12 | before i lose my mind

474 67 17
                                    

etham - before i lose my mind

"halo? ini siapa?

rintik hujan yang menabrak kaca jendela mobil sama sekali tidak membungkam suara yang selalu dirindukan hyunjin. 

"seungmin, ini aku,"

dan begitu saja sambungan telepon diputuskan. 

tangan yang menggenggam ponsel dibiarkan menggontai putus asa di samping tubuh yang terduduk lemas di jok. 

hyunjin segera mengambil ponsel yang satu lagi, mencoba menghubungi sang mantan kekasih. 

"let's talk," kata hyunjin begitu nada sambung berganti menjadi suara kelewat candu. 

"nggak ada lagi yang perlu dibicarain, jin. kita udah selesai."

dan tangan kanan hyunjin yang mencengkeram setir, buku jarinya memutih.

"i still love you," gumam bibir hyunjin. 

"aku mau tidur." adalah jawaban dingin yang diucap seungmin. 

"kita biasa telepon jam segini tiap malam dan kamu nggak pernah mau kalau aku suruh tidur." hyunjin mengeluarkan kekehan canggung. 

"god, hyunjin, itu satu tahun yang lalu. everything has changed now," kalimat yang sudah ribuan kali didengar hyunjin, tapi bisa semenyengat itu tanpa hyunjin diijinkan untuk terbiasa.

"iya, but my feelings haven't."

"i don't have time for this, aku matiin teleponnya."

"no, seungmin. jangan. oke. oke, kita nggak perlu ngobrol, tapi dengerin aku."

"felix, tunangan aku, bakal marah kalau tau aku masih berhubungan sama kamu, hyunjin." dan kata tunangan dan nama felix seharusnya tidak pernah menjadi sejahat ini di telinga hyunjin. 

rasa sesalnya berkumpul, menyumbat suara yang diingin dilontar, memupuk kata yang tadinya ingin diungkap. 

hyunjin diam. begitu juga seungmin. 

tapi kalau tidak sekarang, entah kapan hyunjin bisa mengungkapkan segala rasa sesalnya. 

"aku tau," 

"aku tau aku salah, seungmin. aku tau aku bodoh. aku taku aku nggak tau diri. aku tau semuanya, aku tau."

sesuai apa yang dibilang hyunjin, seungmin tidak merespon. dia hanya diam dan mungkin mendengarkan. 

"ini udah tiga tahun dan i tried to move on. i fucking did. aku sibuk, aku jalan-jalan, aku kemana-mana, aku ngapa-ngapain. but still, tetep aja, tiap aku buka mata, aku ingin lihat kamu di ambang pintu. aku ingin dengerin omelan kamu tentang aku yang kebo. aku ingin ada kamu di setiap kegiatanku, seungmin."

dan bahkan tidak ada hembusan napas seungmin yang dapat ditangkap telinga hyunjin. 

"kemarin aku ketemu temen-temen kamu dan ingatan tentang mereka yang nasehatin aku buat nggak kasar ke kamu, buat nurut dan hargain kamu, tiba-tiba muncul. actually, cuma itu yang bisa aku inget dari mereka. aku menyesal, dulu nggak dengerin kamu dan bahkan mereka. aku menyesal nggak menghargai kamu, dan aku menyesal nggak bisa lagi dapetin kamu."

hyunjin menumpahkan, entah apa yang dipikirkannya. dia berada di bawah pengaruh alkohol, walau masih sedikit. melakukan ini hampir setiap hari, sejak tiga tahun lalu, ketika kim seungmin berkata bahwa tak lagi merasakan rumah di hubungan mereka. hyunjin yang dikenal seungmin saat pertama kali jumpa bukan lagi hyunjin yang ada di tiga tahun lalu. dan hyunjin berani bersumpah, bahwa tiga tahun lalu adalah satu waktu yang paling tidak ingin dia hadapi seumur hidupnya.

"sudah?" tidak ada suara sampai seungmin melontarkan satu kata itu. 

"aku tutup."

suara teriakan hyunjin dan benturan ke setir mobil, terlalu keras untuk ditutup malam. 

hyunjin, besoknya, akan mengulangi lagi malam ini, entah sampai berapa tahun kemudian. 

dan seungmin, yang selalu bersikap dingin, tidak lelah pula mengulang reka adegan paling menyakitkan yang pernah dia rasakan.

***

hyunjin berlutut di makam itu, mengusap keramik yang menjadi rumah baru mantan kekasihnya, baru dipasang minggu lalu. 

"i do fucking know, itu cuma rekaman. rekaman yang aku buat sendiri. yang iseng banget aku rekam percakapan kita tiga tahun lalu, cuma karena aku takut kamu bakal blokir aku dan suara kamu nggak bakal aku bisa denger lagi. yang belakangan ini lebih sering aku denger daripada sebelumnya."

"dan ini semua salahku," 

"buat kamu nggak ada lagi di dunia ini."

"if only, kalau aja waktu itu aku nggak mabuk, dan nggak telepon kamu, dan nggak maksa kamu datang ke tempatku, dan dan yang lainnya. mungkin kamu masih ada di sini. mungkin yang bisa aku dengar bukan rekaman, tapi beneran suaramu."

"jin, udahlah. mau sampai kapan kamu ngulang-ngulang terus permintaan maaf yang bahkan seungmin nggak bisa denger? cukup. aku muak liat kamu kayak gini. move on."

suara jisung dari belakang punggung, masuk dari telinga kiri dan keluar melalui telinga kanan hyunjin. lewat begitu saja. 

karena hyunjin sudah mengusahakan segalanya, tapi selalu menganggap dirinya penyebab kematian seungmin. karena di dalam frasa yang selalu dikata hyunjin, terselip doa-doa yang tak mungkin terkabul. perihal seungmin yang kembali ke sisi, maupun hyunjin yang menukar posisi. 

"i miss you so much, seungmin."

RAIN OF CRYING HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang