🐥 D U A P U L U H E N A M 🐥

93.9K 11.9K 5.5K
                                    

"Cieee Ayaaa"

***

Rabu telah tiba, saatnya orang tua Andre pergi ke Medan untuk mengunjungi calon besannya dan saatnya pula bagi Ucul mengajak kedua teman lelakinya untuk menginap di rumah. Sstttt, sebenarnya Ucul gak berani sendirian tidur di rumah. Alasan doang itu maah kalau bilang kesepian.

Ketiganya juga memutuskan untuk bolos bimbel malam ini. Demi Ucul kalau kata mereka mah. Padahal emang malas. Coba kalau uang bimbelnya belum dibayar lunas, pasti rasa malas ini akan semakin menjadi-jadi. Datang bimbel kalau mau ulangan aja.

"Heh, lo ngajak nginep tapi makanannya gak disediain," Uyon berkata ketika ia sudah tidak tahan lagi dengan kebosanan dan perut keroncongan. Karena sedari tadi ketiganya hanya berbaring bosan dengan bermain game di ponsel masing-masing.

"Makan mulu otak lo, barusan lo ngabisin pisang setoples!" Ucul menunjuk toples Tupperware yang tadinya berisi keripik pisang, namun sekarang sudah raup.

"Keripik pisang mah cemilan, itu juga yang makan gue doang. Si Carrel gak kebagian, ntar dikit lagi asam lambungnya naik tuh karena perut kosong."

"Lo asam lambungan?" tanya Ucul tak percaya sambil mengeluarkan aplikasi game dari ponselnya dan langsung berganti ke aplikasi antar online. Jika Carrel benar-benar menderita asam lambung, Ucul akan benar-benar merasa bersalah karena ia tidak mengetahuinya sebagai sahabat belasan tahun dan tidak memberi temannya itu makan malam ini.

"Sembarangan! Si Uyon ngarang," klarifikasi Carrel.

"Bikin orang panik aja lo!" Ucul melempar bantal yang menjadi alas kepalanya kepada Uyon.

"Terus lo mau nunggu temen lo asam lambung dulu baru dikasih makan?"

"Hm, jadi pesan apa?" tanya Ucul akhirnya dengan ketus.

"Geprek Bensu!" jawab Uyon cepat.

"Gak ada sungkan-sungkannya lo emang di rumah orang!" Tetapi Ucul menerima pesanan itu juga. "Lo mau apa, Rel? Samain aja kali, ya?"

Carrel pun mengangguk.

"Sekalian tempe, tahu, sama terong geprek, Cul." Uyon menambahkan.

"Itu lo yang bayar, ya?" Melihat Uyon yang hendak protes, Ucul melanjutkan, "Lagian yang makan terong lo doang, gue sama Carrel gak doyan."

"Yaudah, tempe tahu aje."

"Lo yang bayar?"

Uyon memberikan tatapan isi hatinya. Tidak ada yang tahu apa isi hati Uyon, jadinya gak tahu tatapan apa. Yang jelas gak suka setelah dengar ucapan Ucul barusan.

"Iya, iya."

Udah, acara pesan-memesan makanan sudah selesai. Tinggal nungguin.

Sembari menununggu makanan, ketiganya memutuskan untuk menghabiskan waktu dengan bermain truth or dare. Tentunya masih dimulai dengan perdebatan antara Uyon dan Ucul. Uyon yang kukuh menolak memainkan permainan itu karena katanya kekanakan, sementara Ucul mengancam Uyon untuk membayar semua makanan mereka apabila tidak ikut. Uyon pilih mana? Ya, jelas ikutlah.

"Lagian cuma main bertiga, mana seru," gumam Uyon ketika melihat gerakan Ucul yang sedang mengotak-ngatik ponselnya untuk mempersiapkan game truth or dare.

"Ikut atau bayar?"

"Ikut, Bos!" jawab Uyon cepat.

"Nurut!"

"Siap, Bos!"

Carrel sedari tadi hanya menurut dan hanya tekekeh kecil menyaksikan tingkah kedua sahabatnya.

Jajar Genjang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang