Mungkinkah jika aku berhasil memilikimu? Sedangkan kau saja hanya menganggapku sebagai semu semata.
.
.
.
Jessica Kandita OceanTerik matahari berhasil menusuk kulit gadis yang tengah berlari kecil di lapangan basket, tak lupa juga dengan tatapan orang-orang disekitarnya yang sedang menontonnya di hukum.
Ia tak memperdulikan tatapan itu, atau bahkan memperdulikan panas matahari yang bisa membuat kulit putihnya menghitam.
Yang ia pedulikan saat ini adalah kondisi tubuhnya yang ingin ambruk lantaran tidak sarapan tadi pagi.
Padahal Jessica sempat menghampiri Adel dan membawakan Adel minuman, tapi gadis itu menolak mentah-mentah pemberian dari Jessica.
Mati-matian Adel menopang tubuhnya agar tidak ambruk, ia mencoba berlari sekuat tenaga agar hukuman ini cepat selesai dan ia bisa beristirahat.
"Ayo del, sedikit lagi, lo harus bisa" gumam Adel menyemangati dirinya sendiri.
Rafa, penyebab semua itu hanya diam berdiru di koridor kelas 12. Menatap datar kearah Adel. Dalam hatinya dia tidak merasa kasihan sedikitpun, anggap saja itu balasan atas sikapnya yang kasar terhadap Jessica.
"Raf, lo gak kasian sama dia?" Tutur Jeko yang saat ini tengah berdiri disamping Rafa.
"Tau tuh, pacar sendiri masa lo tega?" Mendengar ucapan Yoga seketika itu Rafa berdecih sinis.
"Pacar? Sejak kapan gue nganggep dia?"
Yoga membuang napas kasar.
"Kalo lo nggak pernah nganggep dia, seenggaknya jangan sakitin dia raf" kata Jeko tanpa menatap Rafa, matanya masih menatap Adel yang sedang berlari kecil memutari lapangan.
"Cewek setan kayak dia pantes buat disakitin"
"Tapi cara lo ini udah kelewat batas man, lo gak takut dia kenapa-napa? Bisa aja dia depresi loh" Ujar Yoga memperingati.
"Gak ada urusannya sama gue" setelah berucap seperti itu Rafa pergi.
Yoga dan Jeko hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan sohibnya yang satu itu, entah apa yang membuat Rafa memperlakukan Adel dengan keji, mungkin ini ada sangkut pautnya dengan perlakuan buruk Adel ke Jessica yang notabenya adalah wanita yang di cintai oleh Rafa.
🎄🎄🎄
Jessica sudah menghampiri Adel berkali-kali, menyuruh gadis itu untuk segera beristirahat. Namun kedatangannya malah membuat Adel emosi dan berakhir dengan pengusiran secara kasar.
Tubuhnya sudah mulai melemah, tapi Adel tetap meneruskan laju larinya yang tinggal sedikit lagi, ia bukan cewek lemah seperti Jessica, ingat itu.
"Ayo, dikit lagi ini udah hampir selesai" Ujar Adel pada dirinya sendiri.
Tak dapat dipungkiri, Tubuh Adel melemas seketika, tapi gadis itu masih terus berlari dengan jalannya yang terseok-seok, hampir beberapa langkah lagi dan ia akan selsai dari hukuman yang menyiksa ini.
FINISH!!!! Teriak Adel dalam hati.
Gadis itu berjalan dengan cepat meninggalkan lapangan sebelum ada orang yang melihat dirinya pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME-US&END
Teen FictionHanya ingin menemukan tempat berlabuh yang tepat, hanya itu, Adel yakin hanya itu. Namun kenapa takdir seolah-olah menjauhkan Adel dari semua yang ia harapkan? Tidak cukupkah jika selama ini dia begitu dipermainkan oleh alur ceritanya sendiri? Kehar...