Aku mau berbagi cerita pengalaman dimasa remajaku hingga kini
Pada saat aku SMP aku sekolah di jakarta. Kelasku kedatangan anak baru aku berbagi sedikit tentang sekolahku dulu ya!!
Sekolahku menyaring anak-anak yang kulitnya putih di kelas 2B dan yang tidak putih di kelas 2A.
Anak baru ini laki-laki dia masuk dikelas B, sekolahku itu pergaulannya cukup nakal, nakal didunia pacaran kebiasaan anak baru ini menarik tali BH anak perempuan. Aku tidak tahu bahwa ia sudah meperhatikanku, aku tidak menyadarinya.
Aku berbagi sedikit tentang pergaulanku pada saat SMP.
Teman-teman disekolahku sudah memilki pasangan disekolah kecuali aku, suatu kebiasaan setiap hari senin berbagi pengalaman merek pada saat malam minggu, kalian tahu teman-teman perempuanku menujukan bagian anggota tubuhnya yang ditandai dengan dimerahi dengan pasangannya (cupang). Bukan hanya itu saja kenakalan yang mereka lakukan. Aku sempat mempunyai sahabat perempuan, mereka tahu kalau aku jarang diizinin keluar rumah pada saat malam minggu, suatu ketika aku tidak tahu kalau sahabatku ini ternyata menjebakku dengan alasan belajar kelompok, dia tahu kalau aku belum pernah mempunyai pasangan.
Sepulang sekolah aku dan teman-temanku kerumah temanku laki-laki untuk belajar kelompok, ditengah jalah aku diapit dengan 2 temanku laki-laki, sahabatku berjalan bersama pacarnya dibelakangku. Ternyata laki-laki ini menggandengku dengan erat memaksaku untuk dicium, aku tidak bisa melawannya karena tubuh kedua laki ini tinggi besar sedangkan aku kurus, seukuruan ya kalau diukur aku sedadanya dia. Akhirya dia dapat menciumku dibagian bibirku bukan dikeningku. Seketika aku berontak dan aku mendorong dan menendang ya, aku marah pada saat itu dan aku memaki mereka. Ketika aku melihat sahabatku dibelakang dia tertawa dengan gembiranya. Laki-laki yang menciumku melontarkan kalimat “aku menang mana uangnya?”. Ternyata teman laki-lakiku itu taruhan untuk dapat menciumku, ide ini ternyata dari sahabatku perempuan, didepanku mereka berbagi uang hasil menciumku, pada saat itu juga aku marah dan lari pulang. Mereka tidak mencoba untuk menghentikanku, dipikiranku aku hanya kecewa mengapa sahabatku begitu tega menjadikanku taruhannya. Nanti kusambung lagi masih banyak lagi kenakalan yang aku alami karena teman-temanku.