14

686 87 7
                                    

"eum... Bul, gue punya kenalan nih! Mau gue kenalin gak? Anak sekolah sebelah sih... Tapi guanteng parahh!!"

*****

Zulfa sebagai teman yang paling mengerti mencoba menawari bulan seseorang  yang mungkin bisa membantunya untuk melupakan sosok eza hantu pengganggu menurutnya!

"hm... Boleh deh, kapan bisanya?" tanya bulan menyanggupi zulfa yang kini tersenyum puas meledek keyla pertanda 'tak mampu menenangkan bulan' justru malah membuat keyla semakin gencar mencebikkan bibir bawahnya.

"eh-eh kan lagi jamkos neeh! Kita jalan jalan di kisaran sekolah yok" ajak bulan dengan amat membinarkan matanya. Menghiraukan pertanyaannya berusan yang sudah pasti dikacangin!

Berjalan beriringan dengan langkah bulan agak satu langkah terdepan. Dapat di katakan bila bulan adalahyang memimpin. Tersenyum miris menyosori koridor-koridor sekolah yang tengah menyeruakkan nama 'angkasa'

'canti tapi berduri'  itulah slogan yang membuat nama bulan semakin di kenal. Banyak tatapan memuja pada sosok THE BUFALA. Untuk tersenyum atau menyapa! Hanya angan angan bahwa mereka harus berfikir keras bila melakukan itu.

Langkah-langkah itu terhenti ketika bulan melihat sosok angkasa disana, seseorang yang cukup terbilang cupu...
Malah ia yang selalu berlinang di benaknya. Ada rasa aneh tak karuan berada di hatinya ketika melihat wajah menjijikan milik angkasa.

Angkasa!

Zulfa dan keyla mengekor di balik arah pandang buln, pada siapa dan dimana! Memperhatikan dari jarak jauh kedua insan yang bertolak belakang, namun...
Bulan melanjutkan langkahnya dengan tatapan yang masih tertuju pada sosok angkasa, dan...

BOOM!!!

kertas-kertas bertaburan dengan anggunnya di hadapan THE BUFALA. Kertas-kertas hasil identitas dari ke enam calon serangkai ketos.

"aduh! Kalo jalan yang bener dikit dong!" kesal bulan pada seorang siswi pias di depannya, sepertinya bila di lihat lihat ia adalah adik kelasnya.

Siswi itu tertunduk memungut
"eh maaf kak maaf" ucap gadis itu sembari memungut kertas kertas identitas calon ketua osis di bawah sana.

Saat di rasa sudah selesai, gadis itu berjalan melewati THE BUFALA dengan sebuah kata 'permisi' sebelum melangkah pergi. Bulan menatap ke bagian bawah, melihat sepatunya yang sama sekali tak terlihat kotor sedikitpun.

Selembar kertas tertangkap tergeletak kelam di bawah kakinya.
Di ambilnya kertas itu,
"woi kertasnya nih, ketinggalan satu!" teriak bulan pada siswi yang telah di tabrak olehnya.

Terlihat jelas bahwa siswi tadi tengah berjalan anggun menuju pada THE BUFALA.

Sebelum itu, bulan mengamati kata demi kata di dalam identitas yang ada pada gengamannya 'kali kali gue baca!'
Kotor dikit sih! Tapi tak menghapus tulisan tinta hitam yang tercetak tebal dan jelas di sana.

NAMA  : ADITIA FAHREZA ANGKASA
KELAS : XI - IPA 1
TTG        : JAKARTA, 18 september 2002

'fahreza!'  terka bulan dengan meneteskan air matanya berbalik menatap angkasa yang sedang tersenyum bangga di sana. Memberikan kertas identitas milik angkasa  pada siswi yang tampak terlihat cengo di hadapan bulan sama seperti zulfa dan keyla untuk saat ini.

Zulfa tersadar dan langsung menghempas siswi di hadapannya
"apa lo liatain!" sahut zulfa dengan ngaungan seram miliknya.
Menyeramkan!

Siswi itu berlari ketakutan, berlari dan terus berlari menimbulkan gema tawa zulfa dan keyla yang tertawa puas hingga terpingkal. Ntahlah..., seperti 'wong edan!' 

Bulan berlari, melonggarkan jarak dari zulfa dan keyla. Sesampainya di wastafel, buru buru ia mencuci mukanya dengan air.

'aku mau pake make up tebel!'  -bulan

' buat apa!'  -angkasa

'buat cantik, supaya angkasa mainnya sama aku terus'  -bulan

'bulan... Kamu itu cantik banget, gak oerlu pake yang gituan'  -angkasa

Angkasa memercikkan air mineral pada wajah bulan.

'ih angkasa jail! Jangan nyemprotin air itu ke muka aku... Nanti akunya jelek!'  -bulan

'kamu cantik kok'  -angkasa

Bulan mengusap wajahnya dengan tisu yang tersedia. Bayangan masa lalunya terkenang rapat di ingatannya. Belum juga terlupakan hingga saat ini.
Bulan mengingat nama 'angkasa' 
Di bayangan masa lalunya barusan.
Sangat ingat dimana bulan saat itu memanggil eza dengan nama angkasa.
Bulan belum siap menceritakan ini pada zulfa dan keyla. Bulan belum siap untuk memberikan beban hidupnya pada kedua sahabatnya itu.

Ntahlah...
Bulan sangat membutuhkan bantuan, tapi bulan tak ingin merepotkan! Hanya menginginkan di semangati.
Hanya itu! Tidak lebih! Setelah di rasa aman... Tak ada bercak menangis ataupun tanda tanda sudah menangis, bulan memilih menemui zulfa dan keyla yang pasti sudah standbay di depan untuk menunggunya


..........
See you next part😍🖤

Haiiiii
Shepia maharani kembali menabur cerita lanjutan kemarin ya!

Kalian belum jawab pertanyaan shepia nih. Ok bakal shepia ulang.

Di cerita "the cupu boy" ini...
Endingnya mau gimana?
1. Sad ending (terakhirnya sedih)
2. Happy ending (terakhirnya bahagia)

Yoooo
Pilihan terbanyak yaaa
Boleh komen. Voting, dan ikuti...

The Cupu Boy (PEMBARUAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang