#5

61 23 8
                                    

Hari ini kamu sedang merasa tak berguna bagi siapapun, tetapi tak mustahil kau sukses selagi dirimu mampu mencoba, berusaha, dan berdoa pasti semesta akan terkesan dengan upaya mu.

~~~~~~~~~~~~

Saat matahari mulai memberanikan diri, disitulah langkah awalku berdiri.

"H-Hai." Sapa seorang cewek.

Aku agak sedikit terkejut, lalu aku melihat siapa yang menyapaku.

"Loh?, Haii kenapa?." Jawabku.

"B-Boleh kenalan ga?." Tanya nya dengan malu.

"Boleh silahkan, gausah gugup kek gitu santai aja, gua ga gigit elu kok." Balasku dengan segumpal rasa penasaran.

"N-Nama lu siapa?." Tatap raut wajah Siswi yang sedikit memucat tersebut dengan nada yang gemetar.

"Nama gue Gabriella, panggil aja Ella. Oh iya lu yang temennya si Vania ya? Anak kelas 10.2 kan? Bener ga sih? Nama lu siapa?." Tanya ku secara bertahap dengan penuh rasa penasaran.

"Iya benar, nama aku Grizlle Anastasia, tapi cukup panggil Ana aja hehe, salam kenal ya." Jawabnya dengan sopan.

"Oh iya, salam kenal semoga kita nanti lebih akrab ke depannya ya hahahah." Candaku yang agak sedikit garing, agar suasana tidak terlalu tegang.

"I-Iya salam kenal juga." Balas Ana dengan gugup.
.
.
'Pelajaran hari ini telah selesai.'
Bell sekolah pun berbunyi yang menandakan pulang.
.
"Aku pulang duluan ya La." Sapa Ana dengan wajah yang tersenyum.

"Iyaa." Jawabku dengan tersenyum tipis.

Saat di kelas Ella dan Ana sudah bertukar telepon.

"Woi tungguin gua napa?." Sapa Naya yang cukup mengagetkan ku.

"Iye ini kan di tungguin. Eh btw gimana tuh lu sama temen sebangku lu?, Diem diem aja perasaan gue, Dikacangin ya? Hahahahah." Ledekku kepada Naya.

"Iya nijr dikacangin mulu, gua aja kenalan dia diem, dah pendek kerjaannya suka ngacangin gua, amit amit lah temenan sama dia." Jawab Naya dengan kesal.

"Mampus hahahah." Aku pun tertawa melihat wajah Naya yang masih cemberut.

Dringgg dringg.
Suara dering telepon genggam Ella.

Ella pun mengangkat telepon tersebut.

"Siapa tuh?, Pacar lu?." Tanya Naya dengan wajah meledek.

"Syutttt, diem dulu bego."
"Halo, dengan Ella disini, ada yang bisa dibantu?." Jawabku dengan nada yang datar.

"Halo selamat sore, MIKI disini, apa benar kediaman Bapak Syarif di Jalan Mengkudu Nomor 3?." Tanya seorang kurir paket yang hendak mengantarkan paket yang sudah lama aku nantikan.

"Iya betul pak, ada apa ya pak?." Jawabku sembari memasang muka masam.

"Ini ada paket atas nama Gabriella Margareth, mau diantarkan kemana Ibu?, Saya sudah menunggu depan pagar daritadi, apakah ada orang di rumah?." Tanya seorang kurir yang mulai kelelahan.

"Taro aja di depan, nanti saya ambil." Jawabku dengan nada yang kesal.

"NAYA CEPETAN!, GUA ADA PAKET NIH." Teriakku dengan kencang.

"Iya tungguuu." Jawab Naya.
.
.
Hari mulai berlalu.
Tak disangka matahari mulai terbit.

Trriinnggg Trringgg.
Bunyi Alarm yang menandakan hari sudah pukul 06.00 pagi.

"YA TUHANN, UDAH JAM BERAPA INI??!!, GUA LUPA BANGUN BUAT SIAP SIAP SEKOLAH, GAUSAH MANDI CUCI MUKA AJA DAHHH." Aku pun mulai panik ketika melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 06.00 Pagi.

Tak lama kemudian aku pun sampai di sekolah kebanggaan.

Baru saja hendak memasuki gerbang sekolah.

"EITSSS MAU KEMANA KAMU?! BAJU GA DIMASUKIN? ITU KAOS KAKI MU MANA? MAU JADI APA KAMU INI, JAM SEGINI BARU SAMPE DI SEKOLAH! INI HARI APA HA? KENAPA SALAH KOSTUM BEGITU? MAU SENAM PAKE ROK PRAMUKA KAMU? MAU?!" Teriak lantang seorang guru BK kepadaku beserta beberapa teman yang tak ia kenal.

Dengan sabar aku pun mendengarkan ocehan guru BK tersebut "Yaelah pak guru telat masuk kelas B aja tuh ga ada hukum hukuman, kan cuma telat 2 menit doang pak" Gerutu ku dengan muka masam itu lagi.

Tak disangka - sangka ternyata Vero pun terlambat dan salah menggunakan seragam.

"KAMU JUGA! KAMU ITU COWO MASA JAM SEGINI BARU NONGOL? MAU SUKSES GA SIH? MASA SEKOLAH JAM 7 AJA MASIH TELAT SEMALEM NGAPAIN AJA? NGURUSIN ANAK? ANAKNYA REWEL? ADA ADA AJA KALIAN INI" Teriak guru BK kepada Vero.

"Tuh pak, mereka bajunya samaan tuh. Jodoh tu pak. Kawinin aja pak, kawinin... Wuuuuhhhhh!" Celetuk seorang siswa bernama Julian.

Tatap guru BK yang hendak pergi tapi kembali karena omongan Julian tadi.

"KALIAN BERDUA INI YA! SUDAH SEKELAS TELAT BARENG, PAKE BAJU SAMAAN PULAK. JANJIAN YA?." Tanya guru tersebut dengan nada agak sedikit menyindir.

"APAAN SIH LU IAN? IRI BILANG." jawabku dengan muka sangar tetapi hatinya sedang berbahagia.

Lonceng istirahat pertama pun berbunyi

"BAGAIMANA ANAK-ANAK? PUAS DENGAN HUKUMANNYA? BESOK DIULANG LAGI YA?!." Teriak guru BK tersebut.

"....." Kami semua tidak menjawab pertanyaan guru tersebut.

"HUKUMANNYA SAMPAI DISINI,CEPAT KALIAN KEMBALI KE KELAS MASING-MASING!."

"Iya Pak." Jawab kami dengan gugup.

Lalu...

"La.. gw mau nanya..."
                                               -Bersambung

SENANDIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang