Selepas sholat Isya malam itu, Aya dan anak-anak keluar mencari minuman hangat dan kudapan lokal untuk dinikmati di kamar sambil bermain kartu bersama. Aku sedikit malas pergi bersama mereka, karena sudah seharian tadi berada di udara luar yang tak juga terasa menghangat setelah beberapa waktu berada di dalam ruangan ini.
Aku mengantar mereka sampai ke pintu depan dan menunggu di sana hingga mereka menghilang di balik bilik lift.
Pintu kututup perlahan lalu berjalan kembali menuju living room. Ketika melewati pintu kamar anak-anak kulihat ada sosok putih yang berdiri dengan kepala setengah menunduk seakan sedang memperhatikan seluruh isi koper Aro dan Zio yang saat itu sedang terbuka.
Sengaja kuhentikan langkahku untuk memperhatikan wujud mahluk astral itu dengan lebih seksama.
Tingginya sekitar 170 centimeter, berambut putih memanjang melampaui bahu ringkihnya, pakaian longgarnya berwarna putih layaknya pakaian tidur wanita kulit putih dari abad silam. Dari postur tubuhnya dapat kupastikan mahluk ini pasti wanita setengah baya. Tak ada aroma yang tercium dari tubuhnya yang hanya berjarak sekitar satu setengah meter dari tempatku berdiri.
Perlahan dia memalingkan wajahnya ke arahku. Wajahnya normal, tak ada tanda-tanda deformasi atau jejak dramatis lainnya. Warna kulit mukanya saja yang membedakan dengan kulit wajah manusia normal. Putih solid tak bercahaya, seperti dinding bangunan tak bernyawa!
"Energiku tak mampu menandingimu ... tapi aku akan membawa teman priaku ... kalian segera pergi dari sini!" ujar mahluk itu mengirim pernyataan dengan terbata-bata sebelum menghilang perlahan dari hadapanku.
"Selama kami tinggal ... kalian yang pergi dari sini!" bentakku sesaat sebelum ia menghilang.
"Kapan kalian pergi?" suara mahluk itu bertanya tanpa wujud.
"Esok lusa sesudah breakfast, ada masalah?" ujarku.
Sepi tak ada respon. Kutinggalkan pintu kamar itu dan melangkah kembali ke living room untuk memeriksa beberapa pesan yang masuk dari Jakarta.
Sekitar satu jam kemudian Aya dan anak-anak sudah kembali ke kamar. Malam itu kami main kartu dan sengaja tidur terlambat karena target wisata kami besok tak sebanyak hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHITE LADY
ParanormalSebuah kisah nyata. Rayya, Aya, Aro, dan Zio singgah sejenak ke Melbourne sebelum bertolak ke Sydney. Mereka menginap di Oaks Melbourne on William Suites, tempat dimana Rayya berjumpa dengan sosok wanita putih penghuni Unit 13 di lantai 30 penginapa...