Teror

952 70 23
                                    

Sorry for typo:3

Lanjut ya!!!

Pokoknya vote dan coment yang banyak lagi supaya inget buat up date oke!

***

'siapa?.' batin Beby.

Beby masih menatap pria bermasker itu, ia yakin pria itu juga menatapnya. Mata pria itu sedikit menyipit, pria itu tersenyum kepadanya. Beby berdiri dari duduknya hendak menghampiri pria itu.

"sayang mau kemana?. " tanya Rival sambil memegang lengan kanan Beby.

"ah enggak, cuman... Mau minum iya. " Rival menayap aneh Beby, pasti ada yang disembunyikan oleh istrinya itu. Kalau tidak kenapa Beby tampak seperti orang gelisah.

"ini aku bawain Susu." ujar Rival lalu menyerahkan segelas tinggi susu putih.

"ah iya, makasih. " ucap Beby canggung, ia meminum susu pemberian Rival sampai hanya tersisa setengah gelas.

"lebih enak kalo kamu yang bikin. " ujar Beby. Rival tersenyum, sejak kapan istrinya ini jago menggombal.

"jadi biar aku aja ya yang bikin susu buat kamu tiap hari. " Rival mengelus pelan puncak kepala Beby.

"iya. "

Beby tersenyum lebar, saat mengingat keberadaan pria bermasker Beby mengalihkan pandangannya lagi ke tempat pria itu berada. Namun tak ada lagi, pria itu sudah hilang.

"liat apa?. " tanya Rival.

"em, tadi aku liat ado cowok pakek baku serba hitam, bertopi dan masker juga di situ. " jawab Beby jujur, ia menunjuk jendela dimana pria itu berada tadi.

"perasaan semua tamu pake baju warna terang semua. " gumam Rival.

Beby mengangguk. "itu lah kenapa aneh. Dia liatin aku terus dari tadi. " ujar Beby.

Rival mengusap kedua pipi Beby. "jangan takut ya, ada aku. Nanti kita tanya Ganda sama Caterin siapa tau mereka kenal. " kata Rival meyakinkan Beby. Rival memeluk Beby dengan lembut takut anak mereka kenapa-napa.

"is,, udah lah kalo ada yang nanya suami siapa awas nyebut nama aku. " rengek Tasya sebal, Rival dan Beby melepaskan pelukannya saat Tasya duduk disamping Beby yang disusul oleh Dion.

(kalo kalian punya Suami cam Dion gimana ni? Pura-pura nggak kenal apa tendang aja ke planet pluto sekalian.)

"yaampun yang, suer lupa beneran. " ujar Dion masih membujuk Tasya.

"bukan lupa, itu mah disengaja Sya. " timpal Rival.

"nggak usah ember lu!. " sinis Dion.

"yeee padahal dah dari dulu. " cibir Rival.

"kapan gue kayak gitu!. "

"sma, lu nggak inget apa lebel harga sepatu nggak dicopot. "

"itukan dulu!. "

"haduh... Anjing sama guguk ya, berantem mulu. " kata Ganda yang baru saja bergabung dengan mereka, disampingnya ada Caterin dan juga Bayi El. Satria, Marisa dan anak mereka Marvello pun sudah ikut nibruk bersama mereka.

"temen lo ni Gan, suruh pulang. Kalo nggak kasih pisang biar diem. " ujar Dion menunjuk Rival sebal.

"kalah debat kalah aja, nggak usah ngomong yang macem-macem lo. " Rival mengusap kasar wajah Dion.

"IH! tangan lo bau Val!. " ucap Dion sembari mengusap-usap bibir dan hidungnya.

"tangan gue mah bau duit. " bela Rival.

After Merrid With My Sweet Heart (COMPLATE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang