Eh kepencet:v
***
Raihan menarik alisnya aneh saat
melihat Rival dengan pakaian formalnya sedang sarapan di meja makan yang sama dengannya."napa lu, mau juga ayam? Tuh ambil masih banyak. Nggak usah kayak orang kere lu" celetuk Rival sambil menunjuk satu piring yang penuh dengan ayam goreng. Rival lanjut mengunyah ayamnya.
"nginap? " tanya Raihan masih dengan menatap aneh Rival.
"lu nanya ke gue? " tanya Rival polos, bibirnya dipenuhi dengan ayam goreng dan disekitar bibirnya terdapat banyak minyak. Persis seperti anak kecil yang sedang belajar makan. Berbanding terbalik dengan penampilan Rival dengan pakaian formalnya yang siap untuk berangkat kekantornya.
"lu pikir siapa?!" kata Raihan lagi kesal. Sungguh mood nya seharusnya sangat bagus, tetapi karena orang yang berada didepannya ini hancur seketika.
"iya kami nginep sini, debay nya yang mau" itu bukan jawaban dari mulut Rival, melainkan dari Beby.
Raihan menatap kakak iparnya ini aneh, dengan baju putih polos berbalutan celana coklat kodok, namun tak lupa dengan perut buncinya itu. Ditambah lagi Beby memakai topi coklat ala-ala coboy. Ramvutnya ia kelabang dua. Sedangkan Rival yang sudah tau kelakuan aneh istrinya itu hanya menunduk pusing lalu kembali menyantap sarapannya.
"sayang... Aku mau naik kuda... " kata Beby manja sambil menggandeng tangan suaminya itu. Sungguh Rival sangat suka dengan sikap manja istrinya, tetapi tidak dengan keinginan anehnya.
"hm? Naik kuda? Jangan ya. Kalo nanti malam kita main kuda-kudaan lagi gimana? Sama aku? " kata Rival lembut dengan mata polos yang dibuat-buatnya.
Plakk
"aduh! " ringis Rival saat Beby dengan kejamnya memukul kepalanya.
"ginjal kamu aku sentil ya Rival?! Aku ini serius! " kesal Beby dengan wajah memerah.
"aku juga serius sayang, ya nanti malam aja sama aku? "
kata yang menggambarkan Rival versi kalian apa? (author : gaada Akhlak :v)
"nggak mau pokoknya mau naik kuda beneran! " kata Beby dengan suara yang meninggi.
"Bunda ini gimana..." sekarang gantian Rival lah yang merengek pada Bundanya meminta saran karena lelah dan bingung menghadapi sikap aneh istrinya ini.
"aduh Beby... Jangan nak kamu kan lagi ngandung. Mana udah gede lagi, kalo ada apa-apa gimana. Jangan ya sayang" bujuk Siska.
"tapi Beby mau naik kuda Bun, nggak kasian apa ini debay nya yang mau. Entar kalo dia ileran kayak Rival gimana" rengek Beby dengan mata merah ingin menangis.
Sejak kapan anaknya Bunda Siska ileran coba, sudah dimintai aneh aneh, sekarang difitnah pula. Batin Rival mendumel.
"nanti aja ya? Abis kamu melahirkan? Papa beliin kuda nanti ya yang banyak. Apa papa beliin kuda poni mau? Yang poni nya kewer-kewer kayak Andika kangen band " bujuk Ari sambil menatap menantunya itu untuk meyakinkannya.
"maunya sekarang pa... Nggak mau nanti! " jawab Beby, sekarang matanya benar-benar sudah mengeluarkan air mata.
Raihan melihat seluruh keluarganya pusing, ia menatap kakak iparnya bingung. Kemana kakak iparnya yang dulu dengan kerennya berkata judes dan dingin didepan Rival, kakaknya. Sekarang yang ia lihat hanya lah seperti kedua orang tua beserta kakaknya yang sedang membujuk anak berumur 5 tahun.
"Bun, pa aku berangkat kampus ya" pamit Raihan lalu mengambil tasnya disamping kursinya.
"iya kamu hati-hati" jawab Siska.
"belajar yang bener" pesan Ari.
"pulang nanti ajak Chika main sini lagi ya" kata Siska lagi ke Raihan.
Raihan kembali menoleh ke Rival dan Beby yang masih berdebat. Lalu ia menatap Siska.
"enggak deh, kalo keadaan rumah dah normal" jawab Raihan. "kak berangkat ya" kata Raihan untuk Rival dan Beby yang diangguki oleh mereka berdua.
