CHAPTER 3 : Day 1

459 64 8
                                    

- Kesan Lain (2) -

Karpet merah terhampar panjang menuju pintu masuk sebuah gedung untuk menyambut undangan istimewa pada malam ini. Layaknya acara besar, fashion show di sulap menjadi sebuah pagelaran mewah.

Yoong sudah turun lebih dahulu karena mobilnya berbeda dengan Jessica dan ia berada di depan bersama pengawal lain milik acara tersebut.

Pria itu begegas menghampiri limosin Jessica dengan sedikit berlari kecil. Ia membuka pintu tersebut lalu keluarlah sang CEO dengan pakaian yang ternyata cukup sederhana. Yoong mengira bahwa Jessica akan mengenakan dress panjang saat membayangkannya di hotel tadi sore.

Yoong mengikuti Jessica masuk ke dalam ruangan yang ternyata cukup luas tersebut. Lampu-lampu sorot sudah tersusun rapi dengan sebuah panggung memanjang di kelilingi sekitar 70 kursi. Ia berhenti di kursi paling belakang, membiarkan Jessica duduk di tempatnya sendiri sedang ia mengawasi dari kejauhan.

Mata Yoong berbinar takjub saat acara tersebut di mulai. Beberapa model memperagakan busana yang di pakai dengan berlenggak-lenggok anggun.

"Cantik." Gumam Yoong pelan mengagumi wanita-wanita itu.

Sebuah kesempatan yang teramat langka dalam hidupnya dan juga berharga tentunya. Berkat pekerjaannya, ia bisa masuk melihat acara high class yang masing-masing memamerkan gaun rancangan dari para desainer terkenal.

Mata rusanya memandang takjub ke seluruh sudut area ruangan lalu berhenti pada satu orang yang memakai jas formal warna putih, Jessica Jung.

Namun gadis itu nampak murung. Berbeda dengan Yoong yang terus saja memancarkan senyum cengengesan. Ia memutuskan untuk menajamkan penglihatan, melihat apakah gadis tersebut mempunyai masalah yang dia sembunyikan disana.

Yoong mengkerutkan kening sebelum akhirnya memberanikan diri mendekati gadis tersebut.

"Sajangnim, gwenchana?" Bisiknya pelan agar tak menarik perhatian dari orang-orang di sekitar Jessica.

Gadis itu mengangguk pelan, namun Yoong tak akan percaya begitu saja terlebih ia sudah melihat sesuatu yang tak wajar disana. Gadis itu mencoba menyembunyikannya karena acara tersebut pasti sangat penting untuk seorang desainer seperti Jessica.

"Bibirmu pucat, sajangnim yakin baik-baik saja?"

Jessica lagi-lagi mengangguk, namun kali ini lebih lemah. Gadis itu beberapa kali memejamkan matanya kemudian mengernyitkan kening.

Bagaimana Yoong akan percaya jika kondisi Jessica justru menampakan sebaliknya.

"Sajangnim, kau sakit? Kau sudah mengganti perbannya, kan?" Yoong lantas berjongkok di hadapan Jessica, menarik tangan gadis itu pelan agar terulur dan menampakan lengannya yang sebelumnya tersayat saat di bandara.

Betapa terkejutnya Yoong saat darah segar mulai mengucur kembali dari sana. Jessica melepaskan perban yang ia balutkan demi bisa memaksimalkan ukuran jas di bagian tangannya tersebut

"Kenapa kau! Aish!" Desisnya melanjutkan omelan dengan suara hati yang tentunya tak akan dapat Jessica dengar.

Yoong berusaha menahan darah tersebut dengan jemarinya, memberi sedikit tekanan disana berharap darah tersebut berhenti mengucur. Namun tentu saja usaha Yoong akan menjadi sia-sia.

"Kau masih ingin disini?" Yoong mendongak.

Pria itu melihat wajah sayu Jessica yang memberikan jawaban sebatas anggukan padanya.

Ia berdecih kesal pada dirinya sendiri. Andai saja ia bisa lebih waspada saat di bandara, mungkin saja Jessica tak akan terluka dan berusaha keras menahan perihnya di acara yang berharga untuknya tersebut.

PUZZLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang