalkannya begitu saja, dan menjadikan dirinya benar-benar seperti pecundang.

Langkah Seohyun mulai melewati tangga. Tanpa penerangan lampu sedikitpun, raga itu tetap berjalan meninggalkan bangunan megah yang menjadi hunian. Tidak ingin menimbulkan masalah, ia lebih memilih kendaraan umum untuk mengantarnya menuju tempat tujuan.

🍁🍁🍁

Suara musik yang menggebu masuk melewati gendang telinga. Kerlipan lampu disco juga tampak di depan mata. Gadis itu tetap melangkah. Memasuki tempat penuh nafsu yang selama ini begitu ia hindari.

Tubuhnya ia dudukkan pada sofa kosong yang ada. Di hadapannya terdapat meja yang menyajikan berbagai minuman beralkohol.

Seohyun belum tertarik dengan benda itu. Mata coklatnya menjelajah ria malihat bagaimana kondisi sekitar.

Behind The Love LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang