Ternyata benar

895 69 27
                                    

Author maunya 2 kali up, cmn klo kyk gitu yg pertama di up mlh nggak ada yg coment atau vote kayak di part 'Bentakan'

Jangan lupa vote dan coment aja ya biar semangat authornya...

Happy Reading...

***

Beby mengerutkan dahinya saat pening menjalar dikepalanya. Ia berusaha untuk mencari pintu, namun tidak ada. Lampu remang-remang, bau besi yang berkarat dan tak ada cahaya matahari sama sekali. Saat Beby ingin menggerakan tangan atau kakinya tak bisa, semuanya diikat pada kursi yang ia duduki. Beby bersandar pada kursi, ia tak boleh lemah. Bagaimana nasip kandungannya.

"sudah bangun sayang?. " suara seorang pria dengan langkah kaki khas suara sepatu pantofel.

"bagaimana bisa kau ada disini?seharusnya di... . " ucap Beby dengan bibir bergetar.

"dipenjara? Haha.. Sayang, semuanya mudah jika kita punya uang. Kamu pikir dunia ini sudah jujur? Dari awal semua rekayasa. Dan uang? Uang adalah Rajanya. Semua mudah jika menggunakan uang sayang... " ujar pria itu dengan sombongnya.

"benar, ternyata itu benar kau. " gumam Beby saat melihat siapa pemilik suara itu.

"hahaha masih mengenalku? Maaf sayang aku terlalu lama menjemputmu. Kamu tau? Karena  harus mendapat kepercayaan orangtua ku lagi lah yang menjadi lama. " jelas pria tersebut, ia melangkah semakin mendekat Beby. Lalu ia mendekatkan wajahnya pada wajah Beby.

"tak berubah, masih cantik, manis, pemarah dan pembangkang. Aku suka. " sambungnya.

"APA MAUMU ARIAAA!!!. " pekik Beby, matanya menatap nyala pada pria yang ia panggi Aria tersebut.

"hahaha.. Dari dulu kamu tahu pasti sayang apa mau ku. Ya itu kamu. " Aria berkata tepat ditelinga Beby.

"kau tau itu semua percuma, meskipun kau mendapatkan aku tapi aku tak akan pernah mencintaimu. " ucap Beby.

Aria menatap datar Beby, ia berdiri tegap dihadapan Beby. Lalu tanpa kontrol ia tertawa terbahak-bahak. "hahaha..., KALAU KAMU TAHU SEHARUSNYA AKU YANG KAMU CINTAI SETELAH ALVIAN MATI!!. " pekik Aria kuat sampai menggema diruangan gelap itu. Beby menunduk, sekarang ia benar-benar takut.

'Rival... ' Batinya terus menyebut nama Rival.

"AKU BY AKU BY AKU!!, seharusnya kita sudah hidup bahagia kalau tak ada brengsek itu!. " Aria membanting kayu yang berada disamping kaki Beby ke jendela kaca disebelah kanan mereka, sehingga menimbulkan suara pecahan yang besar. Beling kecil dari kaca tersebut sedikit mengenai pipi Beby dan membuat darahnya mengalir dipipinya.

"ka-kakak, seharusnya tidak seperti ini. Kak Aria yang ku kenal tidak melukai wanita yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri. " lirih Beby dengan suara yang bergetar , wajahnya masih menunduk. Air matanya sudah mengalir tak terbendung lagi.

Aria berjongkok dihadapan Beby. "kamu benar, tapi kamu yang buat aku seperti ini By. "

Beby menatap tajam Aria saat pria gila itu kembali tertawa. Aria memfokuskan pandangannya pada perut buncit Beby. "ini anak si brengsek itu?. "

"jangan macam-macam!." ingat Beby.

"apakah harus kita rawat bersama? Atau... Aku singkirkan?. " tanya Aria dengan suara tenangnya.

"JANGAN SENTUH ANAK KU!!. " pekik Beby.

"wel... Aku suka kamu marah, lebih menggariahkan. Dan juga apa harus kita buat skenario?. " ujar Aria dengan senyum menyeramkan, ia menatap bom waktu yang berada dipilar samping mereka. Beby melihat apa yang Aria tatap, matanya membesar kala bom itu akan meledak dalam waktu 10 menit lagi.

After Merrid With My Sweet Heart (COMPLATE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang