Abyan langsung membawa Shafina kerumah sakit untuk mendapatkan perawatan, karena terjadi pendarahan beberapa menit setelah terjatuh, Shafina terlihat khawatir akan kondisi bayi dalam kandungannya....
"Mas aku takut terjadi sesuatu....hiks hiks hiks" Shafina tidak bisa menyembunyikan kesedihan dan rasa sakitnya. Saat ini ia sudah dalam ruangan IGD rumah sakit tempat ia sebelumnya dirawat
"Sayang, tenangkan dirimu jangan berpikir negatif, berdoalah semua akan baik-baik saja" Shafina mengangguk, memejamkan mata, dan berdoa agar semua baik-baik saja. Abyan mengecup kening, dan menggenggam tangan Shafina.
Abyan menelepon orang tua mereka untuk memberitahukan keadaan Shafina, orangtuanya pun langsung bergegas kerumah sakit tempat Shafina dirawat. Saat ini Shafina sedang dalam penanganan dokter didalam ruangan.
"Maaf mas Abyan, si mbok tidak bisa menjaga mbak Shafina, si mbok lengah" mbok asih merasa bersalah
"Sudah terjadi mbok, tidak usah merasa bersalah karena yang paling bersalah adalah saya mbok karena tidak bisa menjaga Shafina saat Tania mendorongnya, kita berdoa saja semoga semua akan baik-baik saja"
Ayah, ibu, mamah Shinta dan papah Yusuf pun tiba dirumah sakit. Setelah bertemu, Abyan langsung memeluk sang ayah, saat ini ia benar-benar merasa takut terjadi sesuatu terhadap anak dan istrinya karena sebuah kesalahan dimasa lalu antara dirinya dan Tania.
"Tenangkan dirimu nak" ayah Yusuf menepuk pundak Abyan
"Maafkan Abyan tidak bisa menjaga Shafina dengan baik pah"
"Tidak nak bukan sepenuhnya salah mu, berdoalah agar semua baik-baik saja" ucap papah Yusuf
"Ayah akan melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian, karena Tania sudah mencelakakan menantu dan cucu ayah yang ada didalam kandungannya, kamu serahkan semua pada ayah untuk persoalan hukum"
Sementara mamah Shinta dan Bu Rani terlihat sangat khawatir sekaligus sedih dengan kejadian ini, mereka saling menggenggam tangan memberikan kekuatan satu sama lain dan tidak henti berdoa untuk Shafina dan kandungannya.
Dokter Nayla pun keluar dengan wajah lelahnya, ia akan memberikan penjelasan terkait tindakan yang akan dilakukan terhadap Shafina
"Sepertinya kita harus segera mengeluarkan bayi yang ada dalam kandungan Shafina agar tertolong, terjadi pendarahan serta kontraksi sehingga ada pembukaan jalan lahir meski hanya pembukaan satu" penjelasan dokter Nayla, Abyan hanya terduduk lemas mendengar hal itu
"Tapi usia kandungannya belum memasuki usia sembilan bulan Nay" sahut mamah Shinta
"Kita tidak bisa berbuat apa-apa Tante selain mengeluarkan bayi dalam kandungan agar bisa bertahan hidup, bukan hanya karena terjatuh yang memperburuk kandungannya namun Shafina juga saat ini mengalami pre-eklampsia jika dibiarkan akan membahayakan mereka bukan hanya bayi dalam kandungan namun ibu yang mengandung bisa kehilangan nyawanya" mamah Shinta menangis histeris mendengarnya karena ia berada diposisi Shafina saat ini ketika ia mengandung Shafina, kelahiran prematur yang membuat Shafina memiliki penyakit epilepsi, papah Yusuf menenangkan mamah Shinta dengan memeluknya.
"Lakukan yang terbaik dokter untuk menantu saya" ucap Bu Rani
"Pak Abyan, bagaimana keputusan anda?"
"Saya percayakan semuanya pada dokter, lakukan yang terbaik" jawab Abyan
"Sebelum melakukan tindakan SC pada Shafina saya akan melakukan tindakan suntik pematangan paru selama empat kali, semoga dengan begitu kesempatan bayi bisa bertahan hidup lebih besar setelah dikeluarkan dari rahim yang seharusnya masih ia tempati, kita berdoa semoga semua akan baik-baik saja, untuk saat ini biarkan Shafina beristirahat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Shafina 💕 (Completed)
General FictionKetika pernikahan harus dibatalkan karena penyakit yang ia derita, apa yang bisa wanita itu lakukan? Sanggupkah ia ? Adakah seorang pria yang menerima ia apa adanya serta memperjuangkan nya. Siapakah yang akan jadi jodohnya? Ikuti kisahnya