Tiga.

225 27 6
                                    

Naruto : Masashi Kishimoto
Kuroko no Basuke : Fujimaki Tadotoshi

Saya hanya meminjam karakter Masashi-sensei dan Fujimaki-sensei saja. Story by me and don't copy.

Warnings : Typo(s), OOC, DLDR, etc.

Jika terdapat kesalahan dalam fiksi ini, mohon bantuannya minta dikoreksi.

Seijuurou baru saja masuk. Dari kedua netranya dapat ia lihat jika Sakura sedang mondar-mandir di dapur mereka. Tak biasanya Sakura pulang cepat tanpa menunggu dirinya. Dan sekarang, ia tahu jawabannya. Sakura sedang memasak. Namun, kernyitan belum luput dari wajah Seijuurou.

"Aku pulang." berucap tepat di belakang telinga Sakura.

"Ka-kau mengagetkan aku." ucap terbata dengan mata melotot Sakura suguhkan.

Alis Seijuurou naik sebelah. Ia tak suka jika ucapan pulangnya tak disambut.

"Kau tak mendengar dan menjawab salam rumahku."

"Maksudku selamat datang ... dan jangan tiba-tiba seperti tadi."

"Aku sudah bilang berulang kali. Dan kau terlalu fokus dengan apa yang kau kerjakan Sakura."

"Baiklah maaf. Segeralah segarkan tubuhmu, setelahnya kita makan malam bersama."

"Baiklah."

Sebelum melangkah ke kamar, Seijuurou menyempatkan mengecup sudut bibir kekasih merah mudanya itu. Dibalas senyum manis Sakura.

***

"Porsi makanmu jadi lebih sedikit. Kau sakit?"

Pertanyaan Seijuurou membuat Sakura menjeda film Trio Gryffindor yang ditontonnya. Ada sikap yang patut ia kagumi sekaligus menyebalkan pada kekasihnya itu. Salah satunya ini. Selalu menyadari hal kecil dan mendetail yang bahkan Sakura tak pernah menyadarinya.

"Aku biasa makan seperti itu Sei-kun. Kau jangan bergurau."

"Kau tidak sedang diet lagi kan?" mata merahnya menyipit mengintimidasi.

"Ahaha ... ya kau benar aku sedang diet. Kau tak lihat lipatanku yang semakin banyak."

"Sebaliknya, tulangmu semakin terlihat."

"Apa?"

"Katakanlah. Ini waktu yang kurasa tepat untuk membicarakannya."

Mengelak dan mengulur waktu untuk menyembunyikan suatu masalah bukanlah keahlian Sakura. Ia selalu kalah. Entah di hadapan sang kekasih, hingga kakak kembarnya. Harus disyukuri atau tidak merupakan kehendak Sakura.

"Ino bilang aku sudah seperti babi. Dan aku tak akan menjadi lebih menarik lagi untukmu."

Hanya kata itu yang keluar dari mulut Sakura. Seijuurou hanya menghela napas lelah. Sifat keras kepala Sakura hampir sama seperti batu yang hanya bisa hancur dengan jatuhan air setelah menetes bertahun-tahun.

"Dengar Sakura. Kau bisa menghindar dari Momoi. Tapi aku tak akan lelah terus menanyakannya."

" .... "

Diam adalah respon terbaiknya untuk saat ini. 'Begitulah harusnya.' pikir Sakura.

"Dan aku tak suka jika kekasihku terlalu kurus karena hal yang tidak seharusnya. Bagiku kau akan selalu tetap seperti saat pertama kita bertemu."

Tak ada respon berarti dari Sakura. Ia tahu di mana saat Seijuurou sedang merayu dan serius seperti saat ini. Tak ingin membahas hal yang lalu serta menegangkan bagi Sakura, ia cenderung mengalihkan bahan obrolan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OulouvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang