Meeting [佩尔腾安]

3.2K 550 27
                                    

"Sek. Te. Yun. Meng. Jiang-Wei. Wu. Xian"

Tangan Yibo berhenti mengetik bersamaan dengan mulutnya yang mengatup rapat, matanya masih terpaku pada layar laptopnya, mencoba mengoreksi huruf dari kata demi kata yang ia ketik melihat apakah ia sudah mengetik dengan benar.

Pria itu mengambil napas panjang sebelum akhirnya menekan tombol spasi panjang di keyboard laptopnya.

'404 page not found'

Ini percobaan kelima-nya dan hasilnya masih sama saja. Yibo mengusap wajahnya kasar. Ia sudah hampir menyerah karena tidak ada satupun informasi dari internet yang bisa ia dapatkan. Tidak mungkinkan kalau dia harus ke dukun lagi untuk memastikan semua mimpinya itu adalah ingatannya di masa lalu? Pasalnya jika semua itu nyata, pasti akan ada catatan sejarahnya walaupun hanya satu paragraf. Tapi ini? Ia bahkan tidak bisa menemukan satu kalimat pun.

"Aku tahu ini tidak akan berhasil" monolog Yibo masih menatap layar laptopnya putus asa.

Brakk!!!

Pria itu menutup laptopnya keras sampai seseorang yang tiba-tiba masuk terlonjak kaget di depan Yibo. Sambil mengelus dadanya dengan tangan kiri, ia meletakkan segelas susu di tangan kanannya ke atas meja.

Hai Kuan menatap Yibo prihatin, ingin rasanya pria itu membantu adiknya tapi dia bahkan tak tahu apa yang harus ia lakukan. Sementara Yibo juga tidak ada niatan untuk meminta bantuannya qtau sekedar memberitahu masalahnya.

"Tidakkah kau lelah Yibo? Kau bahkan tidak tidur selama 2 hari ini.. Aku akan meminta perawat mengatur ulang jadwalmu. Tolong kali ini dengarkan kakakmu ini Yibo, kakak mohon.."

Wajah memelas Hai Kuan kali ini memang tidak di lebih-lebihkan tapi Yibo bisa melihat kesungguhan dalam raut wajah itu. Hanya saja Yibo sudah malas melakukan semua pengobatan yang tidak ada hasilnya.

"Ge, cukup! Baiklah aku akan pergi-tapi untuk sekali ini saja, kalau hasilnya masih sama aku benar-benar tidak akan pergi berobat lagi" pasrah Yibo.

Mendengar adiknya itu mau mengabulkan permintaannya, Hai Kuan merasa senang dan lega. Semoga kali ini akan ada efeknya walaupun sedikit.

"Terimakasih sudah mau pergi, kakak sudah meminta mereka mengganti dokternya. Sekarang kau lebih baik tidur dan bangun lebih awal besok" ujar Hai Kuan mengusap puncak kepala Yibo.

Yibo membaringkan tubuhnya manik matanya melirik ke arah nakas, tepatnya ke arah laci sekilas lalu termenung, perlahan matanya terpejam. "Aku tidak akan meminumnya! Baiklah Yibo kau pasti bisa hanya untuk malam ini saja, kumohon.." gumam Yibo dalam hati pada dirinya sendiri.

Yibo menghela napas panjang mencoba merilekskan pikirannya dan tak butuh waktu lama, pemuda itu mulai terlelap.

...

Malam itu angin dingin berhembus masuk ke dalam Jingshi melewati celah jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu angin dingin berhembus masuk ke dalam Jingshi melewati celah jendela. Suara guqin samar terdengar di telinga Wei Wu Xian. Pria itu terbangun setelahnya. Ia menemukan seseorang sedang terduduk di sampingnya. Agak jauh memang tapi Wei Wu Xian bisa tau siapa orang itu. Hanfu putih yang ia kenakan dan pita dahi di kepalanya itu sudah memberitahukannya dengan jelas siapa pria itu. Jari lentik itu masih tak henti-hentinya memetik senar guqin. Nada-nada yang mengalir tenang itulah yang sudah membuat Wei Wu Xian kini menatap orang itu lekat.

Until The End - YiZhan [一战] | WangXian [忘羡]✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang