Setelah bersikeras untuk menggantikan Lan JingYi membawa keranjang yang berisi kue bulat goreng, si kecil Lan akhirnya menyerah juga.
Mereka berdua saling terdiam satu sama lain, tidak saling berbicara dan membuat suasana menjadi sangat canggung. Padahal dahulu ketika mereka masih menjadi sahabat, hal ini tidak pernah terjadi.
Lan ShiZui memperhatikan sosok Lan JingYi yang dengan tenang berjalan disebelahnya. "A-Yi, apa kau mau mampir di rumah makan dekat sini? Ini pertama kalinya aku mampir ke kota Shu, jadi aku ingin mencoba makanan khas sini."
Lan JingYi mengigiti bibirnya, nampak berpikir. Bukannya tidak ingin menemani ShiZui, hanya saja saat ini uang yang berada dikantongnya tidak cukup banyak, apalagi sepertinya Lan JingYi harus terpaksa menjual kue daganganya dengan setengah harga nanti sore karena sudah tidak akan hangat dan gurih.
Lan ShiZui, "Maaf ShiZui. Kalau mau kita bisa berbicara dirumahku saja. Apa kamu mau?"
Mata Lan ShiZui berbinar. Dirinya akui ada perasaan senang sekaligus penasaran dengan tempat tinggal Lan JingYi saat ini. "Baiklah. Aku tidak masalah kok."
-----
Lan ShiZui mengedarkan pandangannya, melihat-lihat bagian dalam rumah Lan JingYi. Rumahnya memang tidak terlalu besar, tetapi cukup nyaman meskipun hanya memiliki dua ruangan. Satu ruangan depan dan satu lagi sepertinya ruangan dapur.
Ruang depan Lan JingYi cukup kecil sehingga tidak terlalu banyak perabotan. Hanya terdapat sebuah lemari besar, meja kecil yang berada ditengah ruangan dan juga tempat tidur ditepi dinding.
Karena Lan JingYi tidak memiliki kursi, dirinya meminta Lan ShiZui untuk duduk diatas tempat tidur karena takut jubah putihnya kotor apabila duduk dilantai.
Lan ShiZui menyamankan posisi duduknya sembari menunggu Lan JingYi yang sedang mempersiapkan teh. Ruangan tersebut penuh dengan aroma vanilla dan jeruk, memabukan indera penciuman Lan ShiZui.
Dengan secangkir teh hangat ditangannya, Lan JingYi memberikan gelas teh itu lalu ikut mendudukan dirinya diatas kasur, disebelah Lan ShiZui.
Lan JingYi, "Baiklah. Apa yang ingin dibicarakan?"
Menyesap sedikit tehnya, Lan ShiZui lalu berkata, "A-Yi... Dirimu, kenapa pergi meninggalkan Yun Shen Bu Zhi Chu begitu saja?"
Lan JingYi terdiam, tidak ingin berkata sepatah katapun untuk menjawab pertanyaan pria yang duduk disebelahnya.
Lan ShiZui hanya bisa mendesah pelan dan kembali berkata "Setidaknya bisa jelaskan mengenai anak ini? Aku sudah mendengar semuanya dan bagaimana bisa dirimu menutupi ini semua dariku?"
Lan JingYi membelalakan matanya kaget. Dengan wajah yang berang Lan JingYi mengacungkan jari telunjuknya ke dada Lan ShiZui, "Lalu apa bila dirimu sudah tau hah? Sekarang jawab pertanyaanku, apabila aku memberitahu mu tentang anak ini apa kau akan bersedia membatalkan upacara penyatuan dengan JinLing demi aku dan anak ini?!"
Lan ShiZui hanya bisa meringis didalam hati. Meskipun memang benar ritual penyatuan antara dirinya dan JinLing dibatalkan, tetap saja Lan ShiZui tidak bisa berbohong kalau JinLing memang mempunyai tempat khusus dihatinya, tempat yang berbeda untuk sang sahabat dan anak mereka.
Lan JingYi, "Lihat... Dirimu hanya bisa diam, kan?" Lan JingYi tertawa dengan suara pelan, nadanya terdengar mengejek "Lan ShiZui, jika dirimu hanya ingin bertanggung jawab untuk anak ini maka lebih baik keluar saat ini juga. Yang anak ini butuhkan adalah kasih sayang orang tua, bukan sekedar rasa tanggung jawab dari alpha bodoh yang tidak bisa menahan hormonnya ketika mabuk."
Sakit, perkataan Lan JingYi barusan benar-benar menyakiti hati Lan ShiZui, bagaikan tersambar petir rasanya.
Lan ShiZui, "A-Yi aku mohon maaf. Aku tidak bermaksud seperti itu. Hanya saja untuk saat ini aku memang belum bisa menghilangkan perasaanku terhadap JinLing, tapi... Aku hanya ingin yang terbaik untuk anakmu dan juga dirimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Love Me Too (Omega Lan JingYi)
FanfictionLan JingYi, omega muda yang terjebak dengan cinta bertepuk sebelah tangan miliknya.