- Berkunjung -
"Siapa bilang aku tidak merindukanmu?" Ia mencoba meyakinkan.
Tak perlu berusaha keras. Gadis itu tahu bahwa ia sangat merindukannya bahkan walaupun tak ada kata-katapun untuk mengungkapkannya. Sirat mata yang sarat akan kerinduan itu sudah jelas terpancar saat ia pertama memasuki ruangan tersebut.
Pelukan yang sampai saat ini tak kunjung ingin di lepaskan ikut menyiratkan bahwa gadis itu tak rela jika harus berpisah kembali.
Rindunya teramat membeludak. Memenuhi seluruh relung jiwa hingga celah-celah kecil rongga dada sekalipun.
"Lalu kenapa kau baru datang, oppa?" Keluhnya terdengar merajuk.
Gadis itu baru saja selepas menangis tersedu, namun sekarang ia berubah menjadi gadis manja yang selalu ingin berada di samping walinya.
Lagipula siapa yang tidak akan melakukan hal demikian setelah sekian minggu tak bertemu? Wajar tentunya, jika Seohyun selalu ingin mendekap tubuh kurus Yoong.
Ia tak bisa mengadu rindu kemudian meminta untuk bertemu pada Yoong karena pria itu tidak memiliki ponsel.
"Mian. Aku sudah mendapatkan pekerjaan, jadi waktuku habis untuk bekerja. Harusnya kau bersyukur aku masih bisa menyempatkan waktu untuk kesini walaupun sudah sore, eoh!"
"Aku merasa di lupakan." Seohyun benar-benar merajuk.
Yoong melepaskan pelukan mereka, memandang dalam mata gadis yang mirip dengannya itu sarat akan kasih sayang.
"Aigoo. Kau begitu manja, hmm... Jika nanti oppa sudah mendapatkan uang yang banyak dan bisa membeli rumah untuk kita, aku berjanji akan membawamu bersamaku, lalu tinggal bersama. Kau setuju?" Ucap Yoong layaknya membujuk seorang gadis kecil, padahal umur Seohyun sudah genap 19 tahun.
Kerucut bibir gadis itu masih tak luntur. Ia masih tidak yakin bahwa oppanya jujur. Tentu, Seohyun meragukan pria itu.
Yoong pernah berjanji hal yang nyaris sama, untuk menjemputnya saat berumur 17 tahun, akan tetapi sekarang sudah lewat 3 tahun dan Yoong masih sekedar mengulang janji.
Ia paham bahwa Yoong baru mendapatkan pekerjaan. Setidaknya, bukankah Yoong mempunyai rumah juga sekarang? Kenapa tidak membawanya juga?
Ah, mengingat itu. Seohyun menjadi mendengus kesal pada Im Yoong karena selalu memberikan alasan, namun biasanya pria itu akan segera datang padanya dengan membawa sebuah coklat lalu menyogoknya agar tidak lagi mengabaikan oppanya tersebut.
"Matahari semakin tenggelam. Ini waktunya kau makan malam dan aku juga harus pulang, hmm...."
"Menginaplah. Ini sudah terlalu gelap." Bujuk Seohyun melihat ke luar.
Kenapa waktu begitu cepat berjalan? Ia bahkan masih merasa belum puas melepas rindunya bersama Yoong. Ceritanya masih belum habis dan berapa jam pembicaraan singkat itu memakan waktu mereka untuk bersama?
Tidak. Seohyun akan membujuk Yoong untuk menginap. Lagipula, di panti asuhan masih mempunyai beberapa kamar kosong agar pria itu bisa menginap walaupun mereka harus tidur terpisah.
"Mianhae, Joohyun-ah. Aku tidak ingin merepotkan-"
"Seohyun benar. Menginaplah Yoong. Lagipun selama ini kau tidak pernah merepotkan kami sama sekali. Jika kau merasa merepotkan, hibur saja anak-anak disini. Kekekek." Taeyeon menyela kalimat Yoong.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUZZLE
Fanfiction(8 days for open your heart) Puzzle. Bukan sebuah mahakarya yang tercipta sendiri dan satu-satunya. Menjadi sebuah bagian tunggal bukan aturan main puzzle. Puzzle. Memiliki kepingan-kepingan lain yang akan membuat mereka menjadi sebuah kesatuan yang...