Tiga

7.9K 1K 122
                                    

"Kamu tidak apa - apa kan, Bos?" tanya Citra saat melihat Janu keluar dari toilet dengan wajah meringis.

"Lain kali, kalau masak tolong pisahkan sambalnya!"

"Ye... Mas Bos. Kalau memang nggak doyan sambal kenapa masih stok cabe?"

Janu menghampiri Citra dan menonyor jidat wanita itu.
"Kamu itu memang goblok ya, pantas saja di usir suamimu," sindir Janu sarkas.

Darah Citra langsung naik ke ubun - ubun. "Jangan sok tahu fulgoso, aku diusir karena Kevin selingkuh." balas Citra dengan nada tinggi.

"Oh ya, hahahaha...." Janu tertawa mengejek. "Makanya jangan sok tahu juga. Kamu kan tahu yang makan siang di sini nggak cuma aku. Kamu bisa tanya dulu, songong!"

Citra menatap tajam bosnya. "Nggak ada yang namanya pegawai baru disuruh kerja sendiri. Biasanya dari awal bosnya yang memberitahu!"
Jleb! Suara pisau menusuk jantung Janu terdengar.

"Ehem..." Janu berdehem untuk menghilangkan rasa malunya. Baiklah kali ini dia salah. Tapi dimana - mana bos itu selalu benar. Iya kan? Iyain dong, ah...

*****

Hari Minggu adalah hari libur bagi seluruh karyawan Janu. Tapi itu tidak berlaku untuk Citra. Pagi ini setelah ia selesai memandikan anaknya, si bos memintanya untuk membersihkan studionya.
Dengan cerewet Janu memberi intruksi bagaimana memilah kain perca. Tidak boleh begini dan tidak boleh begitu. Yang paling merepotkan adalah membersihkan manequen dan gaun dengan alat vacum mini.

Kecerewetan Janu naik hingga 10 kali lipat. Maklum, pegawai barunya itu lemot dan suka melamun. Mungkin selalu teringat lelaki yang bernama Kevin - Kevin itu.  Jadi Janu sebentar - sebentar menegur Citra daripada terjadi kesalahan seperti kasus diare tempo hari.

Saat itu Citra bagai melihat seorang pria hasil mutasi dari seorang wanita. Tanpa sadar Citra melirik ke arah selangkangan Janu. "Bibir hanya satu kok cerewetnya amit - amit. Masih terong gitu kok galaknya mirip wanita," sindir Citra dalam hati.

"Jika tidak ingin gaunmu kotor. Kenapa tidak kamu masukkan plastik khusus dan digantung di lemari!"  Citra memberanikan diri menanggapi ke bawelan Janu. Jika Kevin kejam dengan sikap dan perbuatannya, Janu kejam dengan mulut beracunnya. Pantas saja pria itu masih sendirian. Lha iya, cerewetnya minta ampun jadi siapa yang mau?

"Kamu pernah melihat butik?" tanya Janu. Citra mengangguk. Begini - begini juga Citra sempat merasakan menjadi seorang nyonya. Dulu ketika ibu mertuanya masih hidup, ia sering diajak ke butik. Tapi hanya beberapa baju yang dipajang di manequen. Selebihnya baju - baju itu disimpan ke dalam lemari dan digantung dengan rapi tidak berantakan seperti studio milik Janu.

"Butik juga ada manequennya. Tapi hanya tiga atau maksimal lima. Menurutku ini terlalu banyak," ucap Citra sok tahu.

Janu hanya menyunggingkan smirknya. Di studionya memang ada sepuluh manequen. Setiap tahun ia akan membeli satu manequen untuk menandai waktu kepergian Kia. Dan tahun ini genap sepuluh tahun Kia meninggal dunia saat masih SMK. Selain manequen, Janu juga memiliki satu boneka barbie yang ia beri nama Kia. Boneka yang sangat istimewa karena barbie Kia memiliki versi mini semua gaun indah rancangan Janu.

Angan Janu kembali memutar slide memori lama salah satu scene kehidupannya. Dulu, ia adalah seorang siswa SMKK jurusan tata busana. Dan Kia adalah sahabat sekaligus wanita yang ia gadang - gadang sebagai calon pendamping hidupnya. Mereka sama - sama siswa SMKK, tetapi Kia memilih jurusan tata rias. Postur tubuh  bak seorang model dan wajah yang cantik itu membuat Janu bersemangat untuk menjadikan Kia sebagai modelnya.

Janu dan Kia dikenal dengan prestasinya. Tidak heran jika mereka berdua terpilih untuk mewakili lomba. Bintang terang semakin bersinar saat keduanya berhasil pulang membawa kemenangan untuk sekolah mereka. Dari sana terbentuk sebuah janji antara Kia dan Janu jika mereka akan tampil di Runaway yang sama.

Sayangnya seiring dengan kesuksesan mereka, ada orang yang memendam rasa iri. Hari itu di pagi yang cerah di bulan Juli saat kelopak bunga tabebuya bermekaran, Kia meninggal dalam sebuah kecelakaan. Kepergian Kia membuat Janu seolah kehilangan sebelah sayapnya. Meskipun tertatih, Janu berhasil mewujudkan impian mereka berdua.

Citra mulai sibuk bekerja dan membiarkan bosnya melamun. Saat membersihkan isi lemari kaca, tanpa sengaja ia menjatuhkan barbie Kia dari kait penyangganya.

Bunyi benda jatuh menyadarkan Janu dari lamunannya.

"Apa yang jatuh?"

"Boneka barbienya nggak sengaja tersenggol, Bos," jawab Citra dengan nada santai. Ia berpikir menyenggol benda itu suatu hal yang lumrah. Apalagi sepertinya barbie itu juga baik - baik saja.

"Dasar goblok!" bentakkan kasar Janu membuat jantung Citra seakan terlepas dari tempatnya.

"Ma~ maaf," ucap Citra lirih. Nyalinya menciut saat si bos mendadak berubah sifat. Ia tidak menyangka jika benda kecil sepele yang bisa dengan mudah dibeli oleh Janu, telah membuat pria itu marah.

Janu mengambil barbie Kia dan membelainya. Reaksi Janu membuat Citra melongo tidak percaya. Seorang Janu menyukai sebuah barbie? Fix, ia bekerja pada seorang lelaki sinting.

Tbc

Abaikan typo.

Cast nya Mas Janu dan Citra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cast nya Mas Janu dan Citra. 🤭😋

Panggung Untukmu (Sudah tersedia ebook di Playstore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang