Trotoar

2.7K 220 23
                                    

Kesalahan dalam tanda baca, pemilihan kata, dan typo adalah hal yang lumrah dalam cerita ini!🙏
Mohon koreksi, kritik, dan sarannya!😉

Happy Reading!😘

👑

"Lah Lo aja gak ada manis-manisnya jadi cewek," gumam Elle dalam hati. Tunggu! Manis-manis? Jangan-jangan? Elle menatap Cellin, apa gadis ini yang...?

Elle menatap Cellin yang tengah memasang wajah lesu karena cintanya yang begitu menyedihkan baginya. "Ini cewek ngode gue?" pikir Elle dengan kekehan penuh percaya diri. "Kalau iya... tapi bukannya dia ngeselin banget ya sama gue? Ya kalik suka tapi doi jatuh datar aja?" pikirnya lagi dengan kepala menggeleng keras.

"Eh! Tapi bisa jadi buat cari perhatian kan? Duh dasar cewek," monolognya dalam hati lalu tertawa tanpa sadar. Cellin menatap Elle dengan tanda tanya besar, kiranya ada apa dengan pemuda di sampingnya?

Mata Cellin membulat kala pikirnya mengatakan Elle menertawakan kisah cintanya. "Plak!" Cellin menggeplak jidat Elle dengan tenaga yang tak main-main. "Dug!" Korbannya itu bahkan sampai terjungkal kebelakang mengenai pohon yang diam tak bersalah.

"S...h!" desisnya mengusap kepala belakang dan jidatnya dengan dua tangannya yang berbeda. Rasanya sangat sakit, beruntung ia tak punya riwayat masalah dengan kepalanya. "Sakit," lirihnya pelan. Ingin sekali Elle menangis, bukan hanya rasa sakit tetapi juga atas hal yang menimpanya hari ini.

Cellin menatap Elle penuh... khawatir? Bagaimana tidak? Mata Elle ketara sekali akan menangis, tangan yang senantiasa mengusap area sakitnya, dan bibir pucat dengan ringisan kecil. Jelas gadis tujuh belas tahun itu merasa bersalah sekaligus kasihan. "Gue bunuh anak orang?" tanyanya takut-takut pada dirinya sendiri.

"E-Elo gak mati kan?" ungkap Cellin menepuk pundak Elle ragu saat pemuda itu memejamkan matanya. Tak ada respon jelas dari Elle, Cellin menggoyang brutal pundak Elle yang lemas dengan dengan bibir dalam digigitnya. "Woy! Lo gak mati kan? Astaga! Gimana ini? Woy! Bocil please jangan mati!" pekiknya heboh mengedarkan pandangannya takut-takut ada yang lihat, ia ingin lari.

Saat dirinya bangkit dan bersiap untuk lari, terasa sesuatu dingin mencekal lengannya. "Aaa...!" teriaknya saat memutar tubuhnya dan mendapati Elle menatapnya tajam. "Jangan-jangan! Mati aja Lo sana! Jangan ngajak gue!" pekiknya dengan tangan kanan yang tidak dicekal itu mengibas-ngibas brutal.

"Plak!" Satu geplakan cantik didapatkan Cellin di kepala belakangnya. Ia tersungut-sungut saat merasakan sensasi berdenyut di kepala malangnya. "Sakit elah! Jadi cowok kasar amat sama cewek!" ketus Cellin menunjuk-nunjuk Elle. Elle hanya menatap datar Cellin. "Sakit?" tanyanya diangguki Cellin dengan bibir yang sudah mengerucut, lucu? Oh big no! Untuk ukuran Elle, Cellin ini sangat-sangat bukan gadis idaman. Jangan harap Elle jatuh cinta pada gadis bar-bar itu!

"Kenapa Lo lakuin ke gue anjir!" pekik Elle menoyor kening Cellin dengan jari telunjuknya.

"Gak usah main tangan ogeb!" pekik Cellin tak mau kalah memukul lengan Elle kasar. Cellin kembali duduk di tempat semula bersama Elle. Keduanya diam beberapa saat tanpa ada yang mau beranjak, padahal malam sudah datang. "Lo beneran diusir ya?" gumam Cellin tanpa menatap Elle yang sebenarnya lawan tujuan pertanyaannya. Elle mengerutkan dahinya lalu menggeleng tak habis pikir pada gadis disebelahnya.

"Gue minggat, lagi males di rumah," balas Elle yang juga bergumam dengan tatapan ke arah sepatunya.

"Gue juga udah nyaman di sini, malas pulang." Elle menatap Cellin datar, otaknya yang sedang lelah itu malas berpikir tetapi tetap memikirkan ucapan Cellin. "Karena gue?" tanyanya. Elle juga menatap Elle lalu tertawa pongah. "Dibilang gue gak suka bocah." balasnya datar.

PRINCE Davian 👑 (CERITA NGEGANTUNG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang