Yeri menginjak pedal gasnya kuat sehingga kecepatan mobilnya membuat orang orang di sekitar membunyikan klaksonnya
Hatinya sangat berantakan saat ini, ditambah oleh pria tadi yang tak lain adalah ayahnya sendiri
namun tak dapat dipungkiri trauma yang didapatkannya karena ayahnya lah yang membuatnya bersikap kasar seperti tadi
Dia sudah tidak peduli lagi bagaimana orang orang disana memandangnya dan rumor rumor apalagi yang akan timbul besok
Lama waktu yang biasanya 30 menit dia habiskan menuju tempat ini, sekarang hanya 15 menit dikarenakan dirinya yang menyetir ugal ugalan
Pintu gerbang tinggi otomatis itu terbuka setelah wanita itu menekan password dan mobilnya melaju ke perkarangan luas tempat itu
Yeri menarik nafasnya berat setelah memparkir kendaraannya.
Tempat ini entah kenapa menjadi sangat asing baginya, padahal dirinya lah yang mendesain arsitektur tempat ini beberapa tahun lalu
Kakinya melangkah dengan heels hitam yang biasa dia kenakan sehingga menimbulkan bunyi dari setiap langkahnya
Tangannya segera memencet bel
Hingga sesaat kemudian pintu rumah itu terbuka, memunculkan wanita yang tengah hamil tentu saja dia tau wanita ini siapa
Sebelum wanita itu bertanya yeri yang sepertinya sudah mengerahui pertanyaannya langsung menjawab
"aku yeri, maaf ganggu. Bisa tolong panggilkan soobin" ucapnya terus terang
Sementara minjoo, dirinya agak sedikit terkejut diakibatkan kekasih dari suaminya ini tiba tiba datang kerumah yang mereka tempati ini
"Soobin lagi di perusahaan, masuk aja dulu. Ntar ditelpon biar kesini" ucap minjoo kepada wanita itu
Timbul perasaan yang tidak bisa minjoo definisikan dari dalam hatinya
Sekarang mereka berdua sampai di ruang tamu, minjoo baru saja dari dapur meletakkan minuman di meja yang menghadap ke yeri
"Ngga usah repot repot" ujar yeri
"Ngga, ngga papa kok. Diminum" ucap minjoo tersenyum ramah
Untuk menghargai minjoo yeri mengambil gelas didepannya dan meminum hidangan yang sudah disediakan minjoo
Setelah itu, suasana menjadi canggung. Mungkin tidak akan canggung jika mereka bukan pacar dan istri dari satu orang pria yang sedang mereka tunggu
"Aku udah kabarin staff soobin, katanya dia otw kesini" ucap minjoo memecahkan keheningan di antara mereka
Yeri menoleh ke wanita di sampingnya "minjoo" ucapnya, sementara yang dipanggil menyahut "iya"
"Maaf ya, aku udah banyak menyusahkan wanita sebaik kamu" kata kata itu keluar dari mulut yeri begitu tulus
Sedangkan minjoo menatap yeri penuh tanya "Mungkin kalau waktu itu soobin aku suruh pergi, kamu sama soobin bakalan hidup bahagia seiring berjalannya waktu" yeri sudah tidak bisa lagi menahan air matanya
Minjoo bingung harus bereaksi seperti apa
"Aku takut soobin menderita, aku khawatir. bodohnya aku ngga mikir ada perempuan yang seharusnya menjadi tanggung jawab dia" suara yeri semakin terisak
"Namun sekarang, aku udah lumayan lega. Karena tau soobin bersama perempuan yang tepat"
Yeri otomatis memeluk minjoo "minjoo, jaga soobin ya buat aku. Aku ngga tau lagi sesayang apa aku sama dia tapi takdir udah jelas kalo aku bukan buat dia" minjoo tanpa sadar ikut meneteskan air matanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere | Choi Soobin
Fanfiction"Kayanya mending gue mati, daripada nikah sama cowok biadab kaya lu" - Minju "Gue ngga tertarik sama lu" - Soobin -cover by @fluermoon