Setelah kepergian Raihan, aksi membujuk Beby pun belum juga selesai. Rival pun kewalahan. Karena kesal ia menolak dengan tegas namun terdengar seperti bentakan.
"POKOKNYA ENGGAK YA ENGGAK! KEPUTUSAN AKU UDAH BULAT! ENTAR AKU BIKIN NAMBAH BUNCIT PERUT KAMU SAYANG! " bentak Rival, matanya menatap tajam istrinya.
"YAUDAH, KALO NGGAK BOLEH AKU MAU PIARA BUAYA DI KOLAM RENANG!! AWAS AJA KAMU! AKU SUNAT DUA KALI KALO MASIH AJA NGGAK DI BOLEH!! " sekarang bentakan Beby lah yang lebih keras, malah matanya tak kalah tajam menatap Rival. Dia fikir dia saja yang bisa membentak, Beby pun bisa. Kemarin Beby hanya khilaf menangis dibentak Rival.
'jadi pengen sleding Papa bolak-balik' batin Rival entah kenapa jadi ingin menyeleding papamya sendiri. Memang kurang ajar si Rival ini.
"kamu tidur, miaranya dalam mimpi ya. " sekarang suara Rival mulai melembut. Mau tegas pun tak bisa karena Beby lebih tegas lagi.
Mata Beby berair, sebentar lagi ia akan menangis.
"huwaaaah. " dan benar saja, bumil berusia kandungan 7 bulan itu menangis seperti anak tk yang tidak dibelikan es krim.
"mau pulang aja huuuu... Ud-udah nggak ada yang sayang Beby huuu, ma-mau tempat Rin aja huwahh. " Ari, Siskaan Rival saling menatap bingung.
"ad-aduh... Sayang jangan nangis dong, iya aku janji nanti pulang bawa kuda ya... Kamu tunggu aku pulang kerja ya. " bujuk Rival, ia mengusap pelan rambut Beby lalu memeluknya.
Ari memijat pangkat hidungnya pusing, baru saja malam tadi istrinya itu berkata jika Beby sedang murung karena Rival. Dan paginya apa yang ia lihat? Mantunya itu malah lebih ganas lagi dari anaknya.
"janji?. " Beby berhenti dari tangisnya lalu menatap Rival dengan wajah berbinar.
Rival diam, istrinya ini hanya pura-pura menangis supaya kemauannya dituruti. "huf... Iya sayang. " ujarnya pasrah.
"udah janji awas ya di ingkarin, ngambek kalo enggak." ancam Beby.
Rival kembali mengangguk, sudah kepalang Rival iya kan jadi harus ditepati. Semoga saja istrinya ini berubah pikiran dan tidak jadi naik kuda hayalannya itu.
***
Rival masih saja bengong didalam mobil, layar tablet berlogo apple gigit itu sama sekali tak menarik perhatiannya. Pikiran Rival pergi entah kemana, bagaimana nasionya sore nanti. Ia bahkan tak pernah menaik kuda, tak mungkin kan jika ia membiarkan istrinya naik sendiri. Rival bukanlah pangeran yang dilatih berkuda, memanah dan sebagainya. Berenang pun saat semester 4 kuliah ia mengusainya. Rival mengacak rambutnya yang tadi rapi sekarang sudah berubah berantakan.
"pak? Apa ada masalah?. " tanya Farhan, tangan kanannya.
"banyak Han Han, bikin pusing kalo dipikir-pikir. " ujar Rival.
"Oiya, kamu carikan saya kuda dan pawangnya, sore nanti kamu bawa kerumah saya. Kudanya yang kuat, bisa angkat saya dan istri saya. " kata Rival.
"bapak bisa menunggang kuda?. " tanya Farhan.
"boro-boro Han, kuda di odong-odong aja saya terauma. " ujar Rival. Memang saat bersama Farhan ia sudah seperti bersama Dion, Ganda ataupun Satria.
Farhan menahan senyumnya melihat bosnya itu terlihat frustasi menatap jedela mobil.
***
Mau kepencet lagi nggak nih?
Kalo mau gitu harus vote dan Coment yang banyak dulu...
Oke author akan bener-bener tidur
Papai ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
After Merrid With My Sweet Heart (COMPLATE)
RomanceDisarankan untuk membaca My Ice Girl (COMPLATE) terlebih dahulu❕❕ *** Bagaimana sih rumah tangga yang dulunya sicewek dingin dan cowok petakilan. Jika dulu Rival sangat takut pada Beby maka sekarang ia semakin takut. Hahaha Tidak ada yang banyak ber